header cah kesesi ayu tea

8 Jenis Kain Jilbab Favorit Saya



Assalamu’alaikum,

Dewasa ini khimar/hijab sudah menjadi mode fashion tersediri bagi para muslimah, khususnya di Indonesia. Penutup aurat ini biasa disebut dengan kata “jilbab” atau kerudung. 

Bicara soal jilbab, ada beberapa bahan yang enak dan nyaman untuk dipakai. Ada juga bahan yang kurang nyaman saat dipakai, terasa panas dan susah diatur. Karane persoalan itulah saya ingin berbagi pengalaman melalui sebuah postingan tentang beberapa bahan jilbab yang saya punya. Tentu saja yang menurut saya nyaman dipakai, sehingga menjadi koleksi di lemari saya.

Berikut ini ada 8 bahan jilbab favorit saya yang nyaman untuk dipakai:


Pertama, jilbab berbahan wolfis. Menurut saya, bahan ini sangat recomended untuk dibuat jilbab. Selain itu, bahan ini sering digunakan untuk membuat gamis. Saya juga ada beberapa gamis dan jilbab berbahan wolfis. Bahan jenis ini nyaman sekali dipakai, tidak panas, mudah diatur, tidak licin, mudah disetrika, dan yang paling penting adalah bahan ini dapat menutup aurat dengan sempurna karena karakternya yang tidak nerawang. Pengalaman saya membeli bahan ini harganya kisaran 25 ribu / meter. Lebar kain ini juga tidak seperti kain pada umumnya, karena lebar wolfis 150 cm. Pantas saja kan kalau kain wolfis sering digunakan untuk membuat gamis dan jilbab syar’i.

Kedua, jetblack. Kain jenis ini kalau saya bilang hampir seperti wolfis tapi lebih tipis lagi. Tidak nerawang, tidak panas. Bisa digunakan untuk jilbab dan baju/ celana. Jetblack bermacam jenisnya, harganya kisaran 18 ribu sampai 70 ribu permeternya.

Ketiga, bahan ceruty. Kain ini memang tipis, namun jangan khawatir menerawang karena jilbab/bergo berbahan ceruty dibuat menumpuk minimal dua layer. Kain ceruty nyaman dipakai, adem, dan tidak bikin sumuk. Untuk gamis ceruty bisa dibuat dengan cara ditambah dengan furing di dalamnya, supaya tampak cantik dan tidak menerawang. Pernah saya tanya di toko tekstil harga bahan ceruty sekitar 30 ribu – 40 ribu permeternya. Kain ceruty juga biasa dibuat untuk jilbab syar’i. Kalau sudah jadi jilbab syar’i harganya sekitar 80 ribu – 120 ribu.

Keempat, spandek. Bahan jenis ini punya karakter halus, jatuh, dan lentur. Spandek ada banyak macam, yang paling bagus tentu saya spandek sutera. Saya belum pernah membeli kain jenis ini secara meteran, tetapi membelinya sudah dalam bentuk bergo syar’i, harganya kisaran 50ribu – 90 ribu.

Kelima, sifon. Kain ini mirip seperti ceruty. Makanya ada yang bilang sifon ceruty. Saya dulu pernah membeli kain sifon untuk jilbab dan saya pakai untuk acara prewedding. Kain ini ada banyak jenisnya. Harganya juga bervariasi. Mulai 12 ribu permeternya sampe 30 ribuan. Kualitas kain ini dapat dilihat dari harganya, semakin mahal semakin bagus. Menurut saya, kain sifon ini mudah dibentuk dan tidak mudah kusut, cocok untuk orang seperti saya yang malas menyetrika. Hehehe.

Keenam, jilbab berbahan jersey. Udah nggak asing kan, ya, dengan kain yang bernama jersey. Sifatnya lentur, adem, dan jatuh. Namun, kain jenis ini kurang diminati oleh muslimah yang berpakaian syar’i, alasannya kain ini sangat jatuh dan akhirnya neplak di badan. Jersey juga banyak dipakai untuk gamis dan busana muslim lain. Tips dari saya apabila menggunakan gamis berbahan jersey sebaiknya menggunakan inner supaya tidak  neplak badan. Jilbab jersey yang pernah saya beli harganya sekitar 90 ribu.

Ketujuh, paris. Kain jenis ini sangat familiar dan mudah ditemukan di toko jilbab. Ada yang ori ada juga yang KW. Kain paris yang bagus tidak mudah kusut, dipakai nggak licin sama sekali, jadi sangat mudah dipakai tanpa peniti atau jarum. Harga jilbab paris bermacam-macam. Pengamalan saya membeli jilbab paris mulai harga 8000 rupiah sampe 60 ribuan.

Yang terakhir, kain kaos. Kain ini bersifat menyerap keringat. Jilbab ini banyak diminati karena nyaman dipakai. Harga jilbab berbahan kaos ini juga relatif murah, yang sudah menjadi bergo syar’i harganya mulai 25 ribu.

Itulah 8 jenis kain jilbab favorit saya. Sebenarnya masih banyak lagi jilbab yang terbuat dari kain yang berbeda, seperti rayon, hycon, wollycrepe, silky, rajut, dll. Tetapi yang menjadi favorit adalah 8 itu. 

Menurut saya, membeli bahan kemudian dijahit sendiri dijadikan jilbab itu lebih hemat daripada membeli jilbab yang sudah jadi. Ini berlaku untuk beberapa jenis kain yang memang banyak dijual di toko tekstil dan sifatnya mudah untuk dijahit. Memilih penjahit yang profesional juga menjadi salah satu hal yang penting, karena tidak semua penjahit baju bisa menjadi jilbab, lhoo.. 

Semoga bermanfaat.

Lalu, jilbab kain apa saja yang menjadi favorit kamu?
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

Post a Comment