header cah kesesi ayu tea

Celoteh si Cahya

Aku punya adik laki-laki yang kini berusia 6 tahun, namanya Cahya biasa dipanggil Yaya. Kami jarang bertemu karena aku hidup di Semarang, yaa paling tidak sebulan sekali aku pulang dan bisa bertemu dengannya juga bercanda dengannya. Meskipun jarang bertemu tapi adikku itu dekat denganku. Sejak dia masih bayi, bila ada kesempatan liburan panjang, aku pasti pulang dan mau tidak mau aku yang merawatnya kalo bapak dan ibu kerja. Singkatnya, ketika adikku berusia 2 tahun, dia udah lumayan lancar ngomongnya, meskipun masih ada huruf yang belum sempurna diucapnya, seperti huruf [r] yang masih belum terdengar sempurna, karena dia masih kesusahan dan mengucapnya dengan [ng] dan [l]. dan ketika dia berusia hampir 3 tahun, dia sudah benar-benar bisa mengucapkan semua huruf dengan benar dan tidak cedal lagi. Adikku termasuk anak yang bisa cepat ngomongnya dibanding dengan seusianya pada saat itu.


Yaya saat usia 2,5 tahun.

Setiap orang pasti mempunyai cita-cita, begitu juga dengan adikku. Suatu hari, saat kita semua berkumpul di ruang keluarga, bapakku tanya ke adikku "Nang, mbenjang yen mpun ageng cita-citane pengen dadhos nopo?" [Nak, kalau udah besar cita-citamu mau jadi apa?]. Lalu adikku menjawab "Yaya pengen dadhos polisti mangke li numpak mobil wiung wiung" [Yaya pengen jadi Polisti biar bisa naik mobil wiung-wiung]. Kami terheran sejenak, lalu aku bertanya kepadanya "Polisti itu apa? dan mobil wiung wiung itu apa?" Yaya tidak menjawab, tapi dia malah berdiri dan lari ke kamar, ternyata dia mengambil mainannya berupa boneka polisi dan mobil-mobilan polisi. "Ini lho mbak, polisti dan mobil wiung wiungnya" Kami hanya tersenyum dan membenarkan kata yang benar kalo yang dimaksud itu POLISI bukan POLISTI. akan tetapi sampai beberapa kali adikku selalu mengucap POLISI dengan POLISTI. Mobil wiung wiung itu maksudnya mobil polisi lengkap dengan sirine yang berbunyi.

Setelah aku riset, ternyata memang dia sangat unik ketika mengucapkan kata yang berakhiran huruf [s] pasti dia tambah dengan huruf [t]. Selain kata POLISTI ada juga kata lain seperti DIAPUSTI maksudnya DIAPUSI (ind= DIBOHONGI), contohnya ketika Yaya sudah memakai bedak yang tebal dimukanya, dia bilang dengan lantang kepadaku "Mbak... Yaya sampun pa'pung lhoo..." [Mbak, Yaya sudah mandi lhoo..], aku menjawab agak meledek "Ah,, tenane?" [Ah, yang bener?], ehh.. sambil senyum-senyum dia langsung bilang.. "hehehe... ih, mbak.. diapusti kok puron" [Hehehe... Ih, mbak.. dibohongin kok mau]. Hmm...  aku hanya bisa mengeryitkan dahi sambil tersenyum lalu aku bilang ke dia, "Sanes diapusti, mas.. tapi diapusi.." [bukan diapusti, mas.. tapi diapusi..], Eh, dia malah berlalu sambil tertawa dan bilang "Hahaha.. mbak diapusti... mbak diapusti.. mbak diapusti"  dan sesekali melet-melet meledek kepadaku. Ahh.. dasar anak kecil! hihihi

Selain POLISTI dan DIAPUSTI, ada juga DIKAPUR BARUSTI. Sore itu ada semut di lantai banyak banget karena Yaya habis minum susu dan tumpah di lantai. Dia langsung berteriak minta tolong, "Mbaaakk.... wonten semut katah nemen.. cepet dikapur barusti ben podho mati, mangke nyokot Yaya li mangke Yaya gatel, pripun?" [Mbaakkk... ada semut banyak banget.. cepetan dikasih kapur barus biar mati, ntar kalo semutnya menggigit Yaya terus Yaya gatel, gimana?]. Asli, kali ini aku benar-benar bingung, apa hubungannya semut dengan kapur barus? Yang ada kan untuk membunuh semut dengan kapur ajaib.. Hmm.. Tapi aku paham maksudnya Yaya, aku ambil saja kapur ajaib untuk membuat 'mabok' semut-semut itu sambil bilang, "Ya.. ini namanya kapur ajaib, bukan kapur barus". Kali ini dia hanya manggut-manggut, tapi tidak berhenti disitu saja, setelah semutnya klepek-klepek, ada saja yang dikatakan Yaya, dia bilang gini "Mbak.. Yaya dicokot semut, sakniki gatel nemen.. cepet ahh Yaya digateli" (sambil menunjukkan tangan yang gatel) [Mbak.. Yaya digigit semut, sekarang gatel banget, cepet, mbak.. Yaya digateli]. Awalnya aku kurang begitu paham maksud kata "DIGATELI" yang dikatakan Yaya, tapi waktu itu dia mencontohkan dengan menggaruk tangannya yang gatel itu. Lalu aku meluruskan, "Ohh.. ini bukan digateli, sayang.. ini namanya digaruki.. kalo Yaya gatel terus digaruki biar gatelnya hilang". Dia hanya manyun karena gatelnya itu dan semakin manja denganku. 

Sekarang dia sudah TK 0 besar, sudah pintar membaca, menulis, mengajinya pun sudah jilid 6, sudah mengerti banyak kosakata, walau sesekali masih juga ada yang unik dan lucu celotehannya. Hmm.. Jadi anak yang sholeh ya, Dek... :)


 
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

Post a Comment