header cah kesesi ayu tea

Dari Calon Sampe Menjadi Real IBU


Bismillahirrohmanirrohim..
Sambil mendengarkan music klasik, nyemil cireng isi dan sambil mendengarkan pengajian di Masjid sebelah kontrakan, aku tulis cerita sederhana yang menggugah batin ini. Amazingnya Bunda Lahfy mengadakan Give Away yang bertemakan from zero to hero, so dengan senang hati aku ikut memeriahkan GA tersebut, walaupun terpending sampai lama karena NooFanya nggak bisa di sambi blazz, dan walaupun waktu aku mendaftarkan tulisan ini hari terakhir deadline, hehhee... tak apa kan, bund??
Ssstt,,. NooFa sedang tidur, jadi umy na bisa dech ketak ketik keyboard leptopnya :D
Saking susahnya nyuri waktu, becoz NooFa sekarang dah tambah puinterrr… :D

Hmmm.. okey, back to the topic, apa sih makna hero menurut kalian? Tentunya setiap individu memaknainya dengan makna yang berbeda-beda menurut diri sendiri, dengan pengalaman sendiri-sendiri, begitupun aku yang baru-baru ini tersadar dari tidur panjangku, hehe..*selama ini mimpi duonk? :p

Yaahh,.,.  Hero menurut aku yaa pahlawan, tapi istilah pahlawan disini adalah seseorang yang berjuang untuk mendapatkan dan menghasilkan sesuatu. Memang sangat simple tapi proses perjuangan itu tidaklah sesimple memaknai istilah tersebut. Berikut adalah deskripsi Hero versi Cah Kesesi Ayutea :D

Ibu..  apa yang ada dalam fikiranmu ketika terucap satu kata, “IBU”. Bagiku perjuangan dari calon Ibu menjadi real seorang Ibu adalah hal yang sangat luar biasa, karena hanya hawa lah yang bisa merasakan kenikmatan dan anugrah ini, bukan adam. Tentu itu sangatlah luar biasa ketika aku pun menjadi salah satu orang yang beruntung bisa mendapatkan anugrah dari Tuhan ‘Azza wajalla ini.

Enam bulan penantian setelah pernikahan, Alhamdulillah positif hamil. Bulan Desember waktu itu. sebelum aku tau kalo aku hamil, aku masih menjalankan aktifitas dan rutinitas serta kebiasaan jelekku kebut2an naik motor, bercapek-capek ria dengan jalan-jalan ke Mall, tapi setelah tau, aku sangat berhati-hati sekali bahkan sama sekali tidak boleh baik motor, so kalo mau kemana-mana aku selalu minta anter Aby, haha.. *jangan bilang manja lhoo :p

Hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan aku lalui dan sangat aku nikmati masa kehamilanku. Dimana aku selalu memperhatikan setiap perubahan perutku yang kian hari kian membesar, tentu saja ini adalah pengalaman pertamaku karena ini kehamilanku yang pertam, dan tentunya menurutku, hamil itu sexy banget. maka dari itu aku tidak mau melewatkan satu minggupun untuk tidak foto-foto, haha *NArsiS aBiEz..

Saat usia kehamilanku 28 minggu, kondisi badan dan kesehatanku malah menurun, aku gampang sakit, demam dan batuk-batuk terus, ada yang bilang batuk-batuk itu adalah gawan bayi, tapi kalo menurut medis jelas itu penyakit yang harus diobati. Yaahh.. demi si jabang bayi yang ada didalam kandunganku, akhirnya tanggal 28 Mei 2012 aku mondok di Rumah Sakit Permata Medika Semarang untuk opname agar mendapatkan merawatan lebih intensif dan mendapatkan pantauan dari dokter. hmm.. padahal waktu itu aku sendiri sedang mengadakan GA Cah Kesesi AyuTea. Beruntung ada seorang sahabat yang mau membantu aku dan suami yang selalu support aku. Lima hari aku menjalani perawatan, menjalani terapi seperti fisioterapi, nebul dan terapi lainnya. Pantauan dari dokter spesialis penyakit dalam dan spesialis kandungan pun tiap hari aku dapatkan, setelah keadaanku semakin membaik aku diperbolehkan untuk pulang. Setelah keluar dari rumah sakit, akihirnya aku memutuskan untuk pulang ke rumah Kesesi dengan tujuan biar dirawat dirumah serta supaya dekat dengan keluarga.

Kebetulan saat aku sedang sakit, proses perkuliahan pun sedang masanya ujian semesteran. Untungnya semesteran saat itu bukan berupa tes langsung, tetapi hanya diberi tugas dan membuat karya ilmiah dan dikirim ke email dosen yang bersangkutan. Oleh sebab itulah tugas semesteran dapat aku kerjakan di rumah dengan santai serta berharap tugas tersebut tidak mengecewakan..

