header cah kesesi ayu tea

Perbedaan Kurikulum KKNI dengan OBE

dokumentasi bedah draft kurikulum prodi berbasis OBE

Dunia Pendidikan mungkin bisa dibilang sedang tidak baik-baik saja, atau malah lagi sangat baik kualitasnya? hmm.. jadi gini, belum juga meluluskan putra putrinya dengan kurikulum lama, eh sudah berganti dengan kurikulum baru. Tidak hanya di dunia pendidikan formal SD-SMA, di perkuliahanpun demikian, dari mulai kurikulum lama, kemudian KKNI, lalu merdeka, lalu sekarang sedang proses menggunakan Kurikulum OBE.




Kurikulum OBE, atau Outcome-Based Education, adalah pendekatan pendidikan yang berfokus pada hasil pembelajaran yang terukur (outcome). Tidak hanya berorientasi pada materi yang diajarkan, tetapi juga pada kemampuan dan pengetahuan yang harus dicapai oleh mahasiswa setelah menyelesaikan suatu program studi.

Lalu bedanya apa dong dengan kurikulum lama seperti KKNI? Kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) dan OBE (Outcome-Based Education) memiliki perbedaan mendasar dalam pendekatannya. KKNI lebih fokus pada penyusunan kualifikasi dan jenjang kompetensi secara nasional, sedangkan OBE menekankan pada pencapaian hasil belajar yang terukur dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

Bila ingin diurai, kurang lebih seperti ini:

Fokus Utama:
KKNI:
Berfokus pada penyusunan jenjang kualifikasi dan capaian pembelajaran yang terstandarisasi secara nasional, mencakup berbagai bidang dan level kompetensi.

OBE:
Berfokus pada pencapaian hasil belajar (outcome) yang spesifik dan terukur, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja dan industri.

Pendekatan Pembelajaran:
KKNI:
Lebih pada penyusunan struktur kurikulum berdasarkan jenjang kualifikasi, dengan penekanan pada penguasaan materi dan kompetensi sesuai dengan level yang ditetapkan.

OBE:
Pembelajaran didesain untuk mencapai hasil belajar yang telah ditentukan, dengan metode pembelajaran yang lebih fleksibel dan berorientasi pada pengalaman belajar mahasiswa.

Evaluasi dan Penilaian:
KKNI:
Penilaian dilakukan berdasarkan pencapaian kompetensi pada setiap jenjang kualifikasi.

OBE:
Penilaian lebih ditekankan pada pencapaian hasil belajar yang telah ditetapkan, termasuk pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Relevansi dengan Dunia Kerja:
KKNI:
Lebih umum dan berlaku untuk berbagai bidang, namun mungkin kurang spesifik dalam menjawab kebutuhan industri.

OBE:
Didesain agar lulusan memiliki kompetensi yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja, sehingga lebih siap untuk memasuki dunia profesional.

Peran Dosen:
KKNI:
Dosen berperan dalam menyampaikan materi dan membimbing mahasiswa mencapai kompetensi pada jenjang tertentu.

OBE:
Dosen berperan sebagai fasilitator yang membantu mahasiswa mencapai hasil belajar yang telah ditetapkan, dengan menyesuaikan metode pembelajaran dan materi yang relevan.

Kesimpulan:
Kurikulum OBE dapat dianggap sebagai pengembangan dari KKNI, dengan menekankan pada hasil belajar yang aplikatif dan relevan dengan dunia kerja. Kedua kurikulum ini saling melengkapi dalam upaya menghasilkan lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan global.

Saat ini semua prodi di kampus UIN Gusdur Pekalongan sedang menyusun draft kurikulum OBE yang nantinya langsung akan dipakai pada perkuliahan semester gasal tahun akademik 2025/2026 ini. Bagi saya, apapun yang nantinya diperintahkan oleh pemerintah ya dituruti saja, pemerintah wabil khusus menteri pendidikan tentu punya alasan saat mengganti kurikulum lama ke kurikulum baru, salah satu yang menjadi tujuan adalah untuk perbaikan sistem pendidikan, namun bagi kami yang di lapangan bila berganti kurikulum dalam tenggat waktu yang singkat juga agak keteteran dan kesulitan dalam penyesuaian, terlihat sulit memang, tapi dijalani sambil belajar ya akhirnya bisa juga. 

ini contoh RPS untuk kurikulum OBE, kebetulan saya ngajar mata kuliah bahasa Inggris Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah UIN Gusdur. RPS nya seperti ini

Semoga dengan kurikulum terbaru OBE, pendidikan Indonesia wabil khusus di perguruan tinggi bisa makin jos gandos ya. Aamiin..
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin
Newest Older

Related Posts

Post a Comment