Bismillahirrohmanirrohim...
Postingan kali ini berupa artikel berjudul Mendidik Anak Sesuai Masanya akan saya dedikasikan kepada Bibi Erry yang cantik sebagai artikel untuk GiveAway yang diadakan beliau, dimana postingan yang saya pilih untuk saya review adalah Be Strong, Sunshine! monggo.....
Mendidik
anak bukanlah pekerjaan mudah, karena anak merupakan generasi emas yang harus
dibimbing dan diarahkan ke jalan yang benar. Salah mendidik berarti akan
menghancurkan masa depannya. Oleh sebab itulah sebagai orang tua salah satu
kewajiban yang harus dipenuhi kepada anaknya adalah memberikan pendidikan yang
terbaik bagi mereka.
Apa
yang diceritakan oleh bibi Erry merupakan salah satu problematika dalam
mendidik anak. Sebagai orang tua tentu menginginkan yang terbaik untuk
anak-anaknya, begitu juga dalam hal pendidikan. Pendidikan disini bukan hanya
dimaknai sebagai pendidikan formal di sekolah, tetapi lebih dari itu pendidikan
yang paling berharga adalah proses pendidikan yang terjadi diluar sekolah,
terutama pendidikan di dalam keluarga dan lingkungannya.
Masa
anak-anak adalah masa dimana penuh dengan berbagai dinamika, ada saatnya anak
merasa minder, takut bergaul, memilih teman, bersekutu dan lain sebagainya. Apa
yang dilakukan oleh bibi Erry dalam mendidik Kayla dari anak yang pemalu,
penakut dan sukar bergaul saat masih kecil menjadi seorang anak yang berani,
supel dan mudah bergaul bahkan bisa memiliki prinsip merupakan sebuah proses
pendidikan yang perlu dicontoh.
Apa
yang dilakukan oleh bibi Erry dengan mengajarkan Kayla untuk berteman dengan siapa
saja tanpa membeda-bedakan merupakan pola pendidikan yang sangat baik. Artinya
sejak kecil Kayla telah diajarkan bagaimana menjadi seorang yang berjiwa
pluralis, menghargai segala jenis perbedaan. Kasus Kayla yang harus dimusuhi
oleh teman-temannya yang lain karena tetap berteman dengan Mawar meskipun
teman-teman yang lain tidak menyukainya merupakan salah satu bentuk
keberhasilan bibi Erry dalam mendidik anaknya terutama dalam hal menanamkan
sifat ketegasan dan konsisten.
Kayla
telah menerapkan apa yang diajarkan oleh mamanya, bahwa dia berteman dengan
siapa saja. Meskipun teman-teman Kayla melarang dia untuk berteman dengan mawar
akan tetapi Kayla tetap saja berteman dengan Mawar, meskipun pada akhirnya
Kayla juga dimusuhi oleh teman-teman yang lain. Ketegasan Kayla menolak
permintaan temannya untuk menjauhi Mawar
merupakan sikap yang patut diacungi jempol, apalagi menurut Kayla Mawar adalah
anak yang baik. Sehingga menjadi suatu yang sangat salah jika Kayla dilarang
untuk menjauhi Mawar hanya gara-gara biar dia tidak dimusuhi oleh
teman-temannya yang lain.
Problematika
tersebut justru akan menjadikan Kayla sebagai anak yang akan dapat belajar
untuk menilai mana yang baik dan mana yang tidak baik. Kayla telah memahami
bahwa permusuhan itu merupakan tindakan tidak terpuji sehingga dia tetap
berteman dengan Mawar meskipun konsekuensinya dia dimusuhi pula oleh
teman-teman yang lain. Namun disatu sisi Kayla tetap mempunyai optimisme tinggi
bahwa apa yang dilakukan oleh teman-temannya yaitu memusuhinya dan juga Mawar
tidak akan bertahan lama. Hal itu menunjukkan bahwa Kayla mengerti bahwa
perbuatan jahat tidak akan bertahan lama.
Kasus
kedua dimana Kayla melanggar aturan yang telah disepakati oleh mamanya dan
Kayla yaitu keluar diatas jam 9 malam perlu disikapi dengan bijaksana. Masa
anak-anak adalah masa perkembangan baik secara fisik maupun psikologi. Bermain
merupakan salah satu ciri khas dari masa anak-anak. Sehingga dalam hal ini yang
diperlukan oleh orang tua adalah membimbing dan mengarahkan anaknya agar
melakukan permainan yang bermanfaat.
