header cah kesesi ayu tea

Cara Irit dan Cara Hemat dalam Kehidupan Sehari-hari



Unik sekali tema GA yang dibuat oleh Kaka Akin, “Irit tapi Bukan Pelit” membuat aku teringat akan masa lalu ku yang bisa dibilang ‘boros’. Ya, aku memang pernah hidup boros saat jadi mahasiswa S1 dulu. Uang jatah bulanan dari orang tua memang tak seberapa, tapi karena aku sudah nyambi kerja dengan ngelesi anak-anak SD-SMA, dalam sebulan Alhamdulillah aku bisa mendapatkan tambahan pemasukan yang jumlahnya lebih dari jatah bulanan dari orang tua. Uang gajian dari ngelesi yang aku dapatkan kebanyakan habis untuk beli pulsa, baik pulsa telepon, sms ataupun modem, karena sejak tahun 2008 saja aku sudah beternak 4 Handphone yang masing-masing berisi provider yang berbeda. Selain itu, aku dulu menggunakan uang hasil keringatku untuk perawatan kulit ke dokter. Jadi dalam sebulan aku mengeluarkan uang untuk kebutuhan beli makan, beli sabun, shampoo, bensin, pulsa, P3K, krim dari dokter, pulsa, dan lain sebagainya bisa lebih dari satu juta. Namun di satu sisi, aku tetep menyisihkan sebagian uang dari hasil kerjaku untuk ditabung, walaupun sebulan hanya Rp50.000,- :)



Tapi, itu duluuuuuuuuuu... duluuu.......... berbeda dengan sekarang, atau tepatnya setelah aku menikah, banyak sekali nasehat yang diberikan Ibuku mengenai hidup berumah tangga itu akan banyak kebutuhan yang tak terduga, makanya aku kudu berhati-hati dalam mengeluarkan uang, jangan asal ini dan itu, giliran kebutuhan yang sangat riskan malah nggak ada uang sama sekali. Contohnya, hemat uang. Membelanjakan uang sesuai dengan kebutuhan, sisanya ditabung. Benar adanya, aku setelah menikah memang tidak seperti sebelum menikah. Katakanlah, misalnya masalah pulsa, aku sudah tidak boros lagi, setelah menikah aku jarang lagi telpon-telponan sama temen-temen jadi secara otomatis, uang pulsa bisa untuk yang lain. Aku juga stop perawatan ke dokter, karena kata suami, nggak usah perawatan juga udah cantik, *ecieee ciee. Selain itu, aku jadi banyak belajar untuk mengirit (berhemat) bukan hanya untuk pengeluaran uang, melainkan penggunaan barang-barang untuk hidup sehari-hari. 


Ada beberapa tips yang sudah aku terapkan dalam kehidupan rumah tanggaku, mungkin bisa bermanfaat, beberapa diantaranya:


  1. Kebutuhan utama orang hidup adalah pangan, ini lhoo yang menantang aku untuk bisa hidup hemat, ngirit, namun sehat. Alhamdulillah aku mempunyai suami yang nggak neko-neko, jadi aku masak apa saja, dia oke-oke saja. Menu masakan setiap hari juga beda-beda, biar nggak bosen. Misal, hari senin aku masak sayur soup bakso, tempe, ikan pindang, sambel, dan krupuk. Hari selasa, aku masak sayur bobor kangkung, tahu goreng, dan sambel. Dengan membelanjakan uang Rp10.000 bisa untuk makan 3 orang, siang dan sore lhoo.. irit, tapi bukan pelit dunk ya! 
  2. Penggunaan sabun mandi, dulu waktu masih single dan hidup di kosan, aku biasa pakai sabun batangan, karena sabun itu hanya dipake aku sendiri. Kalau batangan sabun sudah kecil, aku kumpulin, ntar kalau udah banyak, aku gabungin, tapi sabun tempelan ini nggak lagi aku gunakan untuk mandi, tapi aku gunakan untuk sekedar cuci tangan saja, atau untuk sabun mencuci sisir. Kalau untuk mandi, yaa buka sabun yang masih baru. :)
    Setelah hidup dengan suami, aku beralih menggunakan sabun cair, alasannya; sabun cair itu praktis, tinggal pencet sedikit, langsung pake. Kepraktisan ini juga aku rasakan saat hendak pergi-pergi piknik, aku lebih suka membawa sabun cair, karena tidak akan mengotori tempat sabun seperti ketika membawa sabun batangan. Kalau sabun batangan kan suka berantakan kan? Suka mbeleber kemana-mana. Sabun cair menurutku juga lebih bersih dan higienis, karena cara pakainya yang sedikit demi sedikit dan tidak terkena kulit banyak orang. Kalau sabun batangan, nggak mungkin kan kalau aku pake sabun sendiri, suami pake sendiri, tapi dengan sabun cair, satu botol bisa dipake bersama-sama. Bukan sok-sokan nggak mau join sabun batangan dengan suami sih, aku sih nggak apa-apa, tapi banyaknya tamu (temen aby) yang datang, tak sedikit yang numpang mandi, nah... dengan sabun cair, secara otomatis mengurangi kekhawatiran kami. Hehhee.. Gaya banget yak? Eits, nulis kaya gini juga karena alasan yang kuat lho... pernah dulu waktu di Pesantren, seorang teman mempunyai penyakit kulit (panu), dia kehabisan sabun, lalu minta temanku yang lain yang memakai sabun batangan, eehh.. nggak lama kemudian, yang punya sabun ikut tertular penyakit itu.. hii.. kan mending mencegah dari pada mengobati. Ya, kan?
     
