Saya nurut, kata dia dibawa ke IGD rumah sakit untuk dievaluasi, kalau memang tidak perlu opname, nanti Noofa pasti dikasih obat. Tetapi pas di IGD rumah sakit, dokter yang jaga adalah dokter umum, dan lagi kami datang ke sana menjelang tengah malam. Kata dokter, supaya bisa bertemu dokter anak, mending opname sekalian, evaluasinya sekalian diberi cairan infus karena Noofa muntah terus, supaya tidak dehidrasi. Noofa tidak diare. Noofa muntah-muntah saja. Dulu pernah kaya gini sebelumnya, juga ada diagnosa lain yang memang mengharusnya untuk rawat inap.
Noofa tetap ceria dan aktif bermain |
Selasa siang kemaren, saya melihat Noofa tambah ceria. Kelihatan lebih sehat, dan sudah tidak muntah-muntah. Makan juga sudah banyak. Mungkin karena semalam dia diberi obat anti mual. Saya pikir, saya mau minta pulang saja kalau dokter visit. Disamping itu, hari ini (rabu) saya beserta semua keluarga mau ke Semarang untuk wisuda Abi besok Kamis, 28 Januari. Saya juga sudah janji dengan penjahit baju seragam untuk kami pakai besok mau ngambil baju sehari sebelum ke Semarang. Bukan tanpa alasan juga, saya melihat hasil lab Noofa bagus, semua normal, dan tidak ada yang membuat khawatir, menurut adik saya, leukosit Noofa 13 ribuan, masih terbilang tinggi dari batas maksimal normal 17 ribuan. Suhu tubuh Noofa juga normal, sekitar 35 derajat celcius. Intinya saya pengen pulang juga karena saya yakin Noofa sudah membaik dan saya ingin rawat jalan saja. Hehehehe
"Maaf, dok. Noofa boleh pulang hari ini tidak, saya nanti rawat jalan saja"
Pak dokter senyum saja. Sambil ngajak tos ke Noofa. Intinya sebenarnya belum membolehkan. Perawat yang ikut masuk ke ruang perawatan juga senyum. Hehe.. Duuh, saya ini jadi berasa menjadi ibu yang gimanaaa gitu, ya. Tapi saya yakin Noofa sudah sembuh. Pak dokter keluar dari ruangan dan melanjutkan visit ke ruangan lain.
Tak lama kemudian ada perawat datang ke kamar menanyakan apakah jadi minta pulang? Saya lega tapi deg-degan juga. Hehe.. Ini baru pertama kalinya saya minta pulang paksa.
Saya diskusi dengan adik saya. Adik saya ke bagian ruang keperawatan diskusi dengan perawat yang sedang berjaga di sana. Intinya melihat hasil lab bagus dan normal. Bila mau pulang, kami tidak memberikan anti biotik. Begitu katanya.
Saya langsung lega sambil bilang, mas kalau bisa jangan dikasih anti biotik dulu, ya. Karena kalau disuntik nanti Noofa jadi nggak bisa pulang karena harus nunggu 3 hari. Kami pun diijinkan pulang tapi tetap di suratnya ditulis pulang paksa. Hehe.
Setelah mendapatkan surat pengantar. Saya ke kasir untuk menyelesaikan administrasi. Jumlah yang harus dibayarkan sebesar 1.022.897 rupiah, tapi karena saya memakai fasilitas bpjs kelas 1. Dan saya naik kelas dengan mengambil kamar VIP, saya hanya membayar tambahan iuran sebesar 183.000 rupiah saja.
Dengan bismillahirrohmanirrohim saya minta pulang paksa dan menggantinya dengan rawat jalan. Hal ini saya lakukan karena yakin Noofa sudah membaik. Bagi temen-temen yang sakit, cepet sembuh, ya. Kalau misal masih butuh perawatan, jangan pulang paksa kaya Noofa, ya. Hehe..
Alhamdulillah, Noofa sudah sehat, sudah beraktifitas seperti sedia kala. Sudah galak lagi, haha. Sudah lahap makannya, sudah bereksplorasi dengan benda-benda yang ada di sekitarnya, sudah mainan lego lagi sama Omnya. Main boneka lagi. Main peran lagi. Di rumah nampaknya lebih gembira karena banyak temen mainnya. Nonton video timun mas di tablet, juga main baby hazel di tablet. Semoga dengan berkumpul bersama keluarga di rumah menjadi semangat bagi Noofa.
Terima kasih ya Allah, terima kasih pak dokter, terima kasih perawat, terima kasih buat mbak Mufida si asisten perawat yang sudah memandikan Noofa. Terima kasih buat Noofa yang sudah selalu ceria, dalam keadaan tangan diinfus pun Noofa masih melucu dan aktif bermain. Sehat ya, Nak. Biar nggak ada drama pulang paksa lagi.
Postingan ini saya tulis dengan sadar, meskipun kemaren galau. Sekarang bahagia. Melihat Noofa ceria, dan mempersiapkan keperluan yang harus dibawa ke Semarang untuk wisuda Abi besok.
Post a Comment
Post a Comment