header cah kesesi ayu tea

USAHA MIKRO; TETAP BERTAHAN DI TENGAH PANDEMI BERSAMA PIP

Kurang lebih 6 bulan masyarakat Indonesia berperang melawan pandemi Covid-19, dan hingga saat ini perang tersebut belum ada indikasi berakhir. Pandemi Covid-19 di Indonesia yang diketahui sejak awal bulan Maret 2020 harus memaksa sebagian besar masyarakat Indonesia untuk membatasi aktivitasnya agar penularan dapat dicegah. Dampak dari pembatasan tersebut mengakibatkan berbagai sektor terkena imbas akibat terhentinya aktivitas masyarakat.

Di antara sektor yang paling parah terkena dampak Covid 19 adalah sektor ekonomi. Bukan hanya dalam skala makro, pandemi Covid-19 ini pun menghantam sektor mikro, bahkan tak tanggung-tanggung para pedagang kecil dan pelaku UMKM juga terkena imbasnya. Bahkan tidak sedikit dari mereka harus gulung tikar dan tidak dapat melanjutkan usahanya karena mengalami banyak kerugian, mulai dari turunnya pendapatan, hingga tidak lakunya barang-barang hasil produksi mereka. 



Jika kita mau menengok lebih dalam lagi, UMKM di Indonesia sangat banyak jumlahnya, usaha ini merupakan usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro, misalnya usaha kuliner. Bahkan dalam sepuluh tahun terakhir perkembangan usaha mikro dan UMKM di Indonesia mencapai 99,9 persen dari total unit usaha di Indonesia. Lalu bagaimana keadaan UMKM di tengah pandemi Covid 19 saat ini? Jawabannya tentu saja sangat terpuruk dan banyak yang harus merelakan untuk menutup usaha dan sumber keuangan mereka. 

Namun demikian, ada sebagian pelaku usaha mikro juga mengambil Langkah cepat agar tidak terlalu mengalami keterpurukan dalam sektor ekonomi di tengah pandemi Covid-19 ini. Untuk bertahan para pelaku usaha mikro menerapkan beberapa strategi diantaranya adalah menjaga hubungan baik dengan para konsumennya untuk menjaga keberlangsungan usahanya. Strategi lain yang saat ini banyak diterapkan oleh para pelaku usaha adalah dengan cara mengubah cara berjualan dari offline menjadi online. 

Lalu bagaimana langkah pemerintah untuk menyelamatkan UMKM di tengah pandemi Covid 19 ini?. Saat ini pemerintah memang telah melakukan berbagai langkah demi memastikan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat agar terus dapat berjalan, diantara sektor yang menjadi perhatian pemerintah adalah sektor usaha mikro dan UMKM. Salah satu langkah yang ditempuh pemerintah dalam menyelamatkan UMKM dari dampak pandemi Covid-19 adalah dengan memberikan pelatihan literasi digital bagi pelaku usaha mikro untuk menjangkau pasar yang lebih luas. 

Peran PIP bagi Usaha Mikro 

Apa kaitan PIP bagi Usaha Mikro? Pertanyaan tersebut akan terjawab manakala kita terlebih dahulu mengetahui apa sebenarnya PIP sendiri. Pusat Investasi Pemerintah (PIP) merupakan unit organisasi non eselon bidang pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah yang menerapkan pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dalam fungsi dan tugasnya. Dimana dana yang diperoleh PIP berasal dari APBN, Hibah, Investasi, dan lain-lain. Dana tersebut akan disalurkan melalui pembiayaan Usaha Mikro (UMI) dengan memberikan pinjaman maksimal Rp 10 juta kepada para UKM yang kesulitan mendapat pembiayaan dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) karena tidak memenuhi kriteria. Jadi sangat membantu sekali adanya PIP ini. 


Saat ini negara melalui Pusat Investasi Pemerintah Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan mencoba mengembangkan program pemberdayaan bagi para pelaku usaha UMKM di Indonesia. Caranya adalah dengan memberikan literasi digital sebagai salah satu jalan keluar bagi bisnis dari konvensional ke digital atau dari sistem offline menjadi online. Hal tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu solusi serta dapat membantu pelaku usaha mikro untuk dapat menjangkau konsumen yang selama ini belum tergarap. 

Hal itu sebagaimana yang telah dikatakan oleh Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Ririn Kadariyah, bahwa peralihan cara konvensional menjadi digital memiliki tujuan agar debitur Ultra Mikro (UMi) dapat menjangkau calon pembeli yang tidak dapat datang langsung ke tempat usahanya dan memperluas pasar mereka. Itu artinya bahwa di tengah pandemi Covid 19 yang salah satunya dampaknya adalah pembatasan sosial masyarakat, maka sistem digital (online) merupakan salah satu cara yang efektif untuk digunakan untuk melakukan transaksi jual beli. 

