header cah kesesi ayu tea

Dua Sahabatku

Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa hidup sendirian. Kita butuh orang lain untuk menemani kita. Seperti halnya aku yang membutuhkan teman, bahkan tidak hanya berstatus teman saja, melainkan seorang sahabat yang hubungannya lebih dekat. Seorang sahabat bagiku adalah seseorang yang bisa dan mampu selalu memberi support dan motivasi, baik secara mental maupun moral. Sahabat bagiku adalah seseorang yang mampu memahami dan menerima keadaan kita, baik dalam suka maupun duka.

Dalam hidupku, aku mempunyai dua macam sahabat, pertama adalah sahabat sesama manusia. Disini berarti sahabat yang selalu ada dikala aku sedih, bukan seorang sahabat yang hanya ada dikala aku bahagia. “Shodiiquka Man Abkaaka Laa Man Adhakaka”, mahfudzot ini masih aku ingat sampai sekarang. Sahabat yang membuatmu menangis disini bukan berarti yang selalu memusuhimu, namun yang ada disaat kamu berduka. Bukan sahabat yang mau mendekatimu manakala kamu sedang bahagia, giliran kamu sedih, dia menjauhimu.

Aku mempunyai satu sahabat yang selalu ada dikala aku merasakan suka maupun saat berduka, siapakah dia? Dia adalah suamiku. Suamiku tidak hanya berperan sebagai kepala rumah tangga, namun juga bisa menjadi seoarang sahabat sejati. Setelah menikah, aku benar-benar dekat dengan suamiku. Namun, bukan berarti kini aku tak punya sabahat lain diluar sana, akan tetapi intensitas pertemuan dengan sahabat diluar sana sudah berkurang, dan mereka sudah menikah, jadi aku merasa sahabat yang paling dekat dan selalu ada buatku adalah suamiku.

Sahabat yang kedua adalah buku, seperti kata mahfudzot ini “Khoiru jaliisin fi zamaani kitaabun”. Sebaik-baik teman sepanjang jaman adalah buku. Yah, buku bagiku adalah sahabat yang setia. Ketika aku membaca buku, aku semakin mengerti betapa ilmu itu sangat luas, semakin aku banyak membaca semakin banyak pula aku mendapatkan ilmu dan wawasan. Disamping itu pula semakin banyak aku membaca semakin aku merasa menjadi seorang yang bodoh yang memerlukan banyak sekali informasi dan pengetahuan. 

Memang benar kata pepatah “buku adalah jendela dunia”. Karena dengan membaca buku aku bisa menjadi tahu, dengan membaca aku juga bisa membedakan mana yang baik dan yang tidak baik. Oleh sebab itulah buku menjadi salah satu sahabat idola dalam hidupku, karena telah memberikan berjuta manfaat bagiku. Sehingga amat sangat merugi jika seseorang tidak pernah membaca buku.

Suamiku adalah sahabat hidup, sedangkan buku merupakan benda mati namun setia menjadi sahabatku. Keduanya sangat berharga dan sama-sama aku butuhkan karena telah memberikan ketenangan dalam hidupku. Seraya untuk menuntunku beribadah kepada Sang Maha Agung, Allah SWT.

“Tulisan ini diikut sertakan dalam GA “Siapa Sahabatmu?” pada blog senyumsyukurbahagia.blogspot.com, hidup bahagia dengan Senyum dan Syukur”
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

Post a Comment