header cah kesesi ayu tea

Bakso Raksasa di Kesesi, Mantap!!

Kalau cuaca mendung paling enak makan yang panas seger-seger. Bener nggak, sih? Bisa jadi makan soto, pindang tetel, mie ayam, atau bakso. Kalau aku lebih suka bakso diantara empat makanan itu. Favorit banget dah. Aku juga suka mampir ke warung bakso kalau pas lagi bepergian. Jadi bisa tau rasa bakso di pinggir jalan yang aku lewati. Dari mulai warung bakso yang kecil, sampe yang besarnya kaya resto. Hehe..

Dua hari lalu. Sepulang jalan-jalan dari Carefour Pekalongan, aku bersama Abi dan Noofa lewat daerah Sragi. Kami memilih jalan itu alasannya karena jalur selatan saat ini ditutup dan dialihkan ke jalan darurat karena sedang ada pembangunan jembatan Kedungwuni. Proyek pembangunan jembatan sudah sejak awal bulan Mei ini. Estimasinya sih sampe beberapa bulan mendatang. Tapi ini nggak membuat kami galau. Untung banyak jalan menuju Kesesi. Jadi walaupun ada halangan di Kedungwuni, masih bisa lewat jalan yang lain seperti Bojong, Sragi atau bahkan lewat Comal.



Kami yang hari itu lewat jalur tengah, sesampainya di desa Sidosari, yaityu desa perbatasan Kecamatan Sragi dan Kecamatan Kesesi. Ternyata di tengah jalan kami kehujanan. Karena bawa mantelnya cuma satu, akhirnya Abi memutuskan untuk berteduh di salah satu bengkel tambal ban yang ada di dekat kami saat itu. Sambil menunggu hujan reda, aku tengok ke sebelah kanan bengkel ada warung bakso baru buka, belum beres sang penjual bakso menyiapkan dagangannya, aku bilang sama Abi untuk ke warung tersebut. Pas banget lagi laper dan hujan begini. Abi pun mengiyakan, kami bertiga menuju warung bakso yang baru 'dasaran' tersebut.

Sambil menyiapkan dagangannya, aku pesan bakso kepada Bapak gendut (entah aku nggak tau namanya). Noofa pesan bakso, dan Abi pesan mie ayam. Warungnya sangat sederhana, hanya ada satu meja di dalam warung itu. Gerobaknya juga sederhana, cukup untuk panci mie ayam dan bakso. Tapi ada yang menarik dari bakso pak gendut itu. Baksonya raksasa!!!!


Baksonya gede banget. Waktu baksonya sudah ada di atas meja depan aku duduk, aku sempet mbathin "lhaaik.. Kira-kira bisa habis nggak, nih!". Lha wong ukuran baksonya aja hampir sama dengan mangkoknya. Udah gitu, aku pesan pake mie campur pula. Hehee. Abi yang pesan mie ayam aja sampe geleng-geleng ngelihat bakso yang aku pesan. "Jangan-jangan karena yang jual gendut nih, jadi ukuran baksonya ikutan super BIG!" lagi-lagi aku mbathin.

Tapi yang namanya laper bin doyan. Ditambah hujan yang nggak kunjung reda. Aku lahap habis bakso raksasa itu. Kalau Noofa sih pesan bakso biasa. Yang kecil-kecil. Pas aku tawarin mau bakso yang besar apa enggak, Noofa bilang nggak mau. Jawabe gini "Noofa kan kecil, baksonya yang kecil aja, Umi kan besal ya belinya bakso yang besal" wkwkwkwk anak Umi pinter ngomong banget.

Bakso MAHA itu isinya urat dan gajih. Hati-hati saat membelah, aoouuuhh.. Gajihnya meleleh membaur dengan kuah. Nggak inget perut gendut kebanyakan lemak. Yang penting manjain lidah aja dulu. Muehehe.. Jangan lupa ngeracik saos, kecap dan sambalnya juga kudu pas sesuai selera. Kepedesan juga nggak baik buat mata, eh perut maksudnya. Kalau aku yang suka pedas yaa ayok aja makan bakso dengan sambel beberapa sendok.

Bakso Pak gendut ini mangkal di pojok tikungan desa Sidosari Kesesi. Harganya nggak mahal, seporsi bakso gede dipatok dengan harga Rp 12.000 , bakso biasa harganya standar rp.8000/porsi. Sedangkan mie ayam rp.7000/porsi. Masih sangat bersahabat banget harganya untuk orang desa. Sayangnya, menu minumannya belum lengkap. Kemaren pas aku makan di sana mungkin karena baru buka, jadi waktu aku pesan es teh, belum ada. Jadi kami minum air putih GRATIS yang sudah disediakan di meja. Nggak apa lah ya, minum air putih itu kan menyehatkan. Hihihi.

Oiya, baksonya enak, Noofa aja habis lhoo satu porsi bakso biasa. Mungkin dia laper juga kali ya. Hehe.. Aku juga mampu menghabiskan bakso segede itu. Tipsnya sih, jangan makan apa-apa dulu kalo mau ngebakso di sana. Terus datangnya pas hujan-hujan. Wkwkwkwk *abaikan tips terakhir*. Aku nggak bisa ambil gambar warung dan gerobaknya, karena hujan deres and angin, begitu ambil gambar bakso, aku langsung masukin tablet Advan Vandroid aku ke tas biar nggak basah. Jadi, mau ngebakso sama aku, kapan??? Yuk.. Tapi, traktir aku, yaaa... :)
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

There is no other posts in this category.

Post a Comment