Memasuki usia kehamilanku 32 minggu dan tepat satu bulan setelah masuk rumah sakit di Semarang, penyakit serupa kambuh lagi dan mengharuskan aku untuk opname untuk yang kesekian kali. Atas rekomendasi dokter aku akhirnya menjalani rawat inap di Rumah Sakit Islam Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Saat dirawat di RSI Pekajangan, aku juga menjalani perawatan serta terapi sebagaimana yang aku dapat saat aku dirawat di RS Permata Medika Semarang, bahkan aku mendapatkan diagnosa penyakit baru yaitu Sepsis (infeksi darah). Khawatir dengan janinku, akhirnya pihak rumah sakit menyarankan untuk melakukan USG, dan hasilnya sangat aku syukuri karena bayiku dalam keadaan sehat walafiat tidak terpangaruh dengan sakit yang aku alami dan obat yang aku konsumsi. Kurang lebih 3 hari, aku menjalani perawatan, aku sudah nggak betah banget di Rumah Sakit akhirnya atas ijin dokter aku diperbolehkan pulang. dan karena aku rasa keadaanku sudah membaik, tetapi dengan syarat harus rawat jalan dan kontrol. Haaahh! capek dengan itu semua memang, tapi aku terus berusaha mencari solusi untuk kesembuhan penyakitku ini, tanya sana sini termasuk emak-emak blogger, dan beruntung salah satu dari emak-emak tersebut menyarankan untuk berobat herbal. hmm. . , apa salahnya aku mencoba, yeah akhirnya akupun menjalani terapi obat herbal sampai sekarang :(

Bertambah usia kandunganku, rasa nyeri dan hispalsupun sudah mulai aku rasakan, rasa sakitnya memang beda, dan nggak pernah aku rasakan sebelumnya. Bulan Romadhan datang, aku bersyukur karena bisa berjumpa dengan Bulan Penuh ampunan ini. Di awal-awal Ramadhan, aku masih bisa berpuasa, tetapi memasuki pertengahan Ramadhan, penyakitku kambuh lagi dan menurut Bidan, aku dianjurkan untuk tidak berpuasa sampe akhir Ramadhan. 

Malam 1 Syawal, disaat Takbir berkumandang, aku merasakan sakit yang luar biasa, sampe aku nggak bisa berjalan, aku kira ini adalah hispalsu usia kehamilanku yang makin tua. aku telpon Bidan, katanya iya benar, aku disuruh sabar menunggu. katanya masih sekitar tiga hari atau satu minggu lagi persalinannya, mengingat HPLku adalah tanggal 4 September 2012.

Singkat cerita, *hahaha.. (apanya yang singkat? :p) saat usia kandunganku 39 minggu aku priksa ke dokter kandungan di Klinik Rumah Bersalin Aisyiyah bersama Aby. saat USG, kata dokter keadaan bayiku sudah mapan berada dipanggul, tetapi kalung usus dan cenderung susah lahir plus ukuran panggulku yang sempit. rembugan bla bla bla dan konsultasi dengan dokter, serta curhat tentang riwayat penyakitku, akhirnya terucap satu solusi yaitu di suruh operasi caesar. oohh NO!! bagiku, SC adalah pantangan bagiku. prinsipku walaupun ini sangat memaksa dan sangat keras kepala, "Hidupku cuma sekali, sedari kecil aku diberi ujian menjadi orang yang penyakitan, aku bisa hidup sampai sekarang, aku bisa merasakan hamil, saat hamil juga aku bolak balik rumah sakit, aku berjuang untuk sehat jadi aku juga pengen bisa merasakan lahiran normal, dengan cara apapun yang penting bukan SC". ketika itu tawar menawar sengit dengan dokterpun terjadi (haha.. koyo nang pasar ae) dan dengan ngototku yang nggak mau SC. akhirnya dokter menawarkan "bagaimana kalo Normal tapi pacu? tapi.. Ibu harus yakin kalo ibu bisa dan percaya pada ALLAH ya insyaAllah ALLAH memudahkan".. dalam bathinku lega, dan terucap "yaeyalah mosok ora percoyo mbi sing gawe urip?"

