Assalamu’alaikum,
Ahad (14/6) lalu, saya bersama suami dan Noofa pergi ke
Pemalang untuk menghadiri undangan pernikahan rekan kerja mengajar di STIT
Pemalang. Sehari sebelumnya kami berencana untuk berangkat pagi, supaya sampai
di rumah hajat tidak kesiangan. Karena kasian Noofa kalau pulangnya siang hari pasti
sangat terik. Tapi rencana tinggal-lah rencana, kami bertiga malah berangkat
dari rumah jam 10 menjelang siang.
Sebelum berangkat kami sedikit ribut ngomongin kostum. Saya pengennya
bisa seragam memakai baju batik yang
saya jahit di penjahit. Tapi suami agak kurang cocok dengan baju itu. Setelah saling
berargumen, akhirnya suami ngalah juga, kami memakai sarimbit, karena terlihat
serasi itu menyenangkan.
Berangkat agak terlambat dari rencana, perjalanan ke sana
membutuhkan waktu satu jam. Sampai di rumah orang yang punya hajat jam 11
siang. Acara resepsi baru mulai, setelah saya baca lagi undangannya, ternyata
resepsi mulai jam 11 dan selesai jam satu siang. Hehe.. :D
Masih sepi, tetapi sudah ada hiburan organ tunggal gambus. Tampak
satu penyanyi yang sedang bersholawat, waktu itu lagi qasidah berjudul “pengantin
baru”. Lagu itu memang special untuk sang dua mempelai.
Mas Rifa’i, nama pengantin prianya sangat kenal saya dan tau
sekali saya hobi menyanyi. Dia langsung kasih kode sama MC nya. Pas saya lagi
asyik menikmati hidangan, nama saya dipanggil oleh MC. “Silakan Bu Noorma dari
Pekalongan, dimohon kehadirannya ke atas panggung pelaminan ini untuk menyumbangkan
satu atau dua lagu untuk sang pengantin”.
Begitu kira-kira yang diucapkan mas MC.
Saya jawab “Siaap.. tapi saya selesaikan makan saya dulu
ya,..” hahaha. Saya langsung sePEDE itu? *angin segar*
Satu persatu kursi tamu dipenuhi tamu undangan. Banyak juga
mahasiswa yang datang di acara pernikahan tersebut, karena pengantin wanitanya
adalah mahasiswi STAIN Pekalongan, dan kebetulan dia saya ajar semester lalu.
:D
“Duuh, kok jadi rame gini” saya mbatin tambah grogi.
Tapi show must go on, sudah terlanjur juga saya bilang “SIAP”.
Itung-itung sebagai kado untuk kedua mempelai. Hihihi
Saya tak mau sendiri, saya ajak salah satu mahasiswa saya
yang ada di depan saya. naiklah kami berdua ke atas panggung pelaminan itu.
Saya menyanyikan dua buah lagu, yang pertama lagunya Rita
Sugiarto yang berjudul “Sejuta Luka” dan yang ke dua lagu gambus berjudul “Yaa
Uyuni”.
Goyang,
nggak?
Goyang duonk, tapi dikiiiitt.. hehe.. saya malu, eh mungkin
lebih tepatnya “jaga image” di depan mahasiswa saya yang jumlahnya bertambah
banyak siang itu.
Untung saja ada salah satu mahasiswi baik yang mau mengambil
gambar saya menyanyi hari itu. Jadi bisa untuk kenang-kenangan saya yang nggak
akan saya lupakan, yaitu menyanyi bak biduan di hadapan tamu undangan di mana
sebagian besar adalah mahasiswa dan teman dosen. Hehehe.
Selesai nyanyi, sebelum turun panggung saya sekalian pamitan
pulang kepada kedua mempelai. *biduan amatir langsung kabur* gkgkgk
Doa saya untuk ke dua mempelai, semoga menjadi keluarga
sakinah mawadah dan rohmah hingga akhir hayat. Bisa segera diberi momongan *eh
tapi istrinya masih semester 2 ding*,
semoga selalu rukun dalam menjalani biduk rumah tangga. Amiin.
Post a Comment
Post a Comment