Tulisan ini diikutkan pada 8
Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kedua.
Pekalongan
merupakan salah satu wilayah di Jawa Tengah yang terdiri dari dua bagian, yaitu
Kabupaten dan Kota Madya. Sedangkan saya sendiri merupakan penduduk Asli Kesesi
Kecamatan Kesesi kabupaten Pekalongan. Sebagai warga Pekalongan yang terkenal
dengan sebutan kota santri , aku sangat berbangga dengan budaya serta berbagai
cirri khas yang dimiliki oleh Pekalongan. Banyak sekali seni, budaya maupun
cirri khas yang berkaitan dengan makanan yang hingga saat ini masih terus
diuri-uri (dilestarikan) oleh masyarakat Pekalongan baik itu di Kabupaten
Pekalongan sendiri maupun di kota Pekalongan.
Seni
budaya serta yang berkaitan dengan makanan yang hingga saat ini masih
dilestarikan dan menjadi cirri khas masyrakat Pekalongan sebenarnya banyak
sekali, akan tetapi disini saya mau menyebutkan beberapa saja yang memang
terkenal bukan hanya dikalangan masyarakat Pekalongan tetapi juga dikenal luas
di luar Pekalongan. Seni budaya tersebut antara lain:
Seni
Membatik
Seni
membatik di Pekalongan sudah mendarah daging bagi masyarakat Pekalongan, bukan
hanya menjadi seni semata tetapi sudah sejak dahulu kegiatan membatik juga
telah menjadi mata pencarharian bagi masyarakat Pekalongan. Tidak mengherankan
jika saat ini, Pekalongan juga dikenal sebagai kota batik. Karena memang batik
Pekalongan sudah diakui oleh masyarakat, bahkan oleh dunia internasional.
Karena
sudah menjadi identitas bagi Pekalongan, kegiatan membatik juga merupakan salah
satu roda penggerak perekonomian di Pekalongan. Sehingga tidak mengherankan
jika salah satu home industry terbesar di Pekalongan adalah membatilk. Saking
terkenalnya seni batik di Pekalongan, sehingga dibuatlah sebuah Museum Batik
yang didalamnya terdapat berbagai produk batik dari zaman dahulu-sekarang, dan
juga alat-alat yang digunakan untuk membatik.
Selain
itu di Pekalongan setiap tahunnya juga diselenggarakan Festival Batik
Pekalongan, bahkan di Pekalongan juga pernah di adakan Pekan Batik
Internasional. Hal tersebut tentunya menjadikan batik Pekalongan semakin
dikenal luas di dunia. Bahkan saat ini di Pekalongan juga didirikan
International Batik Center (IBC), yaitu pusat penjualan batik.
Budaya
Syawalan
Ada
yang menarik dari budaya kota Pekalongan yang dilaksanakan saat idul Fitri,
yaitu budaya Syawalan yang dilaksanakan 7 hari setelah hari raya Idul Fitri.
Yang unik dari kegiatan ini adalah adanya Lopis raksasa yang dibuat oleh warga
dan setelah di doakan, maka lopis raksasa tersebut di potong-potong untuk
kemudian di bagikan kepada para pengunjung yang mengikuti kegiatan tersebut.
Menurut
sejarah budaya Syawalan yang dilakukan oleh masyarakat Krapyak Kota Pekalongan
ini sudah dimulai sejak 130-an tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1855 M.
kali pertama yang mengelar hajatan Syawalan ini adalah KH. Abdullah
Sirodj yang merupakan keturunan dari Kyai Bahu Rekso. Dan hingga saat ini
budaya tersebut masih terus dilestarikan oleh masyarakat Pekalongan.
Sego
Megono dan Apem Kesesi
Salah
satu kuliner yang sangat terkenal di Pekalongan adalah sego megono. Sego megono
merupakan makanan khas Pekalongan yang sudah terkenal di daerah pantura
khususnya dan umumnya di Jawa Tengah. Sego megono merupakan perpaduan antara
nasi putih dengan bumbu urap nangka (megono). Megono sendiri berbahan dasar
nangka muda (cecek) yang telah di potong kecil-kecil, kemudian dicampur dengan
parutan kelapa dan daun sere. Sedangkan bumbunya disesuaikan dengan selera
masing-masing pembuat. Sego megono sangat nikmat jika dibarengi dengan mendoan
yang masih panas. Bagi siapa saja yang mampir di pekalongan wajib merasakan
nikmatnya sego megono.
Selain
itu ada salah satu jenis kuliner yang berupa jajanan yang khas dari daerahku
yaitu Kesesi, berupa apem. Apem kesesi sangat terkenal dengan rasanya yang
legit dan juga tahan lama. Apem Kesesi dibuat dengan bahan campuran beras ketan
dengan gula jawa. Bagi kalian yang suka apem, maka jika sedang ke Pekalongan,
kurang afdol jika belum mencoba apem Kesesi yang legit.
Post a Comment
Post a Comment