Musim liburan sekolah menjadi
kesempatan bagi banyak keluarga untuk berkumpul dengan anggota keluarganya
masing-masing, tak terkecuali saya. Rasa kangen dengan kota Atlas Semarang membuat
saya memutuskan untuk stay di
Semarang saat liburan sekolah itung-itung untuk bisa berkumpul selama liburan
dengan suami yang memang bekerja di Semarang. Maklum biasanya saya dan anak
hanya bisa berkumpul dengan suami saat weekend saja yaitu saat suami pulang ke
Pekalongan.
Liburan sekolah kali ini udah
sering turun hujan. Karena kami belum ada mobil, jadilah malas keluar rumah
kalau hujan datang. Tapi berdiam diri di rumah saja tentu membuat kami rasa
bosan. Kalau sudah musim hujan begini, sebenarnya tempat yang paling pas untuk berwisata
keluarga adalah wiasata dalam gedung atau ruangan, seperti museum atau ke area
permainan di dalam mall.
Bukan berarti saya pasrah begitu
saja dengan musim hujan ini. Alhamdulillah dalam tiga hari ini Semarang diberi
nikmat terang bersinar. Pagi sampai sore panas, walaupun malamnya hujan.
Kami pun menggunakan kesempatan
cuaca baik ini dengan pergi ke kebun binatang. Kebetulan tempat tinggal suami
berada di daerah di Ngaliyan, Kebun Binatang atau Taman Margasatwa Semarang
tidak begitu jauh dari Ngaliyan.
Kami berangkat sekitar jam 9 pagi
dengan harapan sampai sana tidak terlalu ramai dan udara juga tidak terlalu
panas. Sampai di sana, ternyata sudah banyak yang datang. Parkir motor sudah
separonya terisi motor. Namanya juga musim liburan sekolah, ya. Hehe..
Masuk ke Bonbin Semarang dikenai
biaya HTM 5000 per orang. Setelah beli karcis di loket, kami bertiga masuk.
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah museum yang ada di dekat pintu masuk.
Di museum hewan ini tidak dikenai biaya lagi alias Gratis!. Di sini pengunjung
bisa melihat beberapa satwa yang mati dan diawetkan atau dijadikan patung. Saya
hanya sebentar di dalam museum, hanya ambil gambar secukupnya saja karena Noofa
sudah minta lihat buaya. Hahaha...
Seperti permintaan Noofa, tujuan
awal adalah menuju ke muara buaya. Tetapi tetap saja berhenti di setiap kandang
hewan lain karena sebelum ke muara buaya banyak sekali hewan yang kami lihat,
seperti monyet, burung-burung, gajah, sapi, kuda, ular, harimau, singa, biawak,
dan masih banyak lagi yang lainnya.
Noofa terlihat suka sekali melihat
semua hewan di BonBin Semarang. Nggak
ada rasa takut sedikitpun sekalipun hewan yang dilihat itu adalah ular binatang
yang bagi suami saya sangat ditakuti, bahkan Noofa berani memegangnya.
Di kebun binatang ini sekarang
sudah bertambah wahana lain, ada kolam renang dan area permainan seperti pasar
malam, kereta odong-odong, kolam mandi bola, dan masih banyak lagi.
Selain itu, kami juga naik becak
air, naik delman, naik gajah serta naik odong-odong. Semua harga tiket di
BonBin ini rata-rata 5000 rupiah per orang sangat murah meriah dan tentunya
sangat menyenangkan.
Kita juga bisa mengabadikan
moment-moment menarik dengan berfoto ria, kalau mau pengunjung bisa foto di
foto booth yang disediakan di sana. Ukuran 10R harganya 10.000 sedangkan ukuran
20R harganya 20.000. Untuk kenang-kenangan saya juga foto dengan ular. Yang
saya suka dari Noofa adalah dia suka semua binatang yang ada di sana. Awalnya,
waktu saya ajak Noofa naik gajah, dia memang sedikit takut, dia bilang takut
jatuh karena gajahnya besar dan tinggi.
“Noofa kan tadi udah berani naik
becak air dan naik kuda, berarti berani juga naik gajah” saya bilang begitu
sama Noofa, terus saya lihatin ke dia ekspresi orang-orang yang naik gajah itu
semuanya seneng, karena naik gajah itu menyenangkan. Akhirnya Noofa mau dan
malah ketagihan. Hihihi
Walaupun sebentar, saya bahagia
sekali karena Noofa juga terlihat bahagia.
Jam 12 siang kami bertiga pulang.
Seperti biasa, sebelum meninggalkan kebun binatang saya membeli kaos sablon
untuk Noofa untuk kenang-kenangan. Hehe. Harga kaos anak tergantung ukuran. Ukuran terkecil (XS) Rp 20.000, ukuran S
Rp. 25.000 dan seterusnya, setiap naik satu tingkat ukuran harganya naik 5000
rupiah.
Yang saya sayangkan dari Kebun
Binatang Semarang adalah tempatnya kotor. Setiap kandang hewan seperti tidak dirawat
dan dibersihkan. Waktu saya tanya ke pak kusir delman yang saya naikin, beliau
menjawab bahwa pengelolaan kebun binatang di sini memang kurang. Saya prihatin
melihat harimau yang kurus-kurus serta tempatnya yang kumuh. Muara buaya yang
kotor banget. Kandang-kandang hewan lain yang seperti dibiarkan kumuh.
Berbeda dengan tiga tahun lalu,
seharusnya semakin banyak wahananya semakin bagus pengelolaannya. Banyak sekali
sampah di dalam kandang, mungkin ini adalah perbuatan pengunjung yang tidak
bertanggung jawab, tapi setidaknya perawatan dan penjagaannya lebih diperketat
lagi. Kalau tempatnya bersih kan pengunjung juga betah dan pasti suka. Paling
tidak meningkatkan kesadaran untuk bersih, tempat kotor adalah sarang
penyakit.
Pengelolaan Bonbin Semarang mungkin
bisa meniru pengelola Bonbin Gembiraloka Jogjakarta. Di sana tempatnya sangat
bersih, tertata rapi dan hewan-hewannya pun terlihat sehat-sehat. Pengunjung
benar-benar dimanjakan dengan pemandangan dan lingkungan yang asri serta area
bermain yang menyenangkan. Memang sih harga di tiap area permainan lebih mahal
dibanding di Bonbin Semarang, akan tetapi memang sesuai dengan fasilitas yang
diberikan. Semoga pemerintah kota Semarang bisa belajar dari pemda Jogjakarta
dalam mengelola kebun binatang sebagai salah satu destinasi wisata keluarga
yang memang sangat menyenangkan dan digemari masyarakat luas.
Post a Comment
Post a Comment