Bukan hanya orang tua saja yang sakit
gigi atau gusi bengkak. Noofa, balita usia 3 tahun pun sudah merasakan sakitnya
dan nyut-nyutnya Gusi bengkak. Beberapa hari ini, Noofa nggak doyan makan. Setiap
mau makan, dia nangis kesakitan. Setelah saya suruh dia untuk membuka mulutnya,
ternyata gusi di bagian gigi geraham bawah sebelah kiri bengkak. Akibatnya Noofa
juga demam tinggi. Awalnya, saya kira ini hanyalah efek akan adanya perubahan
fisik pada Noofa, mau numbuh gigi misalnya. Tetapi, ternyata tidak kunjung
sembuh. Gusi yang bengkak awalnya hanya satu, setelah tiga hari kemudian malah
menyebar ke semua gusi. Kebayang sekali bagaimana rasa sakitnya, pantas saja
Noofa sering menangis apalagi kalau malam hari dia pasti rewel. Jangankan makan,
minum saja dia merasa kesakitan. Bibirnya menjadi kering dan mulutnya sedikit
bau. Baru kali ini Noofa begitu.
Sebelum saya memeriksakan Noofa ke
dokter specialis, saya bertanya dulu dengan teman saya yang berprofesi sebagai
dokter di Jakarta melalui chat BBM.
“selamat pagi, Mbak Dokter..”
begitu biasa saya menyapanya
“Iya, Mbak.. Minal aidin wal faizin
yaa...” jawabnya tak lama kemudian
“Hehe.. iya, Mbak Dokter.. mohon
maaf lahir dan bathin juga, ya... saya mau tanya nih, Mbak. Noofa sudah
beberapa hari ini demam, gusinya bengkak, awalnya satu aja yang bengkak di gigi
geraham bawah belakang yang sebelah kiri, tapi tiga hari ini saya cek kok
ternyata semua gusinya merah dan agak bengkak. Noofa jadi nggak mau makan sekalipun
lauk sayur dan nasi lembek. Demamnya naik turun, tapi saat ini sudah nggak
panas lagi. Suhunya sudah normal lagi. Alhamdulillah. Tetapi yaa itu, gusinya
bengkak dan mulutnya jadi bau”... curhat saya kepadanya
“sudah ke dokter, mbak?” tanya dia
singkat
“belum ke dokter gigi dan dokter
anak, Mbak. tapi sudah ke dokter umum. Karena di Kesesi belum ada praktek
dokter specialis anak. Di sana dicek darah untuk mengetahui demamnya itu karena
apa. Hasil labnya ini, Leukositnya tinggi sampai 13.600-an........... (bla bla
bla) dan kata dokter tersebut, Noofa tipus” sambil kirim foto hasil
laboratorium.
“Oh, test widal sebenarnya saat ini
kurang pas untuk tes tipus atau bukan. Tapi melihat dari hasil lab itu,
Leukositnya memang tinggi. Ada infeksi di sana. Noofa aktif apa lemas?”
“aktif, Mbak. Dia nggak lemas sama
sekali. Cuma rewel karena sakit gusi bengkak itu”
“Oh, kalau nggak lemas, bisa jadi
bukan tipus”..
Kemudian perbincangan terus
berlanjut, kami ngobrol masalah gejala tipus, penyebabnya, dan resep dokter yang saya dapatkan. Beliau juga memberikan beberapa saran, salah satunya untuk mengkonsumsi Sari Kurma dicampur air putih anget. Saya jadi inget Om Belalang Cerewet, salah satu sahabat Blogger yang memberi info apabila tipus bisa diberi Sari Kurma, Madu, dan Air Kelapa Hijau.
“kalau bibirnya Noofa yang kering
saya olesin madu boleh nggak, Mbak?”
“Boleh, kan Noofa usianya di atas
satu tahun” katanya.
“Iya, soalnya saya juga browsing di
google. Beberapa Obat Herbal untuk Sakit Gigi dan Gusi Bengkak, di
sana disebutkan ada air anget dicampur garam untuk kumur-kumur, madu, minyak
cengkeh, minyak tawon, bawang merah dan bawang putih yang diiris tipis atau
dihaluskan dan kemudian airnya dioleskan di bagian yang sakit”.
“Iya, Mbak. Boleh.., tapi kalau mau
minum paracetamolnya juga bisa, karena paracetamol selain untuk penurun panas
juga untuk menghilangkan rasa nyeri. Jangan lupa, jangan sampai Noofa dehidrasi
ya, Mbak. Kalau belum sembuh, dibawa ke UGD saja” begitu dia memberi saran.
Saya meng-iya-kannya. Saya sudah
mencoba beberapa herbal yang sudah saya sebutkan di atas. Alhamdulillah sudah
ada perubahan. Noofa mau kumur pakai air garam, pakai madu, dan bawang putih.
Meskipun usahanya agak sedikit susah karena Noofa pasti ngamuk kalau mau
diobatin, tapi setidaknya ada sedikit perubahan, karena herbal nggak ada yang
instan. Semoga Noofa segera diberi kesembuhan dan bisa sekolah lagi.
Post a Comment
Post a Comment