header cah kesesi ayu tea

Tips Sukses Menulis untuk Media Massa Ala Naqiyyah Syam



It is Friday! Kalau di grup Fun Blogging, setiap hari Jumat, harus pakai bahasa Inggris, baik untuk promo postingan, maupun komentar. Dan.. Jumat ini, 15 April 2016 juga hari special karena hari ini adalah hari Lahir Bapak. Barokallah, ya, Bapak. Selamat ulang tahun yang ke 54 tahun. Memang tidak ada acara khusus, tapi saya dan adik akan memberikan kejutan ke bapak, niatnya diundur karena besok Minggu adik saya yang terakhir juga ulang tahun. Minta renang, jadi, kami pikir, sekalian saja. Hahaha

Dulu, saya pengen banget ngasih kado ulang tahun ke bapak berupa buku karya saya sendiri, tapi sampai hari ini saya masih belum bisa memenuhi apa yang menjadi keinginan saya tersebut. Belum cukup nyali mungkin, atau sok sibuk? Entahlah.. nyatanya memang baru antologi yang saya punya. Hehe.. Insya Allah suatu saat nanti keinginan saya bisa terkabul. Amin.

Oiya, bicara soal menulis buku. Alhamdulillah sejak membulatkan tekat menjadi seorang blogger saya jadi punya banyak teman sesame blogger maupun mereka yang sudah sukses menjadi seorang penulis buku. Saya mengenal mereka dari beberapa komunitas blogger. Iya, mereka adalah Blogger sekaligus penulis. Atau penulis buku yang juga merupakan blogger!

Salah satu teman yang merupakan blogger dan penulis adalah mbak Naqiyyah Syam. Wanita berparas cantik ini berasal dari Bengkulu. Naqiyah Syam adalah nama pena. Nama aslinya adalah Sri Rahayu. Kalau temen-temen ingin mengetahui kenapa harus memakai nama Naqiyah Syam, silakan baca blognya mbak Naqi di WWW.NAQIYYAHSYAM.COM.  

header blog mbak Naqiyyah Syam

Tapi karena lebih dikenal dengan nama penanya, jadilah saya memanggilnya dengan sebutan Mbak Naqi, supaya lebih akrab, gitu.

Beberapa waktu yang lalu saya menelpon beliau, niatnya selain silaturahim, saya juga pengen tahu banyak tentang dunia kepenulisan. Nggak salah duonk kalau saya kepoin plus curhat minta pendapat kepada mbak Naqi tentang banyak hal, utamanya tentang dunia tulis menulis.  Dari obrolan kami, tidak ada yang mubadzir, semuanya bermanfaat. Alhamdulillah saya bisa mengetahui sedikit ilmu mbak Naqi dari obrolan sekitar 30 menit itu, kenapa sedikit? Karena baru 30 menit. Dan saya yakin kalau ngobrolnya lebih lama lagi, pasti akan banyak pula ilmu yang bisa saya dapatkan darinya. Iya, sih. Baru sekedar teori, belum praktik. Hehe. Harapannya suatu saat bisa menggeluti hobi yang sama dengan beliau.

Mbak Naqi adalah seorang Ibu Rumah Tangga yang mempunyai banyak prestasi. Masih inget, kan saya pernah menulis tentang mbak Ernawati Lilys? Nah, mereka berdua ternyata punya banyak kesamaan, terutama dalam hal tulis menulis.

(Ah, Noorma, nanti ada lagi yang disama-samain? Siapa lagi?) (tenang) (kalau disamainnya yang baik-baik, saya juga mau!) (oke!) *tiba-tiba ada bisikan*

Walaupun tercatat sebagai Sarjana Kehutanan, mbak Naqi tidak bekerja di bidang yang sama. Beliau mengatakan bahwa ia pernah beberapa kali gagal saat mengikuti tes CPNS untuk formasi majornya, yang akhirnya membuat wanita 35 tahun ini berhenti. Berhentinya bukan karena trauma, ya. Tapi karena mbak Naqi optimis dan berbaik sangka bahwa mungkin rezekinya bukan sebagai PNS melainkan ada di bidang lain. Setelah meyakini hal tersebut, benar adanya, rezeki mbak Naqi ternyata ada dalam dunia kepenulisan. Kegemarannya terhadap membaca membuat mbak Naqi bisa menuliskan banyak cerita yang kemudian dibukukan. Sangat mengispirasi, bukan?

