header cah kesesi ayu tea

Yang Indah dari Pantai Ujungnegoro, Batang



Beberapa waktu lalu, saya dan teman saya pergi ke salah satu Pantai di Kabupaten Batang. Pantai ini terletak tidak  terlalu jauh dari jalur pantura, sekitar 6 kilo meter. Salah satu titik pantai dapat dinikmati keindahannya dari balik jendela kereta api ketika perjalanan Pekalongan – Semarang. Sesuai namanya, pantai yang mempunyai garis pantai tak begitu luas ini terletak di desa Ujungnegoro Kabupaten Batang. Kabupaten Batang adalah Kabupaten yang berbatasan dengan Kota Pekalongan. Kota kecil dengan slogan Batang Berkembang ini memang mempunyai beberapa wisata alam, pantai dan pegunungan. Salah satu pantainya yang terkenal di Batang adalah Pantai Ujungnegoro, sedangkan wisata dataran tingginya yang terkenal adalah kebun teh di daerah Bandar-Blado.

Sesampainya di sana pas waktu dhuhur. Setelah memarkir motor di tempat parkir, saya dan teman saya langsung menuju mushola yang terletak di atas bukit kecil, mushola ini terletak berdekatan dengan petilasan makan Syaikh Maulana Al Maghribi. Memang, ada beberapa tempat di Kabupaten Batang yang terdapat petilasan atau makan Syaikh Maulana Maghribi. Konon, beliau ini adalah salah satu ulama penyebar agama Islam di Tanah Jawa pada jaman kerajaan Demak pada abad ke 15 sampai ke 16 M. Setelah selesai sholat, kami turun menuju pantai melewati jalan di samping makam. Jalan ini berupa beberapa anak tangga kecil yang di kelilingi tembok di sebelah kiri, dan pepohonan di sebalah kanan.



Kesan pertama saya sampai di sana adalah indahnya view di sekitaran Pantai. Banyaknya bebatuan dengan ukuran beragam terdapat di sekitaran bibir pantai. Di sana juga banyak orang memancing yang turut menikmati keindahan ciptaan Allah. Saya berniat mengelilingi pantai dari satu titik ke titik lain.


Yang unik di pantai ini adalah terdapat gua kecil di bawah bukit. Ada yang bilang nama gua tersebut adalah gua Aswatama. Bagi beberapa orang yang mempercayai hal mistik, gua ini sering dijadikan tempat ritual-ritual bagi mereka. Terbukti adanya seperangkat sesajen yang saya lihat di atas tanah di dalam gua tersebut.


Setelah puas berfoto menggunakan kamera pocket milik teman saya di sekitaran gua, saya menuju area permainan dan dermaga. Melewati jalan sempit di samping tebing saya jalan hati-hati. Tak jauh dari situ kami disambut area permainan kecil yang rapih dengan nuansa cat biru.  Dermaganya juga kecil dan terdapat beberapa perahu yang sepertinya memang dibiarkan ‘terdampar’ di sana. Kebetulan waktu kami ke sana, pantai sedang tidak sepi. Lumayan banyak pengunjung yang datang dengan mengenakan seragan sekolah. Sepertinya mereka memang sengaja menjadikan Pantai Ujungnegoro sebagai destinasi pariwisata untuk siswa-siswi sekolah tersebut. Dan, karena ramai, saya tak mendekati area permainan yang sudah di depan mata. Hihihi







Sepanjang perjalanan dari  satu tempat ke tempat lain, ada beberapa spot menarik yang sayang sekali untuk dilewati. Pantai yang bersih membuat saya merasa nyaman berasa di sana. Air lautnya juga jernih, desiran ombak halus membuat suasana pantai romantis!. Menurut saya, Pantai kecil ini seperti miniatur pantai di Pulau Bali. Ah, kapan-kapan saya harus kembali ke sini, bersama keluarga kecil menikmati keindahan panorama alam ciptaan Ilahi Robbi.


NB :
  • Ada dua jalan menuju pantai Ujungnegoro, yang pertama lewat jalur pantura. Sekitar 2 km sampai 4 km dari perbatasan Pekalongan – Batang, kiri jalan (dari arah jakarta) terdapat plang besar pintu masuk menuju pantai, masuknya sekitar 6 KM dari Pantura. Yang ke dua, lewat jalan dalam. Dari Denasri lewat jalan Pantai Sigandu, ada jalan baru menuju pantai Ujung negoro. Menurut saya lebih dekat lewat jalan dalam, jalannya baru. Halus jalannya seperti jalan tol, dan.. lewat jalan ini bebas polusi.  
  • Waktu kami ke saya, kami Cuma bayar uang parkir motor, mungkin karena kami langsung menuju mushola kali ya, hehe. Padahal kata temen-temen, masuk ke sana dikenai biaya 3000 perkepala.
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

Post a Comment