Tidak banyak orang mengetahui bahwa pada
dasarnya hutang merupakan salah satu sumber penting yang dapat digunakan untuk meningkatkan
arus kas masuk kita. Tidak percaya? Bagi anda yang akrab dengan ilmu akuntansi,
pasti sudah mengenal persamaan akuntansi yaitu : asset = liabilitas + ekuitas.
Dari persamaan ini terlihat bahwa kekayaan yang kita miliki, dapat bersumber
hutang dan dari modal yang kita miliki. Hutang sendiri akan terbagi menjadi
dua, yaitu hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek. Dimana kegunaannya
akan dipengaruhi dari sifat hutang tersebut.
Hutang jangka pendek, biasanya berkaitan
dengan kegiatan operasional usaha bagi anda pelaku usaha. Sehingga dengan
hutang jangka pendek, dimaksudkan akan tersedia dana segar sesegera mungkin.
Dana segar tersebut nantinya akan diputar atau dipergunakan lagi untuk
meningkatkan penghasilan. Pada akhirnya arus kas masuk meningkat bukan? Untuk
hutang jangka panjang, pada dasarnya sama dipergunakan untuk meningkatkan arus
kas masuk. Penggunaan dari hutang jangka panjang ini yang sedikit berbeda
dengan hutang jangka pendek.
Apabila hutang jangka pendek dimaksudkan
untuk dikonversi menjadi dana segar secepatnya, sebaliknya. Hutang jangka
panjang tetap akan dikonversi menjadi dana segar, namun dengan waktu yang lebih
panjang. Salah satunya dengan menginvestasikan pada instrument-instrumen
tertentu. Dapat berupa instrument keuangan maupun non keuangan seperti asset
tidak lancer. Kenapa hal ini harus dipilih? Ingat, semakin besar nilai hutang,
semakin besar pula bunga yang harus dibayarkan. Maka, anda para debitur harus
memikirkan bagaimana cara mengembalikan hutang tersebut beserta bunganya. Jalan
satu-satunya haruslah dengan menginvestasikan uang tersebut. Untuk membayar
pinjaman dan menambah arus kas masuk.
Berdasarkan ilustrasi diatas, dapat
memberikan gambaran kepada kita bahwa pada dasarnya hutang tidak selalu
memperberat keuangan kita. Namun sebaliknya, apabila dipergunakan dengan benar
akan bermanfaat bagi keuangan kita. Pertanyaan selanjutnya adalah, kapan kita
harus berhutang? Dalam jeni apa? Jangka pendek atau jangka panjang? Apa yang
harus kita jaminkan? Amankah nantinya?
Bagi pemilik bisnis yang sudah berada
pada siklus mature (matang),
pertanyaan-pertanyaan diatas mungkin tidak perlu dicari jawabannya. Namun
bagaimana dengan pebisnis pemula? Apakah jika ada peluang atau tawaran hutang
harus selalu diambil? Bagi anda para pemula, coba pikirkan beberapa hal dibawah
ini sebelum berhutang:
● Apa tujuan anda melakukan hutang?
● Bagaimana peluang dan prospek kelangsungan usaha anda?
● Apakah arus kas masuk bulanan anda mencukupi untuk pembayaran cicilan
hutang?
● Apakah anda mempunyai jaminan yang cukup?
Pertanyaan-pertanyaan diatas seringkali
diindahkan oleh para pemula ketika mendengar kredit tanpa agunan. Dalam
benak mereka, salah satu kerumitan persyaratan hutang telah tereliminasi.
Mereka tidak perlu menjaminkan apapun, tidak perlu harus memikirkan resikonya,
dan dana segar akan tersedia. Apalagi ketika penawaran kredit tanpa agunan
tersebut berbunga rendah. Para pemula akan berbondong-bondong pergi ke bank
untuk melakukan pinjaman tanpa agunan bunga rendah tanpa
berpikir matang.
Banyak para pemula terjebak dengan
anggapan dana segar tersedia secepatnya diatas. Anda perlu mengetahui, bahwa
pada dasarnya kredit tanpa agunan akan dikenakan biaya bunga tetap. Hal ini
berarti berapapun sisa hutang yang telah anda bayar tetap akan dikenakan bunga
yang sama besar, meskipun bunga yang ditawarkan rendah. Apakah anda sudah siap
dengan konsekuensi tersebut? Karena hal ini akan berdampak pada biaya pokok
produk yang anda jual atau anda hasilkan. Dari sisi jangka waktu, kredit tanpa
agunan merupakan salah satu jenis hutang jangka pendek. Artinya anda hanya
punya jangka waktu tidak lebih dari 3 sampai 5 tahun untuk melunasi. Nah,
bagaimana, sudah siap?
Post a Comment
Post a Comment