header cah kesesi ayu tea

After Covid-19, So.. What Next?

Assalamu'alaikum,

Dear temen-temen semuanya, saya menulis blogpost ini dalam keadaan badan drop, pusing, mual, badan demam, dan batuk. Ada seorang teman yang nyeletuk "kamu ODP tuh!" hehhee. Ada yang empati dan mendoakan semoga cepet sembuh.

Saya sendiri belum tahu aku ini sakit biasa atau sakit yang nggak biasa. Tapi rasanya sih karena kecapekan dan keseringan terpapar kipas angin. Saya menyimpulkan sendiri kalau saya ini masuk angin. hihiihi

Memang dalam kondiri seperti sekarang ini wajar jika banyak orang khawatir berlebihan, dan ini jadi catatan penting buat saya karena saya sendiri sering merasa khawatir dan panik, wal hasil karena saya punya psikosomatik, asam lambung saya naik dan tepar..

Doain ya temen-temen saya segera sembuh dan baikan lagi, Aamiin. Karena kalau lagi ngerasa badan drop begini, saya jadi ngerasa bersalah dengan abi dan anak-anak. karena yang biasanya harus menyiapkan masakan, ini saya hanya tiduran,. Belum lagi besok Senin saya harus mendampingi dan mengajar online ke mahasiswa. 

Terhitung sejak 16 Maret 2020, Kampus punya aturan untuk semua mahasiswa belajar di rumah. Efek dari adanya wabah corona ini memang luar biasa ya. Mahasiswa kuliah online dari rumah masing-masing, dosen mengajar online juga dari rumah masing-masing.

Dua minggu pertama saat-saat adabtasi semuanya terasa mencekam. Banyak banget mahasiswa yang mengeluh karena belum terbiasa dan merasa nggak nyaman dengan kuliah online ini. Banyak yang ngeluh kuota jadi boros, tak sedikit pula yang ngeluh susah sinyal karena mereka rumahnya berada di daerah yang susah sinyal. Belum lagi tugas-tugas yang menumpuk. Sampai ada mahasiswa yang bikin meme gitu di sosmed. Saya gimana? Alhamdulillah sih saya jadi berimbang dan berusaha memahami kondisi mahasiswa, tugas kuliah saya kurangi dari kontrak belajar awal. Hehe

Dampak dari adanya virus ini emang dahsyat luar biasa. Beberapa teman ada yang di-PHK juga. Sediihh sekali rasanya. Temen saya yang jualan jajanan di sekolah-sekolah juga jadi nganggur karena sekolah libur, kampus libur. Banyak pekerja buruh harian yang juga kehilangan penghasilannya, ojek online pun sepi order. Negara yang berkembang seperti Indonesia memang sepertinya belum siap untuk menghadapi masalah seperti ini. Namun, tidak untuk banyak-banyak mengeluh ya, saat seperti ini hal yang paling tepat adalah saling support, saling menguatkan, saling berbagi, dan saling menyayangi.

Aksi nyata saat-saat seperti ini sungguh sangat dibutuhkan. Misalnya, mahasiswa yang kini di rumah saja, coba lah membantu anak-anak tetangga belajar bersama. Atau mahasiswa juga bisa membantu pemerintah bersosialisasi karena notabenya mereka adalah orang-orang yang berpendidikan, setidaknya punya tingkat lebih di desanya. 

Saat-saat seperti ini demo tidak menjadikan masalah selesai, apalagi kok menyalahkan pemerintah dan saling tuding! untuk apa? Bergandengan tangan lebih baik daripada saling menghujat. Jangan musibah seperti ini menjadi ajang untuk saling tuding dan membawa-bawa ke ranah politik. 

Jadikan masalah musibah ini menjadi suatu hikmah, barangkali.. PSBB ini adalah jalan Allah untuk hamba-Nya yang punya dosa massal. Dosa-dosa sosial yang harus kita semua muhasabahi. Allah memberi ujian dan kesempatan kepada kita semua para hambaNya untuk koreksi diri, bertaubat, dan ketika Allah sudah berkehendak untuk menghilangkan virus corona ini, saya yakin semua akan kembali normal lagi. 
after covid-19

Lalu, bagaimana kehidupan kita setelah ini?


Kalau saya pribadi, apa yang akan terjadi after covid-19 masih dalam batas angan-angan semata. Saya aja belum tahu kapan covid-19 ini benar-benar lenyap dari muka bumi ini. Tapi selayaknya orang berpikir positif, saya akan melakukan kegiatan-kegiatan normal seperti sebelum adanya virus corona ini. Suami kembali ke Ungaran menjalankan tugasnya, anak-anak kembali ke sekolah dan bertemu teman-teman dan guru-gurunya.

Pun, teman-teman saya yang lain yang batal menikah karena tutupnya pendaftaran KUA akibat covid ini kemungkinan besar nggak pakai lama daftar dan melangsungkan ijab qobul. Karyawan yang tadinya kena musibah PHK juga sudah bisa bangkit dan mencari kerjaan lain yang lebih proper. 

Kegiatan belajar mengajar semuanya normal kembali. Kegiatan rutin di pasar, di masjid, dan di mana-mana normal kembali. 

Namun, lebih dari itu, dari sisi spiritual masing-masing orang lebih meningkat keimanannya. Banyaknya korban meninggal yang gugur jihad karena covid menjadi media penyadar hati kita semua, bahwa yang paling dekat dengan kita sesungguhnya adalah kematian. 

After covid-19, life is going to be normal again. Normal dengan senormal-normalnya, dan kualitas keimaman kita yang senantiasa semakin bertambah. dan Allah membuang segala bala di muka bumi ini. Aamiin.


Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

1 comment

  1. pandemi ini udah mengubah tatanan dunia, menggoncang berbagai kelas ekonomi di seluruh dunia.
    Smg kita semua sehat dan aman dan wabah ini segera teratasi

    ReplyDelete

Post a Comment