Pertama kali saya melihat ada
gerobak mangkal di pinggir jalan yang menjual makanan / jajanan bernama
sempolan di perempatan Kesesi sekita setahun yang lalu. Waktu itu, gerobak
tersebut bertuliskan “Sempolan Bandeng / Ayam 500 Rupiah” di bawah tulisan
tersebut ada tulisan lain yaitu “Khas Kab Pekalongan”. Penasaran dengan yang
namanya sempolan, saya pengen nyobain tapi dibalik itu ada rasa ragu, dan akhirnya
saya urungkan niat untuk membelinya.
Setelah sekian lama saya memendam
rasa penasaran itu. Beberapa waktu lalu saya membelinya juga, bukan untuk saya
sendiri, melainkan Ibu saya yang pesan melalui SMS “Fit, nanti pulang dari
jalan-jalan belikan Ibu sempolan, ya. Ibu lagi pengen sempolan”. Begitu bunyi
sms yang dikirim Ibu ke HP saya.
Pulang dari ngajar di kampus, saya
mampir membeli sempolan pesanan Ibu sebelum sampai rumah. Dan benar saja,
makanan atau jajanan bernama sempolan itu unik. Iseng tanya ke penjualnya
tentang bahan untuk membuat sempolan apa saja. Kemudian sang penjual pun
menjawab.
“Bahan membuat sempolan gampang, mbak.” Ujarnya“Apa saja, mas?” tanya saya penasaran“Bahannya ada daging giling dan tepung, mbak. Ada tepung tapioka atau tepung pati, dicampur tepung terigu biar nggak begitu lengket. Mau pake ikan bandeng apa daging ayam giling itu terserah mbak, selera aja. Bumbunya juga gampang, cukup bawang merah, bawang putih, merica, garam dan penyedap rasa” terang dia.“Oowh.. kalau begitu bikin sendiri gampang ya, mas. Seandainya nggak usah pake penyedap rasa, diganti dengan air kaldu ayamnya sendiri aja.” Timpal saya“Iya, mbak. Bisa juga”. Jawabnya
Jajanan unik yang ada di Kesesi ini
ditusuk lidi seperti sate, tetapi bentuknya dibuat memanjang. Satu tusuk cukup
satu adonan sempolan, cara memasaknya juga unik. Jadi sempolan digoreng di
minyak panas sebentar, diangkat terus dimasukkan ke dalam kocokan telur hingga
merata, kemudian digoreng lagi hingga berubah warna menjadi kecoklatan.
Sempolan yang sudah matang disajikan dengan sambal yang dicampur saus. Jadi cabe
rawit diuleg kemudian dicampur dengan saus dan dikasih air putih matang
sedikit, hingga saus tersebut tidak begitu kental.
Rasanya enak. Apalagi kalau masih
anget, bisa juga untuk teman lauk makan nasi, atau digado sesuka hati.
Saat ini, sempolan yang ada di
Kesesi cuma sempolan yang rasa ayam saja. Nggak tau, penjual yang dulu menjual
sempolan bandeng sudah nggak jualan lagi. Beliau sekarang beralih menjual bakso
bakar. Intinya sih, beliau masih setia menjadi pedagang makanan ringan yang
mangkal di pinggir jalan.
Oiya, rata-rata pedagang sempolan
di Kesesi menjual 500-1000 tusuk sempolan setiap harinya, lhoo.. dan..
hebatnya, HABIS dalam waktu yang singkat, karena rata-rata mereka mulai
berjualan jam tiga sore, sebelum jam 9 malam dagangan sudah ludes terjual. Wow!
Penasaran dengan rasa sempolan?
Saat ini sudah banyak pedagang yang menjual sempolan, kok! Atau mau saya
traktir makan sempolan? Hayuuuu atuuh main ke Kesesi.. hehehe..
Post a Comment
Post a Comment