Kamis dini hari, runyam-runyam di perutku makin terasa dan semakin sering, spontantly aku minta di anter ke Rumah Sakit, saat itu aku nggak mau ambil resiko, tapi yaa kembali dengan tekad dan niatku itu. jam 00.00 aku masuk ke RB, dengan niat pengen melahirkan Normal. dengan tekad bulat  aku ingin membuktikan kalo aku bisa menjadi wanita yang sempurna dimata suamiku. tapi aku memang belum beruntung, menunggu 24 jam lebih, ternyata belum nambah pembukaan yaitu masih pembukaan satu jari longgar. malam harinya setelah kurang lebih 26 jam aku merasa kesakitan, Ibuku bilang ke Bidan untuk lakukan SC saja, karena Ibuku sudah tidak tega melihat aku pucet dan nggak berdaya di ranjang, bahkan sesekali nafasku tersengal-sengal. Abypun setuju dengan Ibuku supaya aku SC saja. terlebih perasaan Aby saat itu yang carut marut menghawatirkan keadaanku dan si jabang bayi. Tidak cuma Ibu dan Aby, Bapakkupun menyuruh aku untuk tidak keras kepala, dan membujuk aku supaya mau lahiran SC. dengan alasan penyakit yang ada di dalam tubuhku membahayakan proses persalinan. dalam bathinku, kenapa mereka seperti itu? kenapa tidak memberi kesempatan buat aku bisa menjadi wanita sempurna dengan lahiran Normal? kenapa mereka juga seakan tidak percaya keajaiban dan pertolongan ALLAH?

Suasana malam itupun pecah, aku tetap ngotot dengan pendirianku untuk lahiran normal, dengan cara apapun. hmm.. akhirnya tidak ada pilihan lain bagiku untuk mau tanda tangan tindakan (pacu). singkatnya, pukul 23.30, aku mulai disuntik obat pacu. beberapa menit kemudian aku merasakan mulas-mulas, tapi hebatnya aku, aku masih bisa buka FB utnuk sekedar penghilang rasa sakit, hahaha... *kagak serius banget sih! :p
sampe sekitar jam 03.00 pagi, rasa runyam dan mulas itupun makin nyata. saat itu tidak ada kata lain yang terucap selain kalimat thoyibah menyebut asma Allah dan dzikir-dzikir sebisaku. pukul 07.00 di periksa Bidan, ternyata nggak nambah pembukaan. Ya Allah.. ada apa ini?? tidak nambah? terus apa fungsi obat pacu yang semalaman disuntikkan? lalu.. apa imbal balik dari sakit yang selama 8 jam aku rasakan? beehh... *emosi, :@

Aku emosi?? yo nggak lah.. aku terus berusaha menahan rasa sakit itu dan selalu berdoa kepada-Nya. pecaahhh suasana saat itu, tau nggak? Ibuku menangis, tak ketinggalan Aby yang mendadak pucat, Bapakku langsung ngomong, SC!
dalam hatiku, kenapa SC dan SC sih yang dari kemaren diucapkan?? aku nggak mau!!!!

Waktu sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi (Jumat, 31 Agustus 2012). disamping kiri ada Aby, disamping kanan ada Ibuku, dalam hatiku berbisik sebelum terlambat, dan aku nggak mau sampe terlambat, akupun meminta maaf kepada Aby dan Ibuku, mungkin selama aku hidup aku banyak salah, mungkin aku diberi rasa sakit dan susah melahirkan juga karena tulah atau ganjaran dari Allah,,paling tidak aku introspeksi diri, tidak mau menyalahkan siapa-siapa, tapi aku harus ngrumangsani kalo aku juga manusia yang banyak salah dan dosa, karena benar nyata saat orang mau melahirkan yang ada dalam pikirannya hanya kata "hidup" atau "mati". ya kan, Bund? hehe..

Runyam dan sakit itu pun sangat aku nikmati, yang tadinya dua menit sekali, menjadi satu menit sekali, kian cepat kian cepat menjadi persekian detik. Sambil tengok jam dinding yang ada di ruang tindakan, jam 08.45 kok belum lahir juga.. :(
sifat pesimis mulai menggrogoti perasaanku, SC tidak, SC tidak.. arrrghh.. brontak dalam hati, kalo aku mau di SC, rasanya sia-sia dan percuma aku merasakan sakit ini selama 10 jam lebih, saat itu Ibuku memeluk aku erat, seakan nggak mau lepas dan seakan benar-benar aku akan mati,, *uupps.. 
aku tengok Aby, tak henti-hentinya mulut aby berdzikir dan membacakan aku surat al-Insyiroh secara terus menerus. begitu pun aku yang tidak pernah berhenti berdzikir sebisaku, hmm.. yang aku ingat, saat aku baca dua kalimat syahadat, seketika itu pula Ibuku menangis. kira-kira apa yaa yang ada di pikiran ibuku saat itu? *tentunya karena rasa sayang Ibuku duonk.. makanya khawatir :)


ini cerita kok jadi panjang gini yaa?? hahaha.. bunda Niken bosen bacanya nggak yaa? wkwkwk..
ahh,, yang penting lanjut aja wes, mumpung NooFa juga belum bangun.. hehee

Kata Bidan sudah pembukaan lima, nggak lama lagi lahirnya. sabar.. tenangkan pikiran, bombong banget atiku karena Bidan bilang gitu, malah katanya kalo aku itu hebat, dan ngebantah saran dokter untuk SC pula.. hehe.. kata-kata itu yang membuat aku semakin semangat untuk membuktikan ke dokter kalo SC itu bukan satu-satunya solusi untuk aku melahirkan, masalah penyakit yang ada di dalam tubuhku itu dari Allah, kalopun Allah menghendaki aku bisa, kenapa dokter bilang nggak bisa??? yaa, kan?

