Sebagai makhluk sosial,
kita tidak bisa hidup sendirian. Kita butuh orang lain untuk menemani kita. Seperti
halnya aku yang membutuhkan teman, bahkan tidak hanya berstatus teman saja,
melainkan seorang sahabat yang hubungannya lebih dekat. Seorang sahabat bagiku
adalah seseorang yang bisa dan mampu selalu memberi support dan motivasi, baik secara
mental maupun moral. Sahabat bagiku adalah seseorang yang mampu memahami dan
menerima keadaan kita, baik dalam suka maupun duka.
Dalam hidupku, aku
mempunyai dua macam sahabat, pertama adalah sahabat sesama manusia. Disini berarti
sahabat yang selalu ada dikala aku sedih, bukan seorang sahabat yang hanya ada
dikala aku bahagia. “Shodiiquka Man
Abkaaka Laa Man Adhakaka”, mahfudzot ini masih aku ingat sampai sekarang.
Sahabat yang membuatmu menangis disini bukan berarti yang selalu memusuhimu,
namun yang ada disaat kamu berduka. Bukan sahabat yang mau mendekatimu manakala
kamu sedang bahagia, giliran kamu sedih, dia menjauhimu.
Aku mempunyai satu
sahabat yang selalu ada dikala aku merasakan suka maupun saat berduka, siapakah
dia? Dia adalah suamiku. Suamiku tidak hanya berperan sebagai kepala rumah
tangga, namun juga bisa menjadi seoarang sahabat sejati. Setelah menikah, aku
benar-benar dekat dengan suamiku. Namun, bukan berarti kini aku tak punya
sabahat lain diluar sana, akan tetapi intensitas pertemuan dengan sahabat
diluar sana sudah berkurang, dan mereka sudah menikah, jadi aku merasa sahabat
yang paling dekat dan selalu ada buatku adalah suamiku.
Sahabat yang kedua
adalah buku, seperti kata mahfudzot ini “Khoiru
jaliisin fi zamaani kitaabun”. Sebaik-baik teman sepanjang jaman adalah
buku. Yah, buku bagiku adalah sahabat yang setia. Ketika aku membaca buku, aku semakin
mengerti betapa ilmu itu sangat luas, semakin aku banyak membaca semakin banyak
pula aku mendapatkan ilmu dan wawasan. Disamping itu pula semakin banyak aku
membaca semakin aku merasa menjadi seorang yang bodoh yang memerlukan banyak
sekali informasi dan pengetahuan.
Memang benar kata
pepatah “buku adalah jendela dunia”. Karena dengan membaca buku aku bisa
menjadi tahu, dengan membaca aku juga bisa membedakan mana yang baik dan yang
tidak baik. Oleh sebab itulah buku menjadi salah satu sahabat idola dalam
hidupku, karena telah memberikan berjuta manfaat bagiku. Sehingga amat sangat
merugi jika seseorang tidak pernah membaca buku.
Suamiku adalah sahabat
hidup, sedangkan buku merupakan benda mati namun setia menjadi sahabatku. Keduanya
sangat berharga dan sama-sama aku butuhkan karena telah memberikan ketenangan
dalam hidupku. Seraya untuk menuntunku beribadah kepada Sang Maha Agung, Allah
SWT.
“Tulisan ini diikut sertakan dalam GA “Siapa Sahabatmu?” pada blog
senyumsyukurbahagia.blogspot.com, hidup bahagia dengan Senyum dan Syukur”
Post a Comment
Post a Comment