header cah kesesi ayu tea

SembuTopia, Gerakan untuk Indonesia Sembuh dari Segala Macam Penyakit


SembuTopia, Gerakan untuk Indonesia Sembuh dari Segala Macam Penyakit


Meeting Room GOLD, Hotel Aston Semarang 4 Juni 2018 menjadi saksi kami, Komunitas Blogger Semarang dan Titik Tengah Partnership yang sedang mengikuti ‘seminar’ Hari Tanpa Tembakau Dunia Bersama Sembutopia #WorldNoTobacco2018 #Sembutopia #Indonesia2020 bersama narasumber bapak Kafi Kurnia dari Jakarta.


Sore itu, saya menjadi peserta pertama yang datang di ruang meeting. Beberapa menit kemudian satu persatu peserta masuk ke ruangan hingga jam 4 sore lebih ruangan menjadi penuh. Tak lama kemudian pembicara datang, dan setelah menyiapkan slide berisikan materi. Beliau presentasikan tentang Sembutopia, Hari Tanpa Tembako, dan Indonesia 2020.


Presentasi dimulai dengan perkenalan singkat tentang profil pembicara. Ternyata bapak Kafi Kurnia adalah seorang motivator andal yang sudah banyak pengalaman mengisi acara di berbagai tempat. Beliau adalah pelopor atau pendiri Sembutopia pada bulan November 2017 tahun lalu.


Apa itu Sembutopia? Secara harfi, berasal dari kata Sembuh dan Utopia. Di mana difilosofikan sebagai harapan untuk sembuh. Siapa yang diharapkan sembuh? Yaitu Indonesia. Dalam hal ini, Bapak Kafi Kurnia mengajak masyarakat Indonesia untuk menjalani gaya hidup sehat.


Visi dari Sembutopia adalah menyembuhkan Indonesia dengan Gaya Hidup Sehat dengan senyum dan tawa. Berawal dari banyaknya kasus penyakit yang menyerang masyarakat Indonesia, seperti penyakit paru-paru, jantung, kanker, dan tumor. Penyakit-penyakit berbahaya yang sudah sering merenggut nyawa si penderita.

Ada lima pilar sembutopia, yaitu: Hope, Heal, Habitat, Health, dan Happiness. Bapak Kafi Kurnia mempunyai keinginan besar, yaitu mengajak netizen untuk ikut mengkampanyekan sembutopia dengan cara mengajak mereka untuk menuliskan konten-konten positif tentang gaya hidup sehat. Di mana banyak sekali masyarakat Indonesia yang belum sadar akan pentingnya hidup sehat.

“Orang itu baru sadar dan kepengen sembuh ketika sudah merasakan sakit, padahal saat sembuh orang-orang itu bisa tetap menjaganya untuk tetap sehat” Tandasnya.

Salah satu yang menjadi konsen serius oleh bapak Kafi adalah soal rokok. Kebetulan 31 Mei diperingati hari Tanpa Tembakau Dunia. Beliau ingin masyarakat Indonesia sadar akan bahaya rokok. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk merubah paradigma seseorang tentang rokok. Saya sendiri punya pengalaman buruk dengan rokok. Menjadi perokok pasif sangat rugi, meski tidak merokok namun resiko yang dialami perokok pasif sama beratnya dengan perokok aktif.

Betapa ruginya orang-orang yang belum sadar akan hal ini. Namun, merubah orang untuk tidak merokok tidaklah mudah. Saat saya bertanya dengan bapak Kafi, “Bagaimana caranya merubah kebiasaan orang yang perokok berat menjadi tidak merokok lagi?” Beliau menjawab, bila ingin merubah satu dia. Yang pertama harus dilakukan adalah berdiskusi dengan keluarga. Supaya semua keluarga mendukung apa yang hendak kita lakukan. Karena kalau semua keluarga ngomongin, bisa jadi ada harapan untuk merubah kebiasaan buruk satu orang tersebut.

Yang kedua adalah konsisten. Bapak Kafi menambahkan, “Kalau kita ingin merubah kebiasaan seseorang, kita harus konsisten selama minimal 21 hari berturut”. Kalau hanya sehari dua hari yaa jangan harap bisa sukses. Misal lain kita ingin terbiasa bangun pagi, atau tidak terlambat masuk sekolah. Kita harus melatih diri kita untuk konsisten berlatih untuk bangun pagi dan tidak terlambat setidaknya 21 hari. Insya Allah, hari ke 22 dan seterusnya akan membuahkan hasil. Dengan catatan, kita harus punya niat benar-benar ingin berubah. Tapi jika tidak, yaa bagaimana kita bisa berubah dan bisa sembuh dari kebiasaan buruk tersebut? Hanya mimpi!

Untuk persoalan ‘sembuh’ ini, bukan hanya dari revolusi mental saja. Bila tidak dibarengi dengan niat yang luar biasa, tentu saja, kata ‘sembuh’ akan terus menjadi khayalan belaka.

Harapannya, Indonesia di tahun 2020 yang akan datang, benar-benar menjadi negara yang sehat. Baik sehat masyarakatnya, bersih dari koruptor. sehat secara ekonominya, dan sehat dari segala macam penyakit. Syukur-syukur tahun 2020 nanti benar-benar tidak ada orang yang merokok lagi. Bisa disiasati dengan menaikkan harga rokok atau cara yang lain. Supaya SembuTopia bukan hanya menjadi angan-angan saja, melainkan benar-benar menjadi tagline untuk semangat masyarakat Indonesia untuk hidup dengan gaya hidup sehat, ceria, dan bahagia. Salam Sembutopia!
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

Post a Comment