Bismillah,
“Alhamdulillah, resolusi 2018 terwujud” ucapku
seraya bersyukur dengan keadaan.
“Apa sih resolusimu?” sebuah
pertanyaan yang setiap tahun ditanyakan oleh seorang kawan. Pertanyaan yang
jawabannya bisa sama bisa beda setiap tahunnya. Sebenarnya saya pun sedih bila
mana apa yang menjadi wishlist pada sebuah resolusi belum dapat terwujud. Resolusi,
harapan yang hendaknya menjadi prioritas untuk dapat diwujudkan pada waktu yang
diinginkan.
12 Desember 2018 lalu, saya
menuliskan status di facebook, status yang sebenarnya adalah harapan saya sudah
sejak lama. Harapan yang menjadi cita-cita kuat dan di setiap doa tanpa lupa
dipanjatkan. Tapi entah kenapa jari ini tiba-tiba menjejerkan huruf demi huruf
hingga menjadi sebuah kalimat, “aku ingin punya rumah sendiri”
Keinginan tersebut tentu bukanlah
keingian khayalan belaka. Keinginan kuat yang benar-benar dari hati yang terdalam.
Sempat saya mengalami pergejolakan
batin saat saya akan menentukan dengan cara apa saya mempunyai rumah. Kredit via
KPR bank, atau hutang uang untuk beli rumah secara kontan atau cash.
Beberapa waktu lalu setelah saya
nulis status facebook, saya juga nggak lantas diam saja di rumah. Saya justru
malah bersemangat. Survei ke sana dan ke mari, mencari tahu perumahan-perumahan
dan barangkali ada yang cocok. Mencari info tanah dijual juga di desa saya dan
desa sebelah. Sampai akhirnya saya dan suami lihat dan baca ada spanduk baru
yang dipasang di pojok pom bensin Kajen. Plang berisi promosi perumahan baru di
daerah Gejlik – Kajen.
Seperti ada magnet yang membuat
saya dan suami tertarik untuk mencari tahu letak perumahan tersebut. Bila memang
sreg di hati dan cocok dengan lingkungan, saya niat mau nanya-nanya tentang
perumahan ini.
Perumahan Gumiwang, dekat SDN 01 Gejlik dan kantor Dakopindo ternyata
hanya membangun 20 Unit rumah saja. Komplek perumahan yang terletak di tengah
perkampungan. Kondisi sosial yang agamis dan orangnya ramah-ramah. Masuk gang
tidak jauh dari jalan raya. Masih hijau asri banyak pepohonan. Suasana udara
yang sejuk seperti di Kesesi membuat hati ini mantap memilih perumahan ini. Saya
dan suami mengantongi beberapa informasi seperti harga, dp, dan persyaratan
yang harus dikumpulkan bila mau ambil unit.
Setelah mantap memilih perumahan
Gumiwang. Saya dan suami akhirnya mengumpulkan berkas-berkas persyaratan. Pergejolakan
batin yang di awal saya rasakan perihal kredit rumah, riba, dan bla bla bla. Saat
itu saya singkirkan pikiran macam-macam. Saat ini saya ingin berdiri sendiri,
mampunya kredit ya udah kredit nggak apa-apa. Kalau saya mampu beli cash,
mungkin nggak akan memilih perumahan tetapi cari tanah kavling sendiri dan
dibangun rumah sendiri.
Sebenarnya mantapkan hati ambil
kredit ini juga selama berhari-hari. Nggak tiba-tiba oke, gitu. Toh, kalau
dipikir dan dihitung jatuhnya jadi mahal banget. Hahaha. Kalau nanya sana-sini
malah jadi bingung karena kebanyakan memberi saran untuk tidak kredit melalui
bank. Tapi untuk beli cash saya belum mampu. Hiks
“Kredit nggak apa-apa, untuk tujuan
yang baik” salah satu komen yang lumayan menyejukkan hati di antara komen-komen
lain. Menurut dia, membeli rumah dengan niatan mulia seperti agar rumah tangga
lebih fokus meskipun rumah kecil tapi sakinah ya insya Allah dimudahkan. Memiliki
rumah sendiri untuk menghindari konflik batin di tempat lama juga jauh lebih
baik. Intinya bukan karena emosi semata, tetapi bagaimana saya belajar berdiri
sendiri, belajar memenej segala keperluan keluarga sendiri, dan mencari
kebahagiaan dan ketenangan, serta bagaimana cara saya bisa lebih bekerja keras untuk bisa membayar cicilan
tiap bulan. Hehehe
Alhamdulillah, doain ya semoga saya
bisa menjalani dengan bahagia. Ini postingan curhatan banget, ya. Tentang resolusi
saya yang perlahan mulai nampak terwujud. Postingan ini sekaligus saya
persembahkan untuk arisan blog Ganjdel Rel dan tema tantangan dari
mbak Taro Lestari.
Punya rumah sendiri itu impian
setiap orang mencapai kebahagiaannya, ternyata bahagia itu nggak sederhana!
Oiya, masih ada beberapa unit yang avalaible loh, kali aja temen-temen ada yang
mau investasi rumah di Kajen Pekalongan. Tempatnya dekat dengan kampus baru
IAIN Pekalongan yang sedang dibangun itu loh, kabarnya 2020 semua fakultas
pindah ke Kajen dari Panjang Pekalongan. Lumayan kan untuk investasi, dan
tetanggaan sama saya. hehehe
Post a Comment
Post a Comment