header cah kesesi ayu tea

Perjuangan Bapak Melawan Penyakit dan Kekuatan Do'a

Dengan mata berkaca-kaca, aku menulis postingan yang akan aku suguhkan dengan sederhana. Bicara tentang Papa, atau biasa aku panggil Bapak, adalah sesuatu yang sangat menarik. Banyak peristiwa yang aku alami, banyak cerita yang aku punya tentang Bapak, namun tak sedikit juga cerita tentang Ibu, karena kesuksesan Bapak juga adanya campur tangan dan doa dari Ibu.

Tahun 2005 lalu, saat aku duduk di kelas III Madrasah Aliyah Negeri 02 Pekalongan. Saat akan menghadapi Ujian Nasional, keluargaku diuji dengan ujian yang luar biasa. Bapak sakit liver, diagnosa dokter adalah Hepatitis B. Bapak adalah orang yang tak mau diam diri, bapak adalah orang yang aktif, selalu ingin berkegiatan di luar rumah, tak teratur makan dan istirahat, akhirnya karena lelah, dan jatuh sakit. Saat itu, wajahnya, kukunya, matanya, warna kulitnya berubah menjadi kuning dan agak kehitam-hitaman. Penyakit kuning (hati) yang dialami bapak sudah parah, tak hanya itu saja penderitaan bapak, selain liver, ternyata bapak juga mempunyai sakit diabetes.

Bisa dibayangkan, diabetes itu penyakit yang harus mengurangi konsumsi gula, sedangkan liver itu sebaiknya konsumsi gula. Aku terus berdoa untuk kesembuhan bapak, sedangkan saat itu posisiku satu minggu lagi Ujian Nasional. Rasanya tidak bisa konsentrasi belajar untuk menghadapi UN, namun.. sebagai seorang anak, aku harus bisa membanggakan kedua orangtuaku. 

Semakin hari, kondisi bapakku semakin terpuruk, aku juga harus pulang setiap hari sepulang sekolah tidak ke kost karena ingin merawat bapak gantian dengan ibu dan adikku. Singkatnya, bapak kritis dan dibawa ke RSUD Pemalang. Kami semua sedih tetapi tak pernah putus memanjatkan do'a memohon kepada ALLAH untuk kesembuhan bapak. Bukan mendahului kehendakNya, saat itu kami berinisiatif untuk mengundang kerabat dekat untuk datang ke RS guna mendoakan bapak, di ruangan itu kami semua membacakan surat Yasin dengan berderai air mata. Aku sangat ingat saat itu, bapak lemah tak berdaya, diam seperti tak bernyawa. Aku berdoa:

Karena kebanyakan words, jadi aku printscreen ajah doanya :D
Kurang lebih seperti itu aku berdoa tulus dengan air mata yang sangat deras mengalir, bukan hanya aku yang memanjatkan doa, kami semua tak henti-hentinya.. Dan.. Seperti doa kami terkabul, hingga mentari pagi bersinar, bapak masih bernafas.. jantungnya masih berdenyut, bahkan bapak bisa tersenyum..

Siangnya, kondisi bapakku berangsur membaik, Ya Allah.. terima kasih atas segala nikmatMu.. Hingga satu minggu kemudian bapak dinyatakan boleh pulang dari RS tersebut. Meskipun masih harus rawat jalan, setidaknya doa yang selama ini aku panjatkan benar-benar diijabah oleh ALLAH SWT.

Alhamdulillah, sampai sekarang bapak masih bisa beraktifitas meskipun terkadang kalau terlalu capek bapak suka 'ambruk'. Kejadian 8 tahun yang lalu adalah sejarah yang paling berkesan dalam hidupku, saat bapak berjuang melawan penyakitnya, kekuatan ketulusan doa oleh kami anak-anaknya, sungguh menjadi pelajaran penting dalam hidup bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Terima kasih ya Allah.. Engkau masih memberi kesempatan untuk kami berbahagia berkumpul bersama hingga kini.. dan berilah keberkahan sisa umur kami sekeluarga. Amin..
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

Post a Comment