Assalamu'alaikum,
Penggalan salah satu ayat dalam Alquran - Al
insaanu hayawaanun naathiqun, manusia adalah hewan yang dapat
berfikir. Makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna adalah manusia. ia memiliki bentuk tubuh paling sempurna di antara makhluk lainnya.
Namun, di dunia ini ada banyak manusia yang memiliki keterbatasan dalam hal
fisik maupun mental. Salah satu yang banyak dijumpai di sekitar kita adalah
tunadaksa yaitu seseorang yang memiliki kekurangan secara fisik.
Tunadaksa
merupakan suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan bentuk
atau hambatan pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya yang normal. Kondisi
ini dapat disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau dapat juga disebabkan oleh
pembawaan sejak lahir (White House Conference, 1931).
Tunadaksa sering juga
diartikan sebagai suatu kondisi yang menghambat kegiatan individu sebagai
akibat kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot, sehingga mengurangi
kapasitas normal individu untuk mengikuti pendidikan dan untuk berdiri sendiri.
Tunadaksa
dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu, kebutuhan untuk memperoleh pelayanan
medis guna mengurangi permasalahan yang dialami anak di bidang medis. Kebutuhan
untuk memperoleh pelayanan rehabilitasi dan habilitasi guna mengurangi gangguan
fungsi sebagai dampak dari adanya kecacatan tunadaksa dan kebutuhan untuk
memperoleh pendidikan khusus.
Nah, setelah membaca berbagai pengertian di
atas dapat saya simpulkan bahwa anak tunadaksa adalah seseorang yang mengalami
kerusakan atau kelainan pada tulang, otot, dan sendi dalam fungsinya secara
normal sehingga mengakibatkan gangguan pada komunikasi, bersosialisasi, dan
berkembang bagi dirinya.
Misalnya, si anak ini cacat pada tangan, maka anak ini akan kesulitan
memegang bolpoin sehingga ia mengalami kesulitan saat menulis, mengetik sms
pada smartphone, atau memegang benda lain seperti sapu, penghapus, atau bahkan
saat mengancing baju.
Namun, ternyata anak
tunadaksa tetap dapat mengikuti perkembangan jaman loh. Jadi dulu saya penasaran banget dengan anak tunadaksa ini, makanya saya menggarap tesis S2 saya di UNNES dengan penelitian terhadap anak tunadaksa.
Saat saya melakukan
penelitian di SLB Negeri Ungaran, saya mendapati semua anak tunadaksa mempunyai
handphone, kebanyakan dari mereka malah sudah menggunakan telepon pintar atau
smartphone.
Padahal, ya, Anak Tunadaksa di SLB Negeri
Ungaran kebanyakan cacat pada tangan dan kaki. Salah satunya bernama Susilo,
dia penyandang cacat fisik pada tangan. Sering kali dia terserang tremor,
akibatnya tangan menjadi gemeteran dan tidak stabil. Meski demikian, Susilo
tidak lantas enggan berkembang sesuai jaman, dia pun melek teknologi, ini
dibuktikan dari HP yang dia punya, berupa smartphone layar sentuh dengan layar
lebar. Keren, kan? Keren, dong!
bahwasanya adanya teknologi ini diciptakan untuk
mempermudah kegiatan dan aktivitas sehari-hari. Tak hanya manusia normal saja yang bisa memanfaatkan perkembangan teknologi ini. Semua orang berhak merasakan
dan menikmati teknologi, salah satunya gadget.
Sekalipun anak-anak tunadaksa. Boleh! Sangat boleh! Kata siapa nggak boleh? Bahkan penyandang tuna-netra yang tidak sempurna dalam penglihatan saja bisa ikut berkembang dengan jaman. Sebagian besar dari mereka juga mempunyai smartphone yang canggih.
Memanglah, anak tunadaksa agak kesulitan saat tremor datang, tetapi justru dengan adanya gadget
hendaknya bisa menjadi media belajar yang sangat menyenangkan untuk mereka.
