header cah kesesi ayu tea

Ibuku dan Mertuaku



Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu ketiga.
Berbicara mengenai perempuan tentu tidak akan ada habisnya, karena perempuan merupakan makhluk yang diciptakan Tuhan dengan berbagai macam kelebihan. Dunia ini juga tidak akan diisi oleh sekian banyak manusia jika tidak karena perempuan. Karena pada prinsipnya perempuan-lah yang mempunyai andil besar terhadap kehidupan ini, karena dalam berbagai dimensi kehidupan selalu saja membutuhkan peran seorang perempuan.

Saat ini isu kesetaraan gender memang menjadi isu global, dimana banyak perempuan yang menuntut haknya agar disejajarkan dengan kaum laki-laki. Disejejarkan dalam arti bahwa hak-hak perempuan harus diberikan sebagaimana mestinya. Karena bagaimanapun juga, dalam semua ajaran agama selalu menempatkan perempuan pada tempat yang mulia. Dalam ajaran Islam khususnya, juga disebutkan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang membedakan di mata Allah adalah kadar ketaqwaannya (Qs. Al Hujurat: 13). Hal ini menunjukkan bahwa sesungguhnya perempuan memiliki posisi yang setara dengan laki-laki, tentunya dengan tetap dalam koridor dan aturan yang ada.

Menjadi seorang perempuan yang bisa menginspirasi orang lain harus dilakukan dengan cara memberikan manfaat lebih dalam kehidupan ini. Bagi yang menjadi ibu rumah tangga harus bisa menjadi istri yang salihah bagi suaminya, menjadi ibu yang bisa mendidik putra-putrinya dengan baik, dan menjadi kebanggaan bagi keluarga. Bagi perempuan yang menjadi seorang dokter harus bisa mempergunakan keahliaannya untuk menolong sesama dengan tulus dan ikhlas. 

Bagi perempuan yang memilih profesi untuk menjadi seorang pendidik, harus bisa mendidik anak didiknya dengan sungguh-sungguh dan professional demi melahirkan generasi yang berkualitas, beriman dan bertaqwa. Serta berbagai jenis profesi yang digeluti perempuan lainnya hendaknya selalu dilakukan dengan sebaik-baiknya dengan niat ibadah dan mengharap ridhoNYA. Perempuan-perempuan seperti itulah yang seharusnya patut untuk dijadikan teladan dalam menjalani kehidupan ini.

Bagiku sendiri diantara banyak perempuan yang memiliki berbagai kelebihan yang bisa menjadi menginspirasiku adalah ibu sedniri dan juga ibu mertuaku. Bagiku mereka berdua merupakan sosok teladan yang patut untuk aku jadikan sebagai inspirator dan motivator dalam menjalani hari-hariku ini.
 
Sebelah kiri: Bapak dan Ibuku
Sebelah Kanan: Bapak dan Ibu Mertuaku
Pertama, adalah ibuku. Bagiku beliau bukan hanya sekedar perempuan yang melahirkanku, lebih dari itu beliau merupakan pejuang dan pahlawan bagi kehidupanku. Sembilan bulan lamanya aku di kandungnya, sejak lahir hingga sekarang kasih dan sayangnya senantiasa tercurah kepadaku tanpa ada kurangnya sedikitpun. Bahkan hingga saat aku telah memiliki seorang putri, kasih sayangnya kepadaku dan kepada adik-adikku tak pernah luntur sedikitpun.

Sosok ibu bagiku adalah seorang istri yang sangat salihah, setia kepada suami (bapak) meskipun pernah suatu saat terjadi keretakan dalam mahligai pernikahannya dengan bapak, akan tetapi dengan kesabaran, ketulusan serta keikhlasannya atas apa yang terjadi membuat semuanya menjadi lebih baik. Ibu dengan setia tetap memberikan kesempatan kepada bapak untuk berubah dan memperbaiki segalanya, meskipun aku tahu ibu tentu sangat kecewa dan sakit hati atas apa yang pernah dilakukan oleh bapak. 

Selain itu, satu hal yang membuatku kagum pada sosok ibu adalah soal pendidikan bagi anak-anaknya. Beliau memiliki pandangan bahwa pendidikan merupakan bekal paling utama bagi hidup ini. Oleh sebab itulah ibu selalu memberikan motivasi kepadaku dan juga adik-adikku agar senantiasa belajar dengan tekun dan bersekolah setinggi mungkin. Karena baginya warisan orang tua bagi anak-anaknya yang paling penting sesungguhnya bukanlah harta benda, melainkan ilmu dan pendidikan yang terbaik.

Kedua adalah ibu mertua. Sebelum mengenalnya lebih dekat, aku merasa bahwa ibu mertua itu biasanya sukar untuk diajak komunikasi, galak dan suka mengatur anak menantunya. Akan tetapi semua itu terpatahkan saat aku beberapa kali hidup bareng serumah dengan ibu mertua meskipun dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama saat beliau menengok cucunya (anakku) di Semarang. Beliau adalah sosok ibu yang penuh kasih sayang kepada anak kandung maupun kepada menantunya, apalagi kepada cucu-cucunya seperti anakku, beliau sangat perhatian.

Bahkan beliau juga tidak segan-segan memberikan nasehat kepadaku jika aku melakukan sebuah kesalahan dalam merawat anakku, meskipun aku adalah menantunya beliau menganggap aku sebagai anak kandungnya sehingga tidak ada rasa segan untuk menegurku jika melakukan kesalahan karena yang dilakukan adalah untuk kebaikanku juga. Yang aku tahu bahwa nasehat yang diberikan merupakan sebuah ungkapan kasih sayangnya kepada anak-anaknya agar lebih baik. Dalam hal inilah aku merasa bahwa tidak ada pembedaan antara aku dan suamiku yang notabenenya adalah anak kandungnya, semuanya dianggap sama oleh ibu mertuaku sebagai anaknya sendiri. Apalagi saat aku berkonsultasi mengenai perkembangan anakku, beliau sangat welcome, respon dan selalu memberikan nasehat yang terbaik bagiku.

Satu hal lain yang membuatku kagum adalah cara pandang beliau terhadap dunia pendidikan, mertuaku baik bapak maupun ibu adalah sama-sama lulusan sekolah rakyat (SR), akan tetapi mereka dengan penuh semnagat dan pengorbanan bisa memasukkan putra-putrinya termasuk suamiku sampai perguruan tinggi. Padahal aku tahu mata pencaharian mereka sehari-hari hanyalah bertani dan hanya mengandalkan panen dari hasil tanam yang waktunya tidak menentu. Mereka memiliki satu kenyakinan bahwa dalam mendidik anak tidak ada yang tidak mungkin. Yang menjadikan aku salut juga adalah kemauan mereka agar anak-anaknya memiliki ilmu yang cukup untuk mengarungi kehidupan modern ini.

Itulah dua sosok perempuan inspiratifku, karena melalui mereka berdualah aku belajar banyak tentang arti menjadi sosok perempuan yang sesungguhnya baik itu  menjadi seorang istri, maupun menjadi seorang ibu bagi anakku. Aku berharap kedepannya aku bisa meneladani perjuangan kalian, dan bisa menjadi yang terbaik bagi keluarga tercinta. Amien.
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

Post a Comment