“Domisili saya di Lampung, karena suami aslinya orang Lampung”.  Begitulah jawaban mbak Naqi waktu saya tanya tentang tempat tinggalnya. Namun, untuk saat ini, mbak Naqi masih bolak-balik Lampung – Padang dan lebih sering tinggal di Padang karena suami sedang melanjutkan studinya di Pascasarjana di Salah satu Perguruan Tinggi di Padang. Saya jadi ikut merasakan semangat mbak Naqi saat mendukung suaminya itu, ikut domisili di Padang. Istri sholihah!
sumber : FB mbak Naqiyyah Syam

Ngiras-ngirus gitu lah ya, apa lagi kalau ada event di Padang, mbak Naqi ini seperti tidak ingin ketinggalan. Contohnya, Akhir bulan Maret lalu, saat ada Asma Nadia di Padang, mbak Naqi turut hadir, loh. Di samping untuk temu kangen dan bersilaturahim dengan sesama penulis, juga karena beliau menjadi salah satu pengurus di Forum Lingkar Pena Pusat. Nasional! keren, kan? Sungguh, wanita hebat!

Di tengah-tengah obrolan asyik yang kami lakukan. Anak mbak Naqi minta dibeliin buah pepaya di tukang buah keliling. Saya yang mendengarkan melalui jaringan telpon seluler saja merasa seneng. Karena mbak Naqi ini sabar banget waktu menghadapi rengekan anaknya. Hihi. Dari situ saya yakin banget mbak Naqi ini sosok yang bisa sepenuh hati menyayangi keluarganya. Ibu super!

Beliau juga nggak pelit, loh, saat saya tanya beberapa pertanyaan tentang rahasia tulisanya beberapa kali terbit di media. Malahan beliau ngasih tips-nya itu. Temen-temen mau tahu juga, nggak? Mau donk, ya?

Baiklah, berikut tips sukses menulis untuk media massa Ala Naqiyyah Syam:

  1. Memperbanyak relasi atau menjalin pertemanan sebanyak-banyak dengan penulis yang tulisannya pernah terbit di media massa.
  2. Membeli media cetak yang ingin dituju yang fungsinya sebagai referensi, supaya bisa tahu bagaimana sih karakter tulisan yang media massa kehendaki. 
  3. Membaca dan mendalami ciri-ciri dari masing-masing media. Karena berbeda media, berbeda pula rulesnya. 
  4. Banyak latihan menulis. Ini yaa jelas, duonk. Latihan dan latihan. 
  5. Tidak putus asa. Biasanya kalau sekali kirim ditolak, jangan langsung kapok. Biasanya kalau sudah pernah dimuat, akan mudah untuk yang ke dua, ke tiga, dan seterusnya. 
  6. Mengikuti kelas menulis. Kalau di daerahnya tidak ada, sekarang ini kan sudah banyak kelas menulis online. Jadi, ikut saja selagi ada kesempatan.

Tips menulis ini juga bisa loh diterapkan untuk menulis buku. Jadi misalnya mau nulis buku tentang parenting, atau mungkin bisa riset dengan cara mencari tema yang unik dan masih jarang ditulis orang, yang bisa dilakukan adalah membeli dan membaca buku-buku yang setema, kemudian cari kelebihan dan kekurangan buku tersebut. Dari situ, kita bisa menuliskan sesuatu yang berbeda dan yang belum ada di buku-buku tersebut. Atau dalam bahasa lainnya kita bisa menulis dengan sudut pandang yang berbeda. 

Nah, kan. Mbak Naqiyyah Syam ini keren sekali bukan. Tulisan-tulisannya sudah menyebar di puluhan buku dan media cetak. Menebar ilmu yang manfaat melalui berbagai tulisan. Hingga ilmu yang didapatkan ini bisa ‘hidup’ terus sampai kapanpun.  Masya Allah, keren! Saya pun berkeinginan supaya bisa seperti beliau.

Itulah sedikit cerita dan tips tentang cara menulis yang bisa saya bagikan di sini. Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan saya ini.
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

Post a Comment