header cah kesesi ayu tea

Cara Menghilangkan Gas Beracun dalam Sumur

Halo selamat pagi, saya harap semua teman-teman saya di seluruh dunia selalu diberi kesehatan dan selalu dilindungi Allah SWT. Saya mau sedikit cerita tentang masalah yang beberapa hari ini menjadi sumber dari kegelisahan saya. Bagaimana tidak? Masalah air di perumahan yang saya beli tidak kunjung berakhir. Yang ada malah semakin ke sini semakin tambah saja. Maksudnya nggak hanya masalah air, tapi masalah got depan rumah, masalah jalan perumahan, dan listrik pun jadi masalah. Aaargg.. rasanya pengen teriak yang kenceng. Hahaha..

Nah, saya mencoba untuk menyelesaikannya satu persatu. Listrik sudah beres kemaren setelah manggil PLN empat kali dalam sebulan. Hehe. Terus got ya sudah lah ya, saya pasrah saja terserah apa mau pengembangnya. Kalau nantinya kenapa-napa ya tinggal bilang saja. Nah masalah air, saya akhirnya ngalah manggil tukang gali sumur untuk menggali lagi. Jadi dulu pihak pengembang menggali sumur hanya kedalaman lima meter saja. Pantas dong musim kemarau jadi sat ga keluar air sama sekali. Kalau pun keluar airnya keruk banget bercampur lumpur. Masa iya saya mau apa-apa pakai air seperti itu. Siapapun pasti ga bisa dan ga mau kan?

Ahad kemaren, saya manggil tukang gali sumur untuk nguras sekaligus menggali ulang. Tujuannya agar airnya keluar lagi dan bersih. Mbah Tahari namanya. Pahlawan bagi kami karena sudah mau membantu menggali sumur supaya airnya mau keluar dan ga asat lagi.
Saya baru tahu kalo ada beberapa yang harus dilakukan sebelum menggali sumur. Yang paling penting adalah mengecek keadaan dalam sumur. Adakah gas beracun atau tidak. Cara mengeceknya pun sederhana, tapi itu merupakan ilmu baru bagi saya.
.
Mbah Tahari memetik daun pisang yang sudah kering. Kalau di sini namanya klaras. Kemudian mengikatnya. Sebelum memasukkan daun klaras ke dalam sumur Mbah Tahari memastikan ada gas atau tidak dengan cara memasukkan lilin ke dalam ember, kemudian lilin tersebut dinyalakan apinya. Lilin yang sudah di dalam ember tadi dikerek ke dalam sumur. Sampai kedalaman seberapa lilin tersebut mati. Diulang beberapa kali untuk memastikannya lagi. Jika api lilin mati, berarti ada gas di dalamnya. Gas di dalam sumur sangat berbahaya loh gaes.


Kemudian klaras tadi yang sudah diikat dimasukkan ke dalam sumur untuk menghilangkan gas. Kenapa klaras?. Waktu saya tanya, jawaban Mbahnya hanya daun pisang kering inilah yang bisa digunakan untuk mengusir gas beracun dalam galian sumur. Saya belum coba cari2 alasan ilmiahnya. Tapi, ilmu jadoel begitu biasanya kan turun temurun dan harus ditaati oleh mereka. Saya hanya tahunya itu gas beracun berbahaya. Dan dihilangkan agar Simbah dapat masuk ke dalam sumur agar dapat bekerja dengan lancar.


Benar saja, setelah memastikan gasnya hilang. Mbah Tahari masuk ke dalam sumur dan mulai mengerjakan menggali sumur lagi menggunakan linggis dan membuang bebatuan dan lumpur dari dalam sumur. Beruntung rumah belakang rumah saya belum dibangun jadi tanah lumpur galian bisa dibuang di situ. Hehe.



Setelah kurang lebih 4 jam Mbah Tahari menguras sumur. Dan saya melihat air sudah setinggi paha Mbah Tahari. Saya pun ingin membantunya. Saya graji pralon yang berada di sumur untuk kemudian saya sambung dengan pralon lain. Karena pralon yang semula sudah tidak menempel air. Saya sambung lagi sekitar 30 cm. Kemudian saya lem pralonnya. Saya pasang kembali dan saya nyalakan pompa air. Alhamdulillah airnya sudah keluar tapi harus kembali dikuras dan dibiarkan mengendap supaya bening. Setelah 15 menit saya buang air dari dalam sumur. Saya matikan pompa air. Alhamdulillah hari ini sudah bisa digunakan kembali airnya.

Oiya, biaya menguras dan menggali (ulang) sumur di Kajen Kab Pekalongan sebesar 400.000 rupiah. Kalau bikin dari awal biayanya 1.5 juta. Mbah Tahari memberi garansi sumur selama maksimal 2 Minggu setelah digali. Jika ada keluhan lagi selama kurun waktu 2 Minggu. Mbahnya siap menggali kembali tanpa ada biaya lagi. Tapi jika sudah melebihi 2 Minggu baru ada keluhan lagi. Berarti harus membayar ulang lagi. Biaya segitu yang mengerjakan 3 orang. Mbah Tahari yang masuk ke dalam sumur untuk menggali dan menguras. Satu orang yang mengerek tali tambang dan satu orang bertugas membuang lumpur.

Semoga air sumur di rumah saya tidak 'rewel' lagi. Sehingga kebutuhan rumah tangga bisa terpenuhi. Mengingat, air adalah hal terpenting dalam hidup. Nggak efisien juga kan kalau tiap hari mandinya pakai air galon? Hehehe
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

Post a Comment