Industri Pertanian saat ini menjadi salah satu sektor andalan Pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan perekonomian. Hal itu dibuktikan dengan semakin meningkatnya produksi
pertanian dan naiknya Nilai Tukar Petani (NTP) serta Nilai Tukar Usaha Petani
(NTUP). Semisal pada tahun 2017 lalu ada peningkatan produksi padi sebesar 10,5
juta ton yang memiliki nilai setara dengan USD3,23 miliar. Hal tersebut
menunjukkan upaya pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah berhasil
membuat sektor pertanian menjadi salah satu andalan dalam meningkatkan
perekonomian masyarakat khususnya petani.
Lebih
menggembirakan lagi bahwa pada tahun 2017 yang lalu ekspor komoditas pertanian
meningkat sebesar 24% dari tahun 2016. Itu artinya para petani di Indonesia
sudah mulai merasakan kesejahteraan. Hal itu sesuai dengan visi dan misi
pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia secara
keseluruhan. Meskipun saat ini sektor pertanian sedang mengalami peningkatan
produksi, akan tetapi di beberapa daerah di Indonesia sektor ini masih belum
bisa memberikan manfaat lebih bagi para petani, sebut saja di kabupaten Blora
Jawa Tengah.
Kabupaten
Blora merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang sebagian besar
penduduknya berprofesi sebagai petani tradisional. Meskipun banyak sekali lahan
pertanian di wilayah Blora, akan tetapi belum bisa menghasilkan produksi secara
maksimal yang berimbas kepada meningkatnya kesejahteraan petani di Blora. Hal tersebut
salah satunya disebabkan karena Blora termasuk daerah kering yang kekurangan sumber
air. Bahkan untuk menanam padi saja sebagian besar petani di Blora hanya
mengandalkan air hujan saat musim penghujan. Oleh sebab itulah tidak
mengherankan jika para petani di Blora sebagain besar hanya bisa menanam padi
sekali dalam setahun. Jikapun ada yang bisa menanam pada setahun dua kali itu
adalah petani yang dekat dengan sumber air semisal di daerah Cepu yang kebetulan
dekat dengan sungai Bengawan Solo sebagai irigasinya.
sumber : info Blora |
Lebih
mengenaskan lagi jika musim kemarau tiba seperti saat ini, hampir sebagaian
besar petani di Blora tidak dapat memanfaatkan lahan pertaniannya karena
benar-benar kering kerontang tidak bisa ditanami. Jikapun ada beberapa sawah
atupun lahan tegalan yang ditanami beberapa jenis tanaman seperti jagung,
cabai, ataupun kedelai itu adalah para petani yang boleh dibilang sudah kaya,
mereka bisa bercocok tanam di musim kemarau karena memiliki modal besar dan
bisa membuat sumur sebagai sumber air yang digunakan untuk menyirami tanaman
mereka.
Namun
bagi para petani tradisional biasanya lebih memilih tidak menggarap lahan
pertaninnya dan lebih memilih mencari pekerjaan sampingan seperti menjadi
tukang bangunan bagi lelaki dan berdagang bagi kaum perempuan. Keadaan ini
tentu sangat memprihatinkan jika tidak segera mendapatkan perhatian dan solusi
yang tepat dari pemerintah daerah maupun pusat. Sebagai daerah yang seringkali
mengalami kekeringan di Blora memang sudah mendapatkan bantuan dari Pemprov yaitu
dibuatkan embung di beberapa kecamatan sebagai alternatif penyimpanan air untuk
pertanian, akan tetapi hal tersebut belum sepenuhnya membantu, pasalnya embung
tersebut juga mengalami kekeringan jika musim kemarau mulai tiba.
Dampak
dari kurangnya sumber air memang menjadi salah satu penyebab rendahnya produksi
pertanian di Kabupaten Blora. Sehingga tidak mengherankan jika para petani di
Blora masih belum merasakan kesejahteraan dari sektor pertanian. Mereka masih
berkutat pada prinsip bertani untuk menyambung hidup, bukan bertani untuk
investasi. Karena kenyataan menunjukkan bahwa hasil panen petani di Blora
rata-rata hanya bisa digunakan untuk mengembalikan modal tanam dan untuk makan
sehari-hari.
Oleh
sebab itulah kedepannya Kementerian Pertanian harus lebih memperhatikan
daerah-daerah pertanian yang mengalami masalah serupa seperti di Blora. Harapannya
jika persoalan sumber daya air bisa teratasi bukan tidak mungkin sektor
pertanian akan dapat menghasilkan produksi yang melimpah, bukan hanya padi
melainkan juga komoditas lainnya yang bisa menjadi produk ekspor. Jika hal
tersebut berhasil, maka industri pertanian tentu bisa menjadi investasi utama
untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia. Yang lebih pentig lagi hal
tersebut akan dapat meningkatkan taraf kesejahteraan hidup para petani di
Indonesia, sehingga visi dan misi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani
Indonesia secara keseluruhan dapat terwujud.
Post a Comment
Post a Comment