Katanya disapih? Kok masih nenen.. Menyapih adalah pengalaman saya yang
pertama, maklum karena memang anak saya baru satu, hehehe. Noofa, saat ini
sudah berusia 2 tahun 11 bulan 23 hari. Yups! 31 Agustus nanti usia anak saya
genap 3 tahun. Tapi sayang, hingga saat ini saya belum berhasil 100% untuk
menyapih dia.
Bulan Juni lalu, sebelum Ramadhan saat liburan di Semarang,
saya dan suami bekerjasama dan saling mendukung satu sama lain untuk menyapih
Noofa. Saat itu usia Noofa 2 tahun 10 bulan. Hehehe. Sudah besar memang, banyak
yang bilang nyapih anak kalau anaknya sudah besar itu susah. Tetapi saya kan
memang pengen ngasih ASI sampai Noofa 2 tahun. Tapi, sudah dua tahun lebih,
malah belum “lepas” juga.
Waktu Juni lalu itu, saya dan suami satu misi, dan kami BERHASIL
MENYAPIH Noofa dengan Weaning With Love. Nggak ada paksaan, tipu-tipu atau
memberikan sesuatu yang seakan itu menjadi Noofa seperti dirampas haknya.
Alhamdulillah cara tersebut berhasil menjadikan Noofa tidak nenen lagi.
Beberapa alasan kenapa kami harus berhasil dalam menyapih
Noofa adalah, pertama karena Noofa sudah besar, usianya sudah hampir 3 tahun
waktu itu. Kedua, Noofa sudah saya daftarkan sekolah di PAUD Insan Robbani
Kesesi Pekalongan. Ketiga, saya sudah agak malu kalau di tempat umum Noofa
merengek minta nenen, tentu orang di sekitar saya akan berkomentar “lhoo.. udah
besar kok nenen?”. Sebenarnya Noofa sudah bisa dan ngerti rasa malu kalau ada
yang bilang begitu, tapi keinginannya untuk nenen mengalahkan rasa malunya dia.
Haha. Keempat, rasa sakit pada puting saya karena adanya gesekan dengan gigi
Noofa yang sudah tak sedikit jumlahnya membuat saya kesakitan dan nangis!
Kelima, sayang banget kalau saya sudah membelikan susu untuk dia tetapi nggak pernah habis karena lebih memilih nenen. Uuh..
Namun keberhasilan kami berdua dalam menyapih Noofa tidak
bertahan lama, kurang dua bulan Noofa nggak nenen. Ya! HANYA KURANG DARI DUA
BULAN!
Sebenarnya, ada cerita sih
kenapa Noofa nenen lagi. Yaitu saat kemaren Noofa sakit dan harus opname di
RSI Muhammadiyah Pekajagan selama lima hari. Saya nggak tega ngelihat Noofa
yang nangis terus dan nggak bisa tidur. Dalam hati saya, asalkan Noofa seneng,
cepet sehat, bisa istirahat, akan saya lakukan, apapun itu. Nah, waktu Noofa
ngeraba-raba payudara saya, dia bilang “mii... nenen...”. karena saya sudah kadung ngebathin begitu, akhirnya saya
kasih. Pikir saya, ah ini hanya sementara, buat nyenengin dia aja, palingan
nggak lama, dan yang terpenting dia sembuh.
Eh, setelah sembuh malah keterusan sampe sekarang. Memang
sih, intentisasnya nggak seperti dulu, tapi.. hal ini cukup berhasil membuat
payudara saya kembali memproduksi ASI. Entah sehat apa enggak, saya nggak tau. Tapi..
Kalau saya tanya Noofa “enak, Nok?” dia jawab “enak nenen Ummi”.. lalu saya
tanya lagi “Manis?”.. dia mengangguk tanda bahagia.
Walaupun begitu, saya nggak pengen Noofa makin keterusan
seperti ini. Saya harus kembali berusaha TEGA untuk MENYAPIH dia. Itu berarti saya harus
mengulang kembali masa-masa menyedihkan saat melihat Noofa nangis tengah malam.
Seperti ada rasa tak TEGA tetapi harus TEGA. Konsisten itu memang perlu, demi
keberhasilan tujuan saya. Bismillah, nyapih Noofa untuk yang kedua kalinya. Semoga
tidak sesusah dua bulan lalu. Amin.
Post a Comment
Post a Comment