Menurut
psikolog Anna Surti Ariani, tablet dan smartphone juga memiliki banyak efek positif
bagi anak. Misalnya internet, email, pesan teks, kamera dan semua hal yang bisa
mempermudah komunikasi antara anak terhadap orang di sekitarnya.
Aplikasi dan game yang ada di
dalam gadget juga bisa menjadi alternatif atau sarana hiburan dan sarana
belajar. Seperti adanya ebook atau buku digital yang dapat diunduh baik secara
gratis maupun berbayar. Atau banyak juga konten-konten positif aplikasi dan
game yang tersedia di Google Play, seperti aplikasi buku pelajaran, aplikasi Al
Quran, atau aplikasi pembelajaran yang lain. Coba jujur, berapa banyak aplikasi yang sudah terinstal di smartphone kamu? hehehe
Anak-anak berkebutuhan khusus
(ABK) apapun jenis ketunaannya baik tunanetra (A), tunarungu (B), tunagrahita
(C & C1), tunadaksa (D), tunalaras (E), saat ini harus diberi kesempatan
untuk mengenal dan belajar banyak tentang dunia luas melalui aplikasi digital,
khususnya melalui smartphone. Yang terpenting
adalah kita dapat memberikan arahan, bimbingan serta pendampingan agar mereka menggunakan
HP sesuai dengan kebutuhan dan memanfaatkannya dengan baik.
Hikmah yang bisa saya dapatkan dari saat saya melakukan penelitian di SLB Negeri Ungaran ini adalah, saya bisa melihat semangatnya anak-anak tunadaksa. Mereke dengan keterbatasan tetapi mereka tidak lantas membatasi diri. Mereka membuktikan dapat berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur.
Keren ya mba, dalam keterbatasan mereka tetap mau berkembang
ReplyDeleteTuna daksa bikin kita kagum dibalik keterbatasan mereka . mereka melek teknologi.
ReplyDeleteAih malu Mpo, masih gagap teknologi
Aamiin.. Terimakasih atas kepeduliannya pada ABK. jempol dua untukmu dan suamimu 😍
ReplyDeleteMungkin smartphone ini selain jadi alat hiburan juga bisa jadi sarana belajar bagi ansk2 tunadaksa ini ya .
ReplyDeleteketerbatasan fisik anak tuna daksa tetapi tetap bisa seperti anak normal lainnya seperti bermain HP hebat deh.
ReplyDeleteAku selalu nangis kalau melihat anak-anak yang serba terbatas ini.
ReplyDeleteSering mengeluhkan apa yang sudah diberikan Allah pada diri, membuat aku absen bersyukur.
Ya Allah...
Semoga Allah mudahkan anak-anak dengan segala kehebatannya berkembang sesuai passion mereka.
Semangaat~
Setuju. Semangat mereka menginspirasi banget. Kadang-kadang malah saya suka malu sendiri karena masih suka hilang semangat
ReplyDeleteSetiap orang itu memiliki keistimewaan masing-masing.. kadang kita menyesal diberikan tubuh kurang sempurna, tapi ngga menyadari bahwa sesungguhnya dibalik kekurangan kita, tentu ada kelebihan lain yang tidak dimili oleh orang lain.. orang yang tunadaksa mereka juga sama seperti yang normal, memiliki hak yang sama dan yang normal jangan mencela apalagi menjauh dari mereka
ReplyDeleteteknologi bisa bermanfaat atau malah justru berdampak negatif sebenarnya ya tergantung siapa yg menggunakannya. Salut dengan anak2 tunadaksa yg ttp bisa mengikuti perkembangan zaman dan teknologi.
ReplyDeleteWah ikut bangga bacanya yah Mama Noofa, walaupun mereka memiliki kekurangan tapi tetap semangat untuk belajar terus mengikuti perkembangan melalui teknologi smartphone yah.