Namun harus diakui peralihan penjualan produk UMKM dari sistem offline menjadi online menemui kendala, salah satunya adalah kurangnya pengetahuan tentang pentingnya sistem digital dalam rangka untuk menjual dan memasarkan produk UMKM. Untuk itulah PIP dalam kapasitasnya sebagai Badan Layanan Umum yang menyalurkan pembiayaan Usaha Mikro (Umi) mencari jalan keluar terhadap kendala yang dihadapi oleh para pelaku usaha mikro ketika terjun ke dunia digital. 

Selain itu faktor adaptasi kebiasaan baru merupakan salah satu hal yang melandasi peralihan dari sistem konvensioanl menjadi digital dalam transaksi jual beli hasil UMKM. Hal ini menjadi penting untuk dipahamai mengingat saat ini, semua aktifitas masyarakat dibatasi, jika pelaku UMKM tidak bisa mengikuti kebiasaan baru dalam dunia ekonomi yang difokuskan melalui sistem digital, bisa dipastikan maka pelaku usaha tersebut akan mengalami keterpurukan, bahkan usahanya bisa mati. 

UMKM Melek Digital 

Salah satu tujuan diadakannya literasi digital bagi pelaku usaha mikro oleh Pusat Investasi Pemerintah (PIP) adalah untuk meningkatkan kapasitas debitur Umi. Hal tersebut dilakukan melalui pelatihan-pelatihan leterasi digital bagi para pelaku usaha mikro. Jika para pelaku usaha mikro sudah melek digital maka sudah barang tentu akan meningkat kualitas mereka, sehingga mereka akan dapat naik kelas ke program pemerintah lainnya melalui penyaluran Kredit Usaha Mikro yang didalamnya ada program pendampingan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas debitur. 

Agar program pemerintah untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha mikro dapat berjalan sesuai harapan, maka PIP sebagai pelaksana program tersebut menggandeng salah satu marketplace yaitu “Jagoan Indonesia”. Lembaga ini digandeng PIP untuk melakukan upgrading metode pemasaran secara online bagi pengusaha usaha mikro, hal itu sebagaimana yang diungakpak oleh Dias Satria, Founder Jagoan Indonesia. 

Ada tiga materi penting dalam upgading upgrading metode pemasaran secara online yang coba ditawarkan oleh Jagoan Indonesia, yaitu: pertama, Social Media Handling, dalam hal ini para peserta diberikan pengetahuan tentang bagaimana caranya melakukan penetrasi pemasaran dan penjualan produk melalui sosial media Instagram dan menawarkan produk mereka di market place. Karena harus diakui bahwa saat ini penjualan melalui media sosial menjadi primadona para pelaku usaha. 

Kedua, Connecting to marketplace, dalam materi ini peserta pelatihan diajarkan bagaimana mengoptimalisasi pembuatan akun marketplace, Google Business, dll. Tujuannya jelas untuk meningkatkan pemasaran dan penjualan produk usaha mikro 

Ketiga, Design Packing, pembuatan desain kemasan bagi peserta pelatihan agar lebih menarik dan menunjang penampilan produk bila dijual melalui penjualan online. Kita semua tentu sepakat bahwa konsumen ketika membeli suatu produk yang dilihat pertama kali adalah kemasannya, sehingga sangat tepat jika pelaku usaha mikro diberikan pelatihan bagaimana membuat desain kemasan produk yang menarik. 

Secara umum pelatihan literasi digital yang diadakan PIP bagi pelaku usaha mikro ditengah pandemi Covid-19 merupakan langkah brilian dan sangat penting dilakukan, mengingat saat ini sebagian besar transaksi jual beli lebih banyak dilakukan secara online. Oleh sebab itulah pelaku usaha mikro hendaknya harus melek digital agar usahanya senantiasa dapat bertahan tengah pandemi Covid-19 ini.

FYI, buat pelaku UKM yang butuh informasi untuk pelatihan dan pembiayaan Usaha Mikro (UMI) ini bisa langsung ke instagram @PusatInvestasiPemerintah yaa, atau bisa langsung kunjungi website https://umi.id/
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

2 comments

  1. Aku mau banget ikut pelatihan UMKM gitu, butuh infonya kira2 kapan & gimana pelaksanaannya

    ReplyDelete
  2. Peluang bagus yang sudah diberikan oleh pemerintah harusnya bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh para pelaku UMKM biar tetap survive menghadapi hantaman badai pandemi yang belum kunjung mereda

    ReplyDelete

Post a Comment