header cah kesesi ayu tea

Aku dan Pandemi

 Halo, namaku Noorma, hmm... apa kabar kalian semua?  udah lama juga nih aku ga bikin podcast, dengan ini, ijinkan aku mengutarakan isi hatiku. Isi hati seorang aku di dalam kondisi carut marut yang entah kapan akan surut. 

Pandemi ini bukan lawakan, ya. Ini serius dan menjadi masalah yang harus diseleseaikan bersama-sama. Masalah para petinggi dan masalah masyarakat bawah juga. 



Kalau dihitung-hitung, kurang lebih sudah 16 bulan pandemi di Indonesia. Sampai istilah untuk pembatasan berganti-ganti, dari mulai PSBB sampai istilah terbaru PPKM level 4. Semua bertujuan sama, untuk menekan angka kasus baru covid 19.

Banyak yang menolak, tapi banyak juga yang setuju. Aku ada di tengah-tengah saja. Yang mau nggak mau harus mau dengan aturan yang sudah diketok palu itu. Berbeda -dengan teman aku yang punya usaha kedai kopi, di mana masa-masa pembatasan seperti ini menjadi cekikan, penghasilan yang menurun, karena pembatasan wilayah dan jam malam. Sedangkan kedai bukanya sore sampai malam... ada 46 karyawan yang nasibnya dari rame-tidaknya kedai kopi. Aahh... rumit..

Hmm... Banyak berita berisikan tentang Membangkitkan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemic Covid-19 saat ini menjadi konsentrasi penuh pemerintah sekarang. Pemerintah berupaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan penguatan daya beli masyarakat melalui penguatan perlindungan sosial dan dukungan terhadap sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Oh,. Bicara UMKM, jadi inget temanku, yang minta diajarin internet marketing karena dia merasa stag kalo jualannya door to door, dia pengen bisa menjangkau dunia dengan genggaman tangannya. Aku yang punya ilmu sedikiiitt ini dengan senang hati mengajarinya. Aku nggak mau dirajam dalam kubangan api neraka karena tak mau mengajarinya, seperti salah satu hadist.. man suila an ilmin fakatamahu uljima yaumal qiamati bilijamin, min naarin. Ilmu yang sedikit itu semoga bisa bermanfaat, ya.. Hehehe..

Oiya, saat aku bikin podcast ini, aku sedang isolasi mandiri. Hari ini, 27 Juli 2021, adalah hari ke 9 aku sakit. Tapi, kata adek iparku yang satgas covid, isolasi mandiri aku baru dihitung 3 hari karena aku baru swab 3 hari lalu. Hmm.. capek dehh... 

Keadaanku masih labil, masih sering sakit nyeri-nyeri sendi dan sakit kepala. Untungnya komorbit tak berulah ya.. hmmm tuh kan.. emang orang Indonesia itu gitu.. sakit saja masih bilang untungnya.. hehhe.. temen-temen pasti pernah denger juga dong, ada orang kecelakaan dan terluka parah, eh,, dia bilang... untungggg aku nggak mati... yahh begitulah emang sebaiknya kita bersyukur. 

Aku juga merasa beruntung.. untung kena covidnya sekarang, bukan tahun lalu. Kenapa? Karena kalo kenanya dulu, mungkin aku bingung dan ngga ngerti harus bagaimana. Jadi... lagi-lagi untung saja kenanya sekarang karena aku bisa banyak dapat informasi dari temen-temen penyitas yang lebih dulu lulus ujian. Hehhee..

Udah 5 hari ini aku anosmia. Etapi, tadi pagi,.. aku udah mulai bisa mencium loh, tapi aneh.. hanya bisa mencium  bau wangi dan aroma khas minyak-minyakan. Tapi ngga bisa membau sesuatu yang berbau busuk. Ini semacam anugerah gitu nggak sih? Hehehe..

Kata temenku yang 3 minggu sudah sembuh dari covid, dia bilang gini.. Kovid ini ngeselin, banyak yang diserang. Baik individu maupun negara persatuan. Jangan sampai karena covid ini kita bisa jadi terpecah belah, justru bagaimana kita bersatu melawan covid ini dengan penuh semangat

Covid 19 saat ini adalah commond enemy, tidak seharusnya masyarakat Indonesia terbelah dalam mensikapinya. Saat ini Indonesia butuh kebersamaan bukan pertengkaran, indonesia butuh kesatuan bukan perpecahan. Pemerintah tidak akan bisa menangani pandemi ini tanpa bantuan dari masyarakat. Oleh sebab itulah mari kita bersama-sama melawan Covid 19 dengan cara mematuhi aturan yang telah dibuat oleh pemerintah dalam rangka mencegah penularan virus corona.

Tidak lama lagi bangsa ini akan memperingati hari ulang tahun kemerdekaan yang ke 76, moment tersebut hendaknya dijadikan sarana dalam mempererat tali persatuan dan kesatuan bangsa. Di tengah pandemi Covid yang belum tahu kapan berakhirnya ini, semangat juang kemerdekaan hendaknya senantiasa dikobarkan oleh segenap rakyat Indonesia untuk melawan virus yang sudah merenggut ribuan nyawa rakyat Indonesia. Hanya dengan persatuan dan kebersamaan lah bangsa ini akan mampu menghadapi segela bentuk penjajahan di bumi pertiwi dan saat ini pandemi adalah penjajah kita. 

Jangan sampai kita terpecah belah dalam menghadapi pandemi ini, karena jika kita tidak bersatu kita tidak akan bisa menang melawan covid 19. Jika kita bisa merdeka dari penjajahan selama kurang lebih 76 tahun, maka bangsa ini juga harus bisa merdeka dari pandemi covid 19. Jika kita merdeka dari covid 19 bangsa ini akan tumbuh menjadi bangsa yang lebih tangguh  dalam menghadapi segala bentuk penjajahan. Mari kita kobarkan semangat perjuangan dalam menghadapi pandemi ini. Kita ciptakan  Indonesia yang sehat menjadi Indonesia yang hebat.

Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

There is no other posts in this category.

Post a Comment