header cah kesesi ayu tea

Hilangnya Fungsi Perpustakaan Kampus


Buku tidak lagi menjadi barang yang penting bagi mahasiswa, akan tetapi kini buku menjadi kebutuhan skunder atau bahkan menjadi kebutuhan yang bersifat tersier bagi mahasiswa.

Fenomena tersebut jelas membawa dampak kepada semakin rendahnya minat dan budaya baca dikalangan intelektual kampus saat ini. Bukan rahasia lagi jika sekarang sulit untuk mencari aktivis mahasiswa yang benar-benar cerdas dalam sisi keilmuan, hal itu tak lain karena minimnya bacaan yang diperoleh oleh mahasiswa tersebut. Mereka cenderung menjadi aktivis jalanan dari pada menjadi aktivis sekaligus intelektual kampus.


Pendek kata mahasiswa telah kehilangan identitas diri sebagai inelektual muda. Salah satu faktor yang mengindikasikan adanya penurunan kualitas intelektual mahasiswa adalah sudah tidak berfungsinya perpustakaan kampus. Jika 5 atau 10 tahun yang lalu perpustakaan adalah jantung bagi suatu perguruan tinggi, namun saat ini perpustakaan tak lebih dari sekedar kuburan kampus, karena keberadaannya antara ada dan tiada.

Jika dulu perpustakaan merupakan kawah candradimuka bagi mahasiswa dalam mengembangkan keilmuannya, sebagai tempat diskusi dan berbagi ilmu pengetahuan dengan dosen dan juga teman mahasiswa lainnya. Namun saat ini tradisi tersebut kian luntur atau bahkan mulai hilang dari kampus. Yang telihat saat ini adalah swalayan dan mall merupakan tempat yang paling digemari dan dikunjungi oleh mahasiswa.

Keberadaan perpustakaan kampus yang mulai sepi karena semakin jarangnya mahasiswa yang berkunjung baik untuk membaca, berdiskusi atau meminjam buku merupakan sinyal kematian bagi suatu perguruan tinggi dalam hal keilmuan. Dan jika itu terjadi di semua perguruan tinggi di Indonesia, maka bisa dibayangkan betapa meruginya negara ini karena memiliki banyak generasi lulusan perguruan tinggi namun tidak berkualitas atau dalam kata lain disebut pengangguran terdidik.

Mengembalikan Fungsi Perpustakaan

Seperti sudah diketahui oleh siapa saja bahwa buku adalah jendela dunia, karena dengan membaca buku kita akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan dan wawasan yang sangat banyak sekali. Oleh sebab itulah sebagai mahasiswa yang nota benenya adalah akademisi dan calon intelektual, maka memiliki, atau minimal membaca buku merupakan sebuah keharusan kalau tidak dibilang suatu kewajiban.

Jika tidak memiliki cukup uang untuk membeli buku sebagai bahan bacaan, atau sebagai penunjang dalam perkuliahan, maka salah satu solusinya mahasiswa dapat pergi ke perpustakaan. Karena disanalah disediakan beragam referensi dengan berbagai macam literatur yang jika dibaca maka akan mendatangkan manfaat yang luar biasa bagi pembacanya. Jikalau pun ingin memiliki buku-buku tersebut maka mahasiswa bisa meminjam untuk di foto copy.

Disinilah sebenarnya peran vital sebuah perpustakaan bagi mahasiswa. Disamping menyediakan berbagai kebutuhan bahan bacaan dan referensi, perpustakaan juga dapat digunakan sebagai wahana dan tempat untuk berbagi ilmu dan pemikiran  baik untuk diskusi, debat dan lain sebagainya. Karena sesungguhnya perpustakaan kampus merupakan gudang keilmuan dari sebuah  perguruan tinggi. Jika perpustakaan benar-benar dapat dimanfaatkan oleh civitas akademika, terutama mahasiswa maka sudah dapat dipastikan akan lahir tokoh-tokoh besar dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda dengan segala produk pemikiran yang berbeda-beda pula. Dan tentunya hal itu akan membanggakan bagi perguruan tinggi yang bersangkutan, dan tentunya juga negara ini.

Oleh sebab itulah memberikan fasilitas yang memadai dan lengkap bagi sebuah perpustakaan di sebuah perguruan tinggi adalah sebuah keharusan. Baik dengan cara penambahan koleksi buku-buku, hasil penelitian, ataupun jaringan internet guna memudahkan pengunjung untuk dapat mengakses berbagai informasi yang tidak bisa ditemui dalam buku-buku yang disediakan oleh perpustakaan. Disamping itu juga kelengkapan fasilitas seperti ruangan yang ber AC, tempat untuk membaca, area untuk diskusi juga harus disediakan guna kenyamanan pemakai.

Jika hal itu dapat dipenuhi, maka perpustakaan dapat menjadi sebuah wahana rekreasi intelektual yang menyenangkan bagi mahasiswa. Sehingga dengan adanya upaya tersebut diharapkan akan semakin membantu mahasiswa untuk belajar lebih giat dan meraih cita-cita yang diinginkan.
Noorma Fitriana M. Zain
Noorma Fitriana M. Zain, seorang Ibu Rumah Tangga dengan dua anak perempuan yang cantik, hobby menulis dan berselancar di dunia maya, Ia berasal dari Kesesi - Pekalongan, dan kini domisili di Semarang. Lulusan Pascasarjana Unnes ini bercita-cita ingin menjadi Abdi Pendidikan yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Amin

Related Posts

Post a Comment