  3. Pemakaian detergen, mungkin sebagian orang ada yang nggak cocok dengan detergen tertentu, hingga membuat telapak tangan menjadi panas, gatal-gatal dan lain-lain. Tapi, Alhamdulillah banget tanganku itu bersahabat dengan semua merk detergen, jadi aku lebih memilih yang harganya murah dunk ya, apalagi yang murah ada bonus sabun cair pencuci piring. Itu namanya Irit uang, nggak kuatir sakit pula. Hehe... ada juga detergen yang beli satu berhadiah piring atau mangkuk, pasti mupeng :) 
  4. Pewangi pakaian, musim hujan emang bikin Ibu Rumah Tangga jadi galau, pakaian yang sudah dicuci nggak bisa langsung kering dalam sehari jemur. Akibatnya menjadi bau. Untuk mengantisipasi hal tersebut, aku memakai pewangi pakaian. Jenis pewangi pakaian yang aku pilih adalah pewangi pakaian sekali bilas. Alasannya untuk menghemat air. Selain itu dengan pewangi sekali bilas aku menjadi bisa hemat waktu. 
  5. Pemakaian sikat gigi. Aku biasanya mengganti sikat gigi dalam tiga bulan sekali, bekas sikat giginya nggak pernah aku buang. Aku bisa menggunakannya untuk sikat mencuci sisir, atau untuk sikat semir sepatu. Lumayan kan ya? Bukannya nggak mampu beli sikat semir sepatu, tapi kalau bisa menggunakan bekas sikat gigi, kenapa harus beli? 
  6. Musim hujan identik dengan listrik padam. Paling sebel kalau listrik padam pada waktu malam hari, Noofa takut gelap dan pasti nangis. Kalau aku nggak ada persiapan lilin, biasanya aku pakai batre HP, kebetulan aku punya HP yang ada lampu LEDnya, Tapi pernah juga listrik padam di saat batre HP juga habis. Nggak ada lilin, nggak ada batre! Aku inget saat kecil aku pernah diajarin bapak membuat penerang pengganti lampu dengan menggunakan minyak goreng dan kapas. Caranya: Bila punya kaleng bekas, potong jadi dua bagian. Ambil yang bagian bawahnya, isi dengan minyak goreng secukupnya, lalu letakkan kapas, bakar kapas dengan korek api. InsyaAllah ini bisa tahan dan tentunya lebih irit ketimbang beli lilin yang hanya tahan menyala selama 15 menit. Damar kapuk ini bisa kuat nyala sampe berjam-jam lho.. aku bisa bikin damar kapuk dari benda-benda yang sudah tersedia di dalam rumah. 
    penerang ini terbuat dari................
  7. Mengumpulkan uang receh. Jangan meremehkan nilai kecilnya uang receh, nominal seribu bila kurang serarus rupiah tidak akan pernah bisa dikatakan seribu, kan? Ihhh.. paling uang 100 perak aja disimpen, mungkin kalau cuma satu logam saja yaa sangat sedikit, tapi coba bila setiap hari ada dan dikumpulkan, jadi banyak juga kan? Uang tersebut akan sangat berguna suatu saat nanti. 
  8. Membuat celengan dari botol bekas. Jangan bilang pelit ya? Aku pernah beli celengan yang terbuat dari tanah, begitu sudah penuh isinya, dan aku butuh banget untuk beli tas sekolah, aku harus memecahnya, bingung antara pengen tas dan sayang mecahin celengan itu. Akhirnya cukup satu kali itu aku beli celengan tanah, selanjutnya aku bikin sendiri celengan dengan botol bekas air mineral. Caranya mudah banget kok, aku sobek sekitar 5cm dibagian bawah leher botol, kemudian aku lapisi botol tersebut dengan lakban berwarna gelap. Tujuannya supaya aku nggak ijo ketika lihat celengan itu berisi uang. Hehehehe 
  9. Nggak suka pakai binder, lebih suka pakai buku biasa. Ini gara-gara pengalamanku saat kuliah S1 dulu, aku suka mengoleksi kertas isi ulang binder yang lucu-lucu. Alhasil, aku sendiri nggak make, tapi diminta temenku untuk nulis surat, atau nulis ucapan ulang tahun pasangannya. Yaa.. bukannya pelit atau nggak mau ngasih, tapi kalau tiap hari gimana coba? Hahaha.. menulis materi perkuliahan di kertas binder juga kurang efektif, pasalnya space untuk menulis tidak seperti ketika menulis di buku tulis biasa. Aku lebih suka menulis di buku biasa karena bisa lebih rapi, dan lebih mudah untuk belajar, tidak tercecer dan terpisah-pisah. Oke nggak tuh?

Wadhouw,.. ini postingan udah panjang banget yak, harus segera diSTOP nih, hehe.. sebenarnya masih banyak banget sih, tapi gampang kapan-kapan lagi aku tulis, ya..  kali aja Kaka Akin mau mengadakan GA dengan tema yang hampir mirip-mirip kaya gini. Hehehe.. Kesimpulannya, orang hidup harus sederhana. Sederhana itu bukan berarti kita pelit, tetapi menggunakan sesuatu sesuai kebutuhan, tidak berlebih-lebihan. Apa adanya, dan Qona’ah. Semoga kita semua dijauhkan dari sifat-sifat buruk. Amin...
 Tulisan ini diikutsertakan pada Giveaway Irit tapi BukanPelit yang diadakan oleh Kakaakin
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

Post a Comment