Assalamu’alaikum,
Dewasa ini khimar/hijab sudah menjadi mode fashion tersediri bagi para
muslimah, khususnya di Indonesia. Penutup aurat ini biasa disebut dengan kata “jilbab”
atau kerudung.
Bicara soal jilbab, ada beberapa
bahan yang enak dan nyaman untuk dipakai. Ada juga bahan yang kurang nyaman
saat dipakai, terasa panas dan susah diatur. Karane persoalan itulah saya ingin
berbagi pengalaman melalui sebuah postingan tentang beberapa bahan jilbab yang
saya punya. Tentu saja yang menurut saya nyaman dipakai, sehingga menjadi
koleksi di lemari saya.
Pertama, jilbab berbahan wolfis.
Menurut saya, bahan ini sangat recomended
untuk dibuat jilbab. Selain itu, bahan ini sering digunakan untuk membuat
gamis. Saya juga ada beberapa gamis dan jilbab berbahan wolfis. Bahan jenis ini
nyaman sekali dipakai, tidak panas, mudah diatur, tidak licin, mudah disetrika,
dan yang paling penting adalah bahan ini dapat menutup aurat dengan sempurna
karena karakternya yang tidak nerawang. Pengalaman saya membeli bahan ini
harganya kisaran 25 ribu / meter. Lebar kain ini juga tidak seperti kain
pada umumnya, karena lebar wolfis 150 cm. Pantas saja kan kalau kain wolfis sering
digunakan untuk membuat gamis dan jilbab syar’i.
Kedua, jetblack. Kain jenis ini
kalau saya bilang hampir seperti wolfis tapi lebih tipis lagi. Tidak nerawang,
tidak panas. Bisa digunakan untuk jilbab dan baju/ celana. Jetblack bermacam
jenisnya, harganya kisaran 18 ribu sampai 70 ribu permeternya.
Ketiga, bahan ceruty. Kain ini
memang tipis, namun jangan khawatir menerawang karena jilbab/bergo berbahan
ceruty dibuat menumpuk minimal dua layer. Kain ceruty nyaman dipakai, adem, dan
tidak bikin sumuk. Untuk gamis ceruty bisa dibuat dengan cara ditambah dengan
furing di dalamnya, supaya tampak cantik dan tidak menerawang. Pernah saya
tanya di toko tekstil harga bahan ceruty sekitar 30 ribu – 40 ribu permeternya.
Kain ceruty juga biasa dibuat untuk jilbab syar’i. Kalau sudah jadi jilbab
syar’i harganya sekitar 80 ribu – 120 ribu.
Keempat, spandek. Bahan jenis ini
punya karakter halus, jatuh, dan lentur. Spandek ada banyak macam, yang paling
bagus tentu saya spandek sutera. Saya belum pernah membeli kain jenis ini secara
meteran, tetapi membelinya sudah dalam bentuk bergo syar’i, harganya kisaran
50ribu – 90 ribu.
Kelima, sifon. Kain ini mirip
seperti ceruty. Makanya ada yang bilang sifon ceruty. Saya dulu pernah membeli kain sifon untuk jilbab dan saya pakai
untuk acara prewedding. Kain ini ada
banyak jenisnya. Harganya juga bervariasi. Mulai 12 ribu permeternya sampe 30 ribuan.
Kualitas kain ini dapat dilihat dari harganya, semakin mahal semakin bagus.
Menurut saya, kain sifon ini mudah dibentuk dan tidak mudah kusut, cocok untuk
orang seperti saya yang malas menyetrika. Hehehe.
Keenam, jilbab berbahan jersey.
Udah nggak asing kan, ya, dengan kain yang bernama jersey. Sifatnya lentur,
adem, dan jatuh. Namun, kain jenis ini kurang diminati oleh muslimah yang
berpakaian syar’i, alasannya kain ini sangat jatuh dan akhirnya neplak di badan. Jersey juga banyak
dipakai untuk gamis dan busana muslim lain. Tips dari saya apabila menggunakan
gamis berbahan jersey sebaiknya menggunakan inner
supaya tidak neplak badan. Jilbab jersey yang pernah saya beli harganya sekitar
90 ribu.
Ketujuh, paris. Kain jenis ini
sangat familiar dan mudah ditemukan di toko jilbab. Ada yang ori ada juga yang KW.
Kain paris yang bagus tidak mudah kusut, dipakai nggak licin sama sekali, jadi
sangat mudah dipakai tanpa peniti atau jarum. Harga jilbab paris
bermacam-macam. Pengamalan saya membeli jilbab paris mulai harga 8000 rupiah
sampe 60 ribuan.
Yang terakhir, kain kaos. Kain ini
bersifat menyerap keringat. Jilbab ini banyak diminati karena nyaman dipakai. Harga
jilbab berbahan kaos ini juga relatif murah, yang sudah menjadi bergo syar’i
harganya mulai 25 ribu.
Itulah 8 jenis kain jilbab favorit
saya. Sebenarnya masih banyak lagi jilbab yang terbuat dari kain yang berbeda, seperti
rayon, hycon, wollycrepe, silky, rajut, dll. Tetapi yang menjadi favorit adalah
8 itu.
Menurut saya, membeli bahan kemudian dijahit sendiri dijadikan jilbab itu lebih hemat daripada membeli jilbab yang sudah jadi. Ini berlaku untuk beberapa jenis kain yang memang banyak dijual di toko tekstil dan sifatnya mudah untuk dijahit. Memilih penjahit yang profesional juga menjadi salah satu hal yang penting, karena tidak semua penjahit baju bisa menjadi jilbab, lhoo..
Semoga bermanfaat.
Menurut saya, membeli bahan kemudian dijahit sendiri dijadikan jilbab itu lebih hemat daripada membeli jilbab yang sudah jadi. Ini berlaku untuk beberapa jenis kain yang memang banyak dijual di toko tekstil dan sifatnya mudah untuk dijahit. Memilih penjahit yang profesional juga menjadi salah satu hal yang penting, karena tidak semua penjahit baju bisa menjadi jilbab, lhoo..
Semoga bermanfaat.
Lalu, jilbab kain apa saja yang
menjadi favorit kamu?
Post a Comment
Post a Comment