“Jenk... .. anak kamu usianya berapa tahun, “imut-imut” banget?”“Hai say.. Noofa “imut-imut” yaa ternyata, kalau di poto kelihatannya gede, ya!”“Mbak, ternyata Noofa beda, ya, nggak sama kaya yang aku lihat di poto, aslinya “imut-imut”! hehehe”
Itu adalah salah tiga ucapan yang
dikatakan teman-teman saya kala bertemu. Kata “imut-imut” yang dimaksud itu
kecil. Iya, Noofa “kecil”, katanya.
Kalau dilihat di beberapa foto yang
saya unggah di akun sosial media tampak seperti udah gede, tapi kalau ngelihat
aslinya, ternyata kecil. Hihihi..
Yaa begitulah, hehe. Ada yang
bilang kalau ngelihat dari fisik Noofa, kaya anak usia 2 tahun malah ada juga
yang bilang seperti anak usia 1,5 tahun. Wew.
Tapi kalau ngedengerin Noofa bicara
dan tahu bagaimana cerewetnya dia, kaya anak usia 4 tahunan, katanya!
Bagi saya sih gak apa-apa, selama
Noofa sehat, tetap aktif dan ceria.
Memang sih, saya juga ngerasa kalau
Noofa kecil, timbangannya juga pas banget dengan usianya dia, batas minimal di
KMS. Cuma 12 Kg pada tiga tahun usianya.
Kemaren, waktu saya konsultasi
dengan ahli gizi di acara Dancow Ranch Adventure, mbaknya bilang memang saya
harus berusaha menambah berat badan Noofa. Nggak ada masalah dengan makan Noofa
dan minum susu Noofa, alhamdulillah Noofa doyan makan dan minum susu. Begitu pun
dengan nge-meal-nya yang nggak kalah
doyan dengan makannya. Tetapi, berat badan Noofa segitu-gitu aja. Ada satu
faktor yang memang bikin Noofa tetap “imut-imut” yaitu faktor genetik. Lha iya,
tow. Wong bapak ibunya ‘imut-imut’ masa iya anaknya gede tinggi? Meskipun sangat
mungkin bisa, tapi biasanya kan genetik juga mempengaruhi. Hihihi.
Kata expert yang kemaren ngobrol dengan saya, beberapa tips yang bisa
dilakukan untuk menambah berat badan anak, adalah...
- Bila anak sudah bagus untuk masalah makannya, maksudnya tidak ada masalah dengan makan, dia doyan dan nggak susah makan, pertahankan! Kalau biasanya dominan sayur, berilah dia tambahan protein hewani, bisa ikan atau daging.
- Ibu kreatif dan tak putus asa. Ini biasanya yang membuat ibu sedih mana kala si kecil susah makan. Gerakan tutup mulut-nya awet. Memang kudu sabar dan telaten, nggak berhenti sampai di situ aja. Tetep ajak anak makan dengan menu-menu kreasi bundanya. Supaya anak mau makan, pelan-pelan dihipnoterapi.
- Minum susu. Kalau kata mbak-mbak di konsultasi booth itu. Susu tidak dapat menggantikan karbohidrat (read; nasi). Si anak tetap harus makan nasi atau karbohidrat yang lain. Nutrisi yang ada pada susu sebagai pendukung yang dibutuhkan oleh tubuh si kecil. Kalau untuk menambah berat badan, kita bisa mencampurnya dengan margarin yang kandungan garamnya sedikit, atau bisa juga dicampur dengan satu sendok minyak goreng.
- Mencampurkan margarin atau minyak goreng pada saat susu masih hangat. Untuk pertama, bikin sedikit dulu. Dicoba dulu, anak mau minum apa enggak. Sebenarnya walaupun sudah dicampur margarin atau minyak goreng, rasa susu tidak berubah. Hanya saja ada minyak pada susu tersebut. :D
- Olah raga. Beruntung bila mempunyai anak aktif yang banyak gerak. Karena memang banyak geraknya anak itu sudah bisa dianggap olah raganya anak. Kalau enggak, ya. Ajak si kecil jalan-jalan di pagi hari, senam atau bisa juga diajak menari sambil bernyanyi.
- Selalu positif. Udah ngelakuin semua yang disaranin expert tapi kok badan si anak masih kecil aja? Berpositif thinking saja. Bisa jadi, apa yang dia makan tidak untuk badan dia, melainkan berubah menjadi energi untuk geraknya.
Itulah enam tips yang saya catat
hasil dari konsultasi saya. Pada dasarnya, saya sendiri nggak begitu minder
dengan ‘imut-imut’ nya Noofa, karena saya tahu bagaimana keseharian Noofa. Bagi
saya yang terpenting adalah saya selalu memberikan yang terbaik semampu saya
untuk Noofa. Kecil-kecil cabe rawit, ya, Nak.. *____*
Post a Comment
Post a Comment