header cah kesesi ayu tea

Makan Mie Jago di Amellia Café, Kesesi

Kabar gembira!!! Kini di Kesesi sudah ada Café. Wkwkwk.. ngehe banget, kan?

Yups.. tinggal di desa memang fasilitas sedikit terbatas. Tapi keterbatasan itu sekarang sudah mulai terkikis. Seiring berjalannya waktu, desa Kesesi kini sudah tidak seperti Kesesi lima tahun silam. Di mana pom bensin saja tidak ada, dan masyarakat Kesesi harus ke kabupaten dulu di Kajen untuk mengisi bensin. Meskipun ada, tapi hanya sedikit warung yang menyediakan bensin eceran yang dijual dengan harga 1000 rupiah lebih mahal dari harga SPBU.

Modern dan kota, mungkin kata itu yang sekarang menggambarkan desa Kesesi. Dibanding dulu yang sepi, sawah di kanan-kiri. Sekarang sudah mulai berubah, sudah ada minimarket, SPBU, toko-toko klontong besar, showroom motor, dan warung berbagai kuliner.
Bicara kuliner. Di Kesesi ada satu café yang baru buka beberapa hari ini. Amellia café namanya. Terletak di sebelah lapangan futsal. Naah kan, di Kesesi juga sekarang sudah ada lapangan futsal. Hahaa.. *ya Allah.. saya bersyukur*.. Walaupun saya belum pernah sekalipun main futsal. Ahihihi..


Back to Amellia Café.


Café ini menyediakan beberapa menu makanan dan minuman yang tertera di daftar menu. Beberapa diantaranya ada makanan siap saji yang siap dipesan oleh pelanggan. Namun, makanan yang paling rame dipesan adalah makanan yang tidak ada di daftar menu. Lhoh, kok bisa???

Yups, kali ini saya mau bahas Mie Jago dulu yaa…

pic by imgrum

Jadi di depan café ini ada gerobak Mie Jago. Di Kesesi, Mie Jago bekerjasama dengan Amellia Café, pelanggan yang datang bisa memesan Mie Jago dan dimakan di dalam café meskipun Mie Jago tidak ada di daftar menu. Tetapi kalau mau memesan minuman, berarti pelanggan memesan minuman yang ada di daftar menu café tersebut.


Kemaren, mumpung suami di rumah, saya mengajaknya wisata kuliner. Haha. Yaa walaupun deket dari rumah, tapi suami terlihat senang. Noofa nggak ikut karena sedang main sama omnya di rumah mbah Buyut. Jadilah kami pergi berdua. *suit suit*
Kebetulan suami belum pernah  makan mie jago. Jadi, saya ajak ke sana sekalian ngetes seberapa berani suami makan mie dengan level pedas suka-suka.

Oiya, kenapa dinamakan Mie Jago? Katanya sih, karena yang jualan itu laki-laki. Emang iya, sih. Di Pekalongan, setiap ada gerobak Mie Jago, yang jualan semuanya laki-laki. Nggak ada satupun penjual Mie Jago seorang perempuan. Kebayang kalau yang jualan perempuan, mungkin namanya ganti Mie Betina. Hehee..

Saya memesan mie jago level 5, karena saya pernah makan mie jago level 3 dan menurut saya belum terasa pedas. Sedangkan suami tetap saja mentok di level 2. Hehe.. dia memang nggak begitu suka pedas, lhaa wong makan pecel saja cabenya Cuma kuat dua tok. Haha.. ya sudah, nggak apa-apa.

Minumnya, saya memesan es susu putih. Karena susu itu bisa untuk menetralkan rasa pedas. Biasanya sih gitu, kalau saya makan pedes, minum susu, pedasnya nggak bakalan lama-lama di lidah. Selain susu, air putih juga bisa untuk menetralkan rasa pedas, makanya suami memesan air putih dingin. Hihihi..

Huuuh..haaah.. sedikit saja terasa pedasnya, duuh.., saya memang suka kuliner pedas. Dan saya sih, yakin.. level 10 mie jago pasti bisa saya hadapi. Haha.. kapan-kapan, wis.
Satu porsi mie jago mulai dari 12.000 rupiah. Harga bisa naik bila level pedasnya naik. Hihi..
Porsinya besar, mienya besar dan kenyalnya pas. Toppingnya ada pangsit, taburan daging ayam, daun bawang, dan dua bakso yang enak banget.


So, tertarik untuk mencobanya?
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

Post a Comment