Kemarin lusa (7/06), dengan hati
gembira saya pergi ke Stasiun Tawang untuk memesan tiket mudik ke Blora.
Rencana awal dari masjid tempat saya tinggal, saya ke Rumah Sakit Jiwa dulu
menemui adik saya yang sedang praktik di sana, kemudian baru ke Stasiun untuk
reservasi. Jam 10 pagi saya berangkat ke RSJ dari Ngaliyan. Sekitar 45 menit
baru sampai di RSJ karena macet di daerah timur Simpang Lima. Cuaca sangat
panas siang itu, sepertinya bila setiap hari keluar di jam-jam terik matahari,
kulit bisa terbakar dan menjadi gelap. Hmm.. Bisa-bisa lebaran ada yang pangling dengan perubahan itu. Hehe..
tapi, untungnya nggak tiap hari pergi di siang hari. Jadi nggak khawatir akan
hal itu.
Khawatir stasiun Poncol Ramai, kami
(suami, Noofa, dan saya) memilih ke stasiun Tawang. Setekah urusan dengan adik
di RSJ selesai, kami langsung menuju stasiun Tawang. Sampai di sana jam 11.17
wib. Saya langsung menuju ke tempat pemesanan tiket, melihat jadwal kereta
tujuan Semarang – Blora, mengambil nomor antrean, dan mengisi form pemesaran tiket
kereta. Saya dapat nomor antrean 3760. Saat saya sampai sana, nomor antrean
yang dipanggil 3740, itu artinya saya masih harus menunggu 20 nomor antrean
lagi. Masih mending lah, dibanding di
stasiun Poncol yang menunggu antreannya sampai 70 nomor antrean. Wew
Sambil menunggu giliran, seperti
biasa saya isi waktu menunggu saya dengan melihat-lihat sekitaran stasiun
Tawang, membaca-baca jadwal lainnya, selfie
grufie dan mengambil gambar lainnya untuk saya jadikan foto penunjang
postingan di blog saya. Hehe.
Satu demi satu nomor antrean
dipanggil. Tibalah giliran nomor saya dipanggil selepas dhuhur sekitar jam
setengah satu siang. Sudah satu jam lebih saya menunggu, sesampai di loket
reservasi. Beginilah percakapan mbak CS dengan saya:
“Tiket pulang-pergi Semarang – Blora ya, Bu.. kereta Blora Jaya dengan
nama Ibu Noorma Fitriana dan Bapak Fauzul Andim”
“Iya, Mbak.
“Ini anak Noofa usianya berapa?”
“Usianya 2 tahun lebih, Mbak. Tanpa seat aja”
“Jadi anak Noofa saya coret saya ya, Bu, nanti kalau masuk langsung aja”
“Iya, Mbak”
Beberapa saat kemudian.....
“Mohon maaf Ibu, untuk kereta Blora Jaya baru bisa dipesan satu minggu
sebelum pemberangkatan, jadi untuk tanggal 15 Juli 2015 baru bisa dipesan
besok, Ibu. Dan untuk tanggal 18 Juli juga baru bisa dipesan tiga hari
setelahnya, gimana, Ibu?”
“Ohh... (speechless)”
“Iya, Ibu.. mohon maaf..”
“Yaudah, Mbak. Nggak apa-apa, berarti besok saya ke sini lagi untuk
reservasi”
“Iya, Ibu.. sekali lagi mohon maaf”
“Iya, Mbak.. yasudah, Mbak. Terima kasih, ya.. Insya Allah besok saya ke
sini lagi”
Tahu nggak sih, awal yang gembira banget,
semangat banget, langsung down, drop
karena nggak bisa pesan tiket. Ternyata tiket kereta Blora Jaya baru bisa dipesan seminggu sebelum
pemberangkatan. Jujur saya nggak tau untuk aturan ini, lagi pula kereta Blora
Jaya tidak muncul ketika saya cek secara online via aplikasi KAI access dari handphone saya. Jadi,
mau nggak mau saya harus pesan mandiri secara manual langsung ke Stasiun. Gusti, saya kecelik! Walaupun kurang sehari aja Mbak CS-nya nggak bisa melayani
pemesanan karena sudah sistem.
Ya sudah, saya pulang dengan tangan
kosong, nggak jadi bawa tiket mudik ke Blora. Suami langsung bilang,
“Yaudah, Mi. Nggak papa, besok pagi aku yang ke Stasiun, Umi dan Noofa
nggak usah ikut, ya, panas banget kasian Noofa.. terus sorenya kita ke Demak
untuk buka puasa bersama”.
Saya mengiyakan saja, lemes
rasanya, udah ngantri lama banget, eh ternyata tiket belum available untuk dipesan. Dengan rasa kecewa saya berjalan menuju
parkiran motor dengan menggandeng Noofa. Sampainya di parkiran, saya ambil helm dan saya pakai, menyiapkan tiket
parkir dan uang untuk bayar parkir, lalu kami pulang ke Ngaliyan tanpa tiket di
tangan. Hiks.
Post a Comment
Post a Comment