ReplyDeleteSemoga bisa semangat terus adek2 kita yah!
Kalo menurut aku anak tunadaksa kalo di-support penuh bisa sangat sangat berprestasi lho Mba. Udah banyak contohnya aku liat, bahkan ada yang udah go international :)
ReplyDeleteSmartphone memang jadi barang bermanfaat kalo peruntukannya digunakan untuk hal yang positif. Seperti untuk anak tuna daksa yang tentunya butuh hiburan dan wawasan seperti anak umumnya
ReplyDeleteSaya punya tukang urut langganan yang kebetulan tuna netra Mbak. Smartphone ternyata memang sangat membantu mereka. Bahkan bisa kenalan dengan sesama tuna netra dari luar negeri, memanfaatkan google translate u ngobrol wlo kadang agak nggak nyambung terjemahannya.
ReplyDeleteSelalu salut sama orang hanb tidak putus asa dengan keterbatasan. Mereka itu keren semua. Btw smartphone ternyata bermanfaat banget ya buat mereka karena memudahkan mereka untuk berkomunikasi dengan yang lain. Semoga kehidupan mereka penuh berkah berlimpah ya.
ReplyDeleteMeskipun mereka anak tuna daksa tapi nggak menutup diri ya mbak bagaimana pun hidup terus berjalan dan Alhamdulillah mereka bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
ReplyDeleteWah tulisannya memang jd menvingatkan kita utk selalu bersyukur dan semangat menghadapi hidup...:)
ReplyDeleteIni peran positive dari handphone u MBA bisa membantu penyandang tuna daksa
ReplyDeleteSemangat mereka memang luar biasaaa ya Mba..semoga selalu dimudahkan dalam menimba ilmu. Dan aku percaya kita semua bisa!
ReplyDeleteSetiap anak terlahir membawa karunia dan potensi yang sama. Semoga saja kepedulian kita semakin besar terharap anak2 tunadaksa
ReplyDeleteWah keren mbak. Membangun mental itu menurutku wajib lo dalam pendidikan anak-anak difabel. Jadi mereka percaya diri
ReplyDeleteTeknologi pun juga memudahkan aktivitas anak2 tunadaksa ya mbak?
ReplyDeleteBtw aku jd kepoh Mbak Noorma ngajar apa ya kok penelitiannya ambil ttg anak2 tunadaksa :D
Semangat mereka menginspirasi banget yaa.. di tengah keterbatasan malah selalu produktif. Setiap baca atau dengar cerita ttg anak2 istimewa ini hati & mata selalu jadi hangat :)
ReplyDeleteBaru tahu tentang tuna daksa ini lho Mbak.
ReplyDeleteMbak Noorma kereen deh, sampe angkat masalah ini jadi penelitian S2nya.
Jadi dgn smartphone bisa membuat mereka lebih banyak belajar dan tidak ada bedanya dgn anak2 normal lainnya ya Mbak :)
Anak tuna daksa juga berhak untuk maju & belajar ya. Mereka butuh disupport supay alebih percaya diri juga
ReplyDeleteMeskipun memiliki kekurangan, tetapi mereka juga banyak memiliki banyak kelebihannya ya..
ReplyDeleteAlhamdulillah, dengan teknologi, bisa memfasilitasi mereka untuk semakin maju.
Kalau anak berkebutuhan khusus klasifikasi A atau tunanetra, biasanya pengenalan teknologinya melalui apa ya? Hanya dari suara sajakah atau ada fasilitas lain yang bisa disentuh secara khusus?
ReplyDeleteAnak tunadaksa pun bisa mengikuti perkembangan zaman ya asal disupport oleh lingkungan di sekitarnya.
ReplyDeleteSemoga anak-anak tunadaksa dapat terbantukan ya mba dengan aadanya smartphone sebagai hal yang postif menambah wawasan. Mereka sebenarnya lebih teliti dan kebanyakan banyak yang berprestasi
ReplyDelete