header cah kesesi ayu tea

Diet Kantong Plastik



Pertama kali saat saya baca postingan di blognya mbak Rahmi tentang membawa kantong sendiri setiap mau belanja di toko swalayan, saya ngebathin setuju. Setuju banget karena memang niatnya bagus sekali, yaitu untuk go green mengurangi sampah plastik. Sampah plastik memang menjadi masalah serius di Indonesia. Karena sampah ini tidak dapat terurai di dalam tanah dan setiap hari limbah plastik ini menjadi sumber polusi di Indonesia.

Setiap harinya, masyarakat Indonesia seakan terbiasa membungkus sampah rumah tangga, sampah kantor, sampah pasar, maupun sampah-sampah diberbagai tempat dengan kantong plastik, bahkan lebih dari satu kantong malah. Dan itu terjadi setiap hari di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. 

Tentu hal ini menjadi keresahan berbagai pihak. Banyaknya tulisan yang mendukung kegiatan go green menjadi hal positif dan mendapat dukungan. Yang terbaru di awal tahun ini adalah munculnya peraturan pemerintah tentang diet kantong plastik. Diet kantong plastik ini sudah diuji cobakan di Ibu kota dan sambutannya cukup bagus. Saya juga waktu itu ikut tanda tangan petisi online yang saya dapatkan informasinya dari website dietkantongplastik.info




Membiasakan hidup bersih dan sehat bisa dimulai dari diri sendiri. Membuang sampah pada tempatnya, serta ikut serta mengurangi sampah yang sukar diurai bisa dimulai sejak sekarang. Sebenarnya, selain kantong plastik, sampah sterofoam juga salah satu sampah yang tidak dapat diurai. Sebagai masyarakat yang mendukung kegiatan diet kantong plastik ini, mungkin, salah satu yang bisa kita lakukan adalah membawa wadah dari rumah ketika membeli makanan, bisa juga membawa kantong reuseable dari rumah saat berbelanja di mini market atau supermarket, atau bisa juga bila belanjaannya banyak, gunakan kardus sebagai tempat belanjaan kita. Dari situ, sudah sedikit mengurangi keluarnya kantong plastik.

Kantong plastik berbayar 200 rupiah.

Beberapa hari lalu, ada seorang teman ngedumel di facebook. Intinya sih dia terlihat kesel banget ketika dia belanja di salah satu mini market dan kantong plastik yang tadinya free hari itu berbayar 200 rupiah. Dia mungkin belum tahu tentang peraturan baru dari pemerintah, makanya dia ngedumel di status fbnya. Hihihi.

Berbeda dengan saya yang sudah mengetahui berita ini sebelumnya. Waktu perjalanan ke Pekalongan, saya nggak tahu kalau saya akan datang bulan. Jadi saya nggak siap-siap bawa celana dalam cadangan dan pembalut herbal ke kampus. Akhirnya saya mampir ke mini market dekat kampus. Waktu mbak Kasir bilang kantong plastiknya berbayar, saya mau membayar 200 rupiah. Karena yang saya beli pembalut, dan saya tidak membawa tas. Hehehe..

Kalau dilihat dari nilainya, 200 rupiah mungkin tidak terlalu berpengaruh, karena belanjaannya pasti di atas 1000 rupiah. Tapi, uang 200 rupiah akan sangat berarti manakala kita sadar akan kebersihan lingkungan. 200 rupiah menjadi sangat berharga demi lingkungan bebas sampah plastik. Semoga 2020 Indonesia benar-benar bebas sampah plastik. AMIN.
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

Post a Comment