Apa
yang dilakukan oleh bibi Erry tentang menghukum Kayla dengan menyuruhnya
menyikat kamar mandi karena telah melanggar aturan yaitu bermain melebihi jam
malam yang ditentukan merupakan suatu proses pendidikan. Dalam hal ini bibi
telah mengajarkan Kayla agar menjadi anak yang disiplin dan bisa menghargai
waktu. Akan tetapi hendaknya setiap pelanggaran yang dilakukan oleh anak tidak
harus disikapi oleh orang tua dengan terus menerus memberikan hukuman, apalagi hukuman
yang sifatnya fisik. Hal tersebut justru bisa menjadikan anak semakin tidak
berkembang. Ada baiknya jika orang tua bisa menerapkan reward (penghargaan/hadiah) and punishment
(hukuman) dalam mendidik anak-anaknya.
Jika
dalam kasus kedua yang dialami Kayla, bibi Erry selalu menerapkan punishment (hukuman) bagi pelanggaran yang dilakukan oleh Kayla. Dalam
teori pendidikan hal tersebut kurang baik, karena bisa saja malah menjadikan
anak semakin brutal karena sering mendapatkan hukuman. Pemberian hukuman juga dapat
membuat anak menjadi seorang penakut sehingga dia akan tumbuh menjadi anak yang
kurang kreatif karena takut ketika akan melakukan sesuatu.
Ada
baiknya jika hukuman yang diberikan kepada anak yang melakukan pelanggaran
adalah hukuman yang sifatnya mendidik dan tidak berat. Meskipun hukuman yang
diberikan kepada Kayla juga positif, akan tetapi hal tersebut bisa diganti dengan hukuman yang
lebih ringan dan mendidik serta jauh dari kesan hukuman fisik. Misalnya diminta
menghafal Pancasila, UUD 1945, menyebutkan nama-nama pahlawan dan lain
sebagainya. Selain hukuman tersebut ringan tetapi disisi lain merupakan salah
satu sarana pembelajaran yang sangat efektif bagi anak.
Pelanggaran
yang dilakukan oleh Kayla maupun anak-anak yang lain sesungguhnya juga bisa
diminimalisir dengan cara memberikan penghargaan atau hadiah (reward). Misalnya, kasus Kayla tidak
akan terulang lagi jika sang ibu bisa memberikan penghargaan kepada Kayla jika
bisa pulang tepat waktu, atau pulang bermain sebelum jam 9 malam. Hadiah yang
diberikan bisa apa saja, misal dibelikan boneka, dibelikan makanan kesukaan,
dan lain sebagainya. Hal tersebut bisa mendatangkan nilai positif yaitu
mengajarkan anak untuk disiplin waktu, dan juga membuat anak memiliki kemauan
untuk berbuat yang lebih baik lagi meskipun dengan tujuan untuk mendapatkan
hadiah. Akan tetapi hal tersebut juga jangan dilakukan terus menerus karena
dikhawatirkan akan menjadikan anak manja dan orientasinya bukan belajar tetapi
hanya mengejar hadiah.
Reward dalam
dunia pendidikan adalah memberi penghargaan, atau memberi hadiah kepada anak yang
melakukan prestasi. Reward juga bisa diartikan sebagai alat pendidikan
refresif yang bersifat menyenangkan dan membangkitkan atau mendorong anak untuk
berbuat sesuatu yang lebih baik terutama anak yang malas (Hofi Anshari, 1993). Dalam
hal ini sangat jelas jika reward (penghargaan/hadiah)
diberikan kepada anak yang mempunyai prestasi atau mencapai hasil sesuai dengan
keinginan. Oleh karena itu dari pada memberikan hukuman kepada anak ketika melakukan
pelanggaran, lebih baik memberikan reward
kepada anak supaya mereka tidak melakukan pelanggaran.
Dari
kisah yang ditulis oleh bibi Erry tentang hari-harinya dalam mendidik Kayla
harus dijadikan sebuah pembelajaran bagi orang tua yang lain. Karena bagaimanapun
juga hal itu bisa dialami oleh orang tua yang lain. Perkembangan anak zaman
sekarang tentu saja berbeda dengan masa kanak-kanak orang tua mereka, oleh
sebab itulah orang tua sekarang harus bisa mendidik anak-anaknya sesuai dengan
perkembangan zaman sekarang. Yang terpenting saat ini untuk bisa menciptakan
generasi yang unggul maka anak harus dibekali dengan keimanan, moralitas, serta
ilmu pengetahuan.
Ada
kata-kata bijak yang mengatakan “Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang
dan persahabatan, dia akan belajar menemukan cinta dalam hidupnya”.
Oleh sebab itulah orang tua dimanapun berada harus mendidik anak-anaknya dengan
penuh rasa kasih sayang dan persahabatan agar kelak anaknya menjadi seseorang
yang memiliki cinta kepada sesama. Semoga!!!
Mendidik Anak Sesuai Masanya diikutsertakan dalam
Bibi Titi Teliti’s Korean Giveaway!
Post a Comment
Post a Comment