Saya yakin di setiap daerah di
Indonesia pasti ada kudapan yang bernama pecel. Pecel adalah kudapan yang
berisi sayuran seperti kangkung, bayam, daun ketela, semanggi, kecipir, kacang
panjang, tauge dan masih banyak lagi. Semua sayuran itu direbus kemudian dicampur
dengan sambel pecel yang gurih. Sambel pecel sendiri dibuat dari campuran bahan diantaranya cabai, kacang tanah yang
digoreng, garam, terasi, dan gula jawa. Namun, lain daerah, biasanya lain pula
sambelnya.
Ada yang membedakan pecel di satu
daerah dengan daerah yang lain, yaitu di sambel pecelnya. Sebagai contoh,
sambel pecel di Semarang berbeda dengan sambel pecel di Pekalongan. Kalau di
Semarang sambelnya dikasih irisan bawang putih dan sedikit kulit atau daun
jeruk. Tetapi kalau sambel pecel di Pekalongan ada asem jawa dan terasi. Di Semarang
juga ada pecel sambel petis. petis terbuat dari udang, warnanya hitam, rasanya
enak. Selain untuk pecel, petis juga terkenal sebagai isi tahu sehinggga di
Semarang dikenal dengan tahu petis.
Siang tadi, saya bersama suami
mampir ke warung pecel langganan di Kesesi. Warung pecel sederhana tanpa
dinding ini sudah sejak puluhan tahun ada di desa ini. Penjualnya namanya Mak
Saminah. Warung yang terletak di pinggir jalan di desa Kaibahan ini tak pernah
sepi pengunjung. Hal ini wajar, sudah banyak pembeli yang menjadi langganan
tetap, lho. Bahkan ada juga yang berasal dari luar kota, apalagi musim lebaran
seperti ini warung pecel Saminah sangat ramai.
Nama pecel Saminah memang sudah
dikenal di mana-mana. Yang menjadi ciri khas pecel Saminah adalah sambel
pecelnya yang diuleg langsung dan satu persatu. Biasanya kan ada, ya, penjual
pecel yang nguleg sambelnya sekaligus
untuk beberapa porsi, lain di Saminah, walaupun kamu pesan 10 porsi juga dia
akan membuatkannya satu persatu dan menguleg sambelnya satu persatu. kebayang
kan bagaimana pecelnya yang luget sambelnya.
Masalah harga, jangan khawatir. Di desa
mau jajan pecel sudah pasti murah. Kalau di Semarang pecel satu porsi sudah
8000 rupiah, kalau di Saminah ini hanya 2000 rupiah tanpa lontong dan 3000
rupiah bila dengan lontong. Selain pecel, mak Saminah juga menjual kolak
pisang, satu porsi kolak pisang 2000 rupiah. Kolaknya aman dikonsumsi, insya
Allah tanpa pemanis buatan, bikinnya juga pakai gula jawa yang kualitas bagus. Ada
juga es teh kalau nggak pengen minum kolak. Untuk teman makan pecelnya ada
tempe goreng, tahu goreng dan tempe gembus goreng. Berbeda dengan yang lain,
mak Saminah membuatnya dengan ukuran besar, harganya juga murah sekali, kalau
di warung lain sudah 700 rupiah untuk satu gorengan, di Mak Saminah hanya 500
rupiah.
Selain tempe goreng waashabih, ada juga
kerupuk usek. Tau kerupuk usek, nggak? Itu, lho. Kerupuk yang digoreng pakai
pasir, bukan pakai minyak. Kalau pernah makan kerupuk Demak, Nahh.. di sana kan
namanya kerupuk Tayamum, kerupuk miskin atau kerupuk pasir. Kalau di Kesesi
namanya kerupuk Usek. Harga satu kerupuk usek bila dimakan dengan sambel 200
rupiah, tapi kalau dimakan tanpa sambel 100 rupiah. Sangat murah, bukan? Kerupuk
usek di mak Saminah ada dua macam rasa, ada yang manis ada juga yang asin
tinggal mau pilih yang mana sesuai kesukaan.
Kamu suka makan pecel juga, kan? Yuk
kapan-kapan main ke Kesesi, nanti saya traktir jajan pecel Saminah yang rasanya sangat fenomenal. Atau sahabat mau jajan sendiri? Warung pecel Saminah ada di seberang
Masjid Kaibahan Kesesi.
Post a Comment
Post a Comment