Suasana ramadhan di kampus ternyata tak
jauh beda dengan apa yang ada di kampung, perumahan, perkantoran, dan juga
institusi pendidikan yang lain. Ritual buka bersama, tarawih bersama, tadarus,
penggunaan busana muslim musiman, kajian ramadhan masih mendominasi kehidupan
kampus selama ramadhan.
Hal tersebut jelas merupakan sesuatu yang
sangat baik, namun disisi lain kegiatan yang sering dimotori oleh unit
Kerohanian Islam (rohis) selama ramadhan sering tidak menunjukkan hasil yang
maksimal saat ramadhan telah usai atau kalau tidak mau dikatakan hilang tak
berbekas.
Hal ini menunjukkan bahwa ajaran Islam
yang menganjurkan umat Islam untuk berlomba-lomba dalam meningkatkan amal
ibadah selama ramadhan hanya dipahami oleh mahasiswa sebatas kulit luarnya
saja. Hal itu terbukti dengan berbagai kegiatan mahasiswa yang hanya berkisar
pada kegiatan yang bersifat individual (saleh individu).
Harusnya mahasiswa selama ramadhan lebih
banyak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bisa membentuk kesalehan sosial.
Tapi tidak berarti melupakan kegiatan yang bersifat individual. Karena dalam
kenyataannya kegiatan kampus selama ramadhan lebih berorientasi pada pembentukan
taqwa secara individu bukan secara sosial.
Kalau
selama ini mahasiswa secara suka-rela iuran untuk buka bersama, maka dana iuran
dapat dialihkan secara suka rela untuk membantu panti asuhan, anak-anak
terlantar dan fakir miskin yang berada sekitar kampus. Rohis juga dapat
menyelenggarakan bakti sosial ramadhan dengan menghimpun dana maupun
pengumpulan pakaian pantas pakai yang dapat diberikan kepada masyarakat miskin
sekitar kampus.
Akan sangat istimewa sekali jika dalam setiap
ramadhan di kampus para mahasiswa mau secara suka rela menghimpun zakat dari
para mahasiswa muslim, yang kemudian dapat ditasarufkan (disalurkan)
kepada salah satu 8 golongan yang berhak menerima zakat. Jika hal ini dapat
terlaksana maka hikmah datangnya bulan suci ramadhan di kampus akan benar-benar
di dapat oleh mahasiswa.
Dan inilah yang sebenarnya dikatakan
sebagai salah satu manifestasi dari sebuah kesalehan sosial, dimana ada
tuntutan untuk senantiasa peka terhadap orang lain bukan hanya peka terhadap
diri sendiri. Kesalehan sosial selama ramadhan merupakan salah satu ciri
orang-orang muttaqin yang disenantiasa diidam-idamkan oleh orang-orang
yang berpuasa.
Post a Comment
Post a Comment