"ayoo... tarik nafas... buang... tarik nafas... buang perlahan..." ucap Bidan saat itu
aku sih nurut ajah, yang penting hatiku nggak tidur untuk selalu ingat sama Allah dan selalu berdoa untuk dimudahkan.. waktu sudah menjukkan jam 09.10 menit. kata bidan sudah bertambah pembukaan menjadi pembukaan delapan, aarrgghh lamaaa... tapi aku ngrasa kalo ada bagian yang digunting gitu, dan aku ngrasa langsung perih banget. saat itu pula aby nggak kuat, diapun langsung keluar kamar. katanya sih mau sholat sunnah mutlak and baca surat maryam 3x dihususkan untuk aku supaya dimudahkan. tidak cuma orang-orang tersayangku yang panik di RB, keluarga yang ada di Kesesi dan Blorapun ikut mendoakan, terutama mertuaku.

Perjuangan itu benar-benar semakin aku rasakan, setelah itu ketuban pecah.. *prooott! kata bidan tak lama lagi, aku disuruh terus tarik nafas dan buang nafas. entah apa yang dilakukan bidan saat itu, yang aku tau aku capek banget, ngantuuuk banget, tanganku megang kakiku, dan disuruh ngejan, tapi aku bener-bener rasa kehabisan nafas, hhhhhhhfff.. tabung oksigenpun dipasang.. Ya Allah rasanya waktu berjalan begitu lambat :(

"kepala sudah kelihatan, rambut sudah kelihatan, ayoo ngeden sing kuat" teriak bidan
hiks,, aku berusaha untuk ngejan sekuat tenaga, berkali-kali gagal keluar karena nafasku tersengal-sengal, dan kepalanya masuk lagi... haahhhhh begitu terus sampe berkali-kali, aku nggak tau lagi harus gimana, Bidan yang satunya langsung ngetes detak jantung bayiku, alhamdulillah masih baik,. sesekali aku melihat wajah Ibuku, sangat penuh harap. aku melihat air mata terus meneter dari mata ibuku, akupun bilang ma ibu sambil merintih kesakitan, "aku minta tolong Ibu jangan nangis yah.. karena kalo Ibu nangis, nanti aku ikut nangis dan nafasku jadi tambah sesak"..
"nggeh, Pit,," jawab Ibuku menguatkan aku.
jarum jam terus berjalan, akupun terus berusaha mengeluarkan kepala anakku...
........dan... 09.25 kepala anakku berhasil keluar, tapi si bayi nggak langsung nangis, ternyata air ketuban sudah ada yang masuk. Bidanpun dengan cekatan memberi tindakan ke bayiku. Alhamdulillah dalam hitungan detik, bayiku menangis. 
semua sambut dengan gembira, lagi-lagi tak henti-hentinya aku ucap kalimat syukur alhamdulillah. Aby langsung mengadzani bayiku yang berjenis kelamin perempuan dan aku beri nama Noofa :D


RB tempat aku melahirkan, dan NooFa sesaat setelah lahir :D
saling ngemban :D

Yaahh.. sekarang aku sudah bisa menaklukan diriku sendiri, kini aku bener-bener nyata menjadi seorang ibu dan bisa melewati semua step-step untuk menjadi seorang Ibu dari menikah, hamil, melahirkan normal dan sekarang aku mengasuh , menyusui, merawat Noofa dengan penuh kasih sayang. Sungguh tidaklah mudah jika hanya membayangkan, tapi akan sangat mudah bila kita menjalaninya. apalagi jika dengan kebulatan tekad, ketulusan niat dan kemantapan hati serta percaya diri bahwa kita bisa menjadi apa yang kita impikan dan mewujudkan apa yang kita inginkan, sekalipun kadang bertentangan dengan apa yang seharusnya terjadi. seperti halnya aku yang sudah membuktikan walaupun aku penyakitan dan dianjurkan SC, tapi nyatanya aku bisa kan melahirkan normal walaupun dengan tindakan dan bantuan tabung oksigen :D

Tulisan ini diikutsertakan pada Lovely Little Garden's First Give Away

NB: maaf bunda.. kalo pengalamanku ndlewer-ndlewer.. hehehehe...
moga berkenan :D

ini ada video ngebedong NooFa waktu umur 4 hari..  hahahaha....

Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

Post a Comment