Program Sejuta Rumah yang menjadi andalan dalam program
pembangunan rumah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga
menyasar wilayah timur dari Indonesia. Kini, pembangunan rumah minimalis (sponsored post) di Papua ditargetkan akan mencapai 6.500 unit rumah. Baik itu unit rumah murah
untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) ataupun rumah di luar subsidi.
Sebanyak 5.500 unit rumah dibangun dengan skema Fasilitas
Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau (FLPP) untuk MBR. Sementara 1.000 unit
sisanya merupakan rumah yang tidak mendapatkan subsidi pemerintah atau rumah
reguler.
Menurut data Real Estat Indonesia (REI), hingga kini, jumlah
rumah yang sudah terbangun ada sebanyak 1.200 unit. Realisasi rumah terbangun
tersebut berarti rumah sudah berpenghuni, sudah memiliki akta jual-beli tanah
(AJB), serta sertifikat dan surat-surat lainnya.
Kebutuhan rumah didistribusikan secara merata di seluruh
kabupaten dan juga kota di Papua. Ada sebanyak 200-300 unit rumah di Wamena.
Kemudian jumlah yang agak besar didistribusikan di wilayah Koya Barat sebanyak
1.700 hingga 1.800 unit. Di Sentani, jumlahnya kurang dari 1.500 dan Timika
juga Merauke sebanyak 400 hingga 500 unit rumah.
Pemerataan itu telah disesuaikan dengan antusiasme
masyarakat akan program Sejuta Rumah. Pasalnya, harga yang dipatok relatif
murah. Per unitnya hanya dihargai sebesar Rp 183,5 juta dengan cicilan MBR
sebesar 1,2 juta per bulan.
Walau begitu, jumlah tersebut masih sedikit lebih mahal
daripada harga rumah subsidi di Jakarta. Untuk rumah bersubsidi, harga rumah di
jual di Jakarta sendiri hanya mencapai kisaran 120-160 jutaan rupiah.
Program Sejuta rumah sendiri dikhawatirkan akan mengalami
perlambatan realisasi pembangunan rumah mengingat Ditjen Penyediaan Perumahan
akan sedikit melakukan penghematan setelah anggaran mereka di tahun 2016 ini
dipotong.
Perubahan dan pemotongan anggaran dalam APBN-P 2016 tersebut
dilakukan untuk mendukung pembangunan infrastruktur untuk hajat olahraga
terbesar di Asia, Asian Games 2018 nanti. Namun, walau terdapat penghematan
anggaran, Ditjen Penyediaan Perumahan juga mendapatkan anggaran tambahan yang
cukup signifikan walau dilakukan penghematan. Ditjen Penyediaan Perumahan
mendapatkan tambahan anggaran sebesar Rp 800 miliar. Sehingga total jumlah pagu
dalam APBN-P 2016 yang dikelola berjumlah Rp 8,12 triliun.
Post a Comment
Post a Comment