header cah kesesi ayu tea

Lebaran Punya Baju Baru, Haruskah?



Lebaran sebentar lagi.. yeay!
Hai temen-temen, apa kabar? Udah mudik belum, nih? Alhamdulillah saya sudah mudik ke Blora (rumah mertua) sejak Sabtu malam lalu, saya beserta suami memilih mudik lebih awal karena membawa 2 balita serta menghindari macet perjalanan. Dan benar saja perjalanan pulang kemaren benar-benar lancar tanpa macet. Kesesi-Blora hanya ditempuh dalam waktu 6,5 jam. Itu sudah included istirahat makan di Purwodadi. *___*

Oiya, Bagaimana nih persiapan lebaran teman-teman semua? Sudah nyiapin list menu yang akan dimasak saat lebaran nanti? Pakaian baru? Sandal baru? Atau pasangan baru? #eh, gimana? :P

Apapun harapannya, saya dan sebagaian besar umat Muslim khususnya yang tinggal di Indonesia tentu sangat pantas untuk bersuka cita dalam menyambut datangnya hari Raya Idul Fitri. Setelah sebulan lamanya berpuasa, umat Islam di seluruh dunia akan merayakan hari kemenangan, yaitu hari lebaran. 

salah satu koleksi baju lebaran model kimono di Zalora

Sudah menjadi budaya sejak dahulu di Indonesia, bahwa lebaran selalu identik dengan baju baru. Busana baru rupanya sudah menjadi salah satu hal yang ‘penting’ untuk sebagian orang. Dari yang muda hingga yang tua. Begitu pun saya, sejak kecil Ibu biasanya membelikan baju baru menjelang lebaran. Setelah saya punya anak sendiri, sebenarnya saya tidak mengajarkan anak saya untuk mempunyai baju baru untuk lebaran, tapi karena saudara, tetangga, dan teman sekolahnya bilang kalau mereka dibelikan baju baru jadi anak saya ikut-ikutan pengen dibelikan baju baru juga. Beruntung sih, saya menang kuis di facebook beberapa hari lalu, dan hadiahnya baju muslim anak, jadi anak saya punya baju baru tanpa harus membeli. Hihihi

Baju baru, alhamdulillah
Untuk dipakai di hari Raya
Tak baru pun tak apa-apa
Masih ada baju yang lama.

Budaya memakai baju baru saat hari Raya Idul Fitri sebenarnya bukan hal yang salah tetapi saya juga tidak membenarkan. Karena menurut pandangan saya, hal tersebut dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, mempunyai baju baru saat lebaran menjadi hal yang wajar bagi orang-orang yang mampu. Namun disisi lain, bagi mereka kalangan yang kurang mampu, mungkin akan menjadi hal yang agak sulit untuk diwujudkan, karena kebutuhan yang lebih diutamakan tentu saja kebutuhan makan, bukan pakaian baru.

Baju baru saat lebaran dapat diartikan sebagai simbol kemenangan, artinya menjadi sesuatu yang ‘baru’. Sesuatu yang ‘bagus’ karena barunya dan bentuk rasa suka cita dalam menyambut hari Raya Idul Fitri. Beribadah pun akan menjadi lebih bersemangat ketika memakai pakaian yang bersih dan bagus.

Karena sudah menjadi budaya di Indonesia, biasanya dua bulan sebelum Hari Raya Idul Fitri sudah ramai berbagai koleksi baju lebaran di mana-mana. Tinggal milih mau yang model apa dan harga berapa, di toko online seperti zalora juga banyaaaaaaak banget pilihannya.  Busana muslim yang modis ataupun yang sederhana. Menyesuaikan dengan selera kita. Membeli baju lebaran juga disesuaikan dengan kebutuhan. Tidak harus memaksakan harus yang mahal, karena yang terpenting adalah nyaman dipakai. Mahal dan murah itu relatif. Tergantung kemampuan kita.

Semoga lebaran tahun ini kita umat Islam benar-benar mendapatkan kemenangan yang hakiki, bukan sebatas baju baru tetapi hati dan perilaku kita juga baru, yaitu perilaku yang berhiaskan akhlakul karimah. Karena menurut saya punya baju baru tidak harus saat lebaran atau dengan kata lain, Lebaran tidak harus punya baju baru. :))
